1 Tesalonika 5:16-18
"Bersukacitalah senantiasa.
Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 149; Wahyu 5; Ester 3-4
Buat orang-orang di Amerika, pada
setiap Kamis di minggu ke-empat bulan November, mereka akan merayakan perayaan
Thanksgiving. Hari Thanksgiving biasanya dirayakan oleh sekeluarga dan
teman-teman terdekat sebagai waktu untuk refleksi dan bersyukur atas setiap hal yang telah kita alami belakangan ini.
Doa dan rasa syukur dipanjatkan,
mereka akan bersyukur atas perkenanan Tuhan sepanjang tahun itu. Momen seperti
ini menjadikan hari Thanksgiving sebagai sebuah perayaan yang hangat bagi
kebanyakan keluarga di Amerika. Santapan wajib yang perlu disajikan pada masa Thanksgiving adalah kalkun dan pie labu.
Perayaan Thanksgiving ini
menjadikan sebuah pengingat buat setiap kita untuk menghitung kembali berapa
banyak kita telah bersyukur dalam menjalani kehidupan ini. Seharusnya, rasa
syukur ini tidak hanya sebagai sebuah perayaan. Kita perlu mengucap syukur
dalam segala hal, setiap detiknya, seperti pada ayat 1 Tesalonika 5:16-18 di atas.
Seringkali, kita mengucap syukur
hanya pada hal-hal baik yang terjadi. Padahal, Alkitab selalu mengingatkan kita untuk bersyukur dalam segala hal.
Apakah hal ini berarti harus bersyukur saat
mendapati mobil kita mogok? Dalam keadaan seperti itu, seharusnya kita
bersyukur karena kita tidak terluka atau kecelakaan saat kondisi demikian. Tuhan tidak membiarkan kita mengalami hal sulit tanpa alasan.
Kesulitan pekerjaan, kehilangan
kerabat, penyakit, atau hal lainnya juga merupakan sesuatu yang perlu kita
syukuri. Rasanya sulit untuk mengingat pesan Tuhan ini dalam keadaan seperti
itu. Namun, Tuhan tidak mengatakan kalau mengucap syukur atas kejadian buruk yang menimpa kita.
Ia mengetahui betul kalau sebagai manusia, kita
sangatlah rapuh, mudah sekali terluka, kehilangan harapan, bahkan
berlarut-larut dalam kesedihan. Tuhan juga tidak mau kita sebagai anakNya terluka dan mengalami hal
buruk seperti itu. Namun, Ia tetap mau kita mengucap syukur atas keadaan tersebut.
Pada usia kehamilan saya yang ke-20, dokter mengatakan kalau bayi yang sedang saya kandung ini mengalami sebuah sindrom yang sangat jarang dialami oleh bayi kebanyakan dan persentasi kehidupannya sangatlah kecil.
Baca juga:
Memberi Dengan Sukacita, Apa Artinya Bagi Orang Kristen?
Tahukah Darimana Datangnya Sukacita Itu?
Mereka tidak yakin kalau bayi ini
akan selamat pada masa persalinan nanti. Setelah mendapatkan kabar tersebut,
setiap harinya dipenuhi oleh ketakutan, khawatir, doa dan pengharapan. Lewat
keadaan sulit pada masa persalinan, anak perempuan saya lahir dengan kelainan
pada paru-parunya. Baik suami maupun saya, dengan waktu yang sangat singkat, masih bisa berbagi kasih dan mencintai buah hati kami ini.
Kehilangan anak merupakan suatu
hal yang sangat menyakitkan dan tidak bisa disebutkan bagaimana sulitnya masa
tersebut. Kesedihan tersebut nyaris membuat dada saya sesak dan sangat terluka.
Namun disaat-saat demikian, saya mendapati diri melakukan sesuatu hal yang aneh.
Saya mengucap syukur. Saya
bersyukur kalau anak perempuan yang saya berinama Caitlin itu selamat dalam
masa persalinan, sehingga saya bisa menghabiskan beberapa waktu bersamanya.
Saya bersyukur buat orang-orang yang ada di sekitar kami, suster dan para
dokter yang membantu kami semua. Kami semua merasakan kehadiran Tuhan dalam ruang persalinan tersebut.
Meskipun tidak semua dari mereka
mengetahui dan menyadari hal ini, namun saya bisa melihat damai sejahtera dan
sukacita dari mereka sesaat setelah Caitlin lahir. Mereka menyadari kalau keluarga kami 'berbeda' dengan orang kebanyakan.
Saya mengucap syukur karena nama
Tuhan dipermuliakan selama masa-masa duka ini. Meskipun dalam waktu yang
singkat, saya bersyukur atas waktu yang Tuhan berikan untuk bersama dengan
putri kecil kami sebelum akhirnya Tuhan memanggilnya. Dalam kemalangan dan
kesedihan tersebut, saya
mengucap syukur atas setiap keadaan yang dialami.
Mungkin saat ini kamu adalah satu
dari ribuan orang yang kehilangan pekerjaan, mungkin kita mengalami banyak
kerugian dalam bisnis, atau kehilangan orang terkasih dalam waktu dekat ini. Bagimu, ini adalah masa duka dan kehilangan.
Ingatlah kalau kita selalu punya
pengarapan yang tidak akan pernah mengecewakan. Kita punya Bapa yang mau
mendengarkan dan memahami isi hati kita. Ia sendiri yang akan memberikan
penghiburan buat kita. Ia berjanji tidak sedetikpun akan meninggalkan kita. Kasihnya sangat luar biasa buat kita.
"Sepanjang malam ada
tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai. Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari.." (Mazmur 30:5b dan Mazmur 30:11a).
Setiap kita pasti punya sesuatu
untuk disyukuri. Sebab Tuhan kita baik. Ia memberikan kasihNya yang melimpah
untuk kita semua.
Hak cipta © Michele McLean, digunakan dengan izin.
Baca juga:
Kunci yang Benar Agar Kita Memiliki Sukacita Dan Damai Sejahtera
Di Balik Sukacita Natal, Rupanya Ada Kabar Buruknya. Apa Itu?