Yehezkiel 22: 30
Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok
atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan,
tetapi Aku tidak menemuinya.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 3; Wahyu 89; Ezra 7-8
Beberapa tahun lalu selepas melewati operasi, aku menemukan arti
pentingnya berdiri teguh dan berdoa bagi orang lain. Ada hari-hari dimana aku
merasa dalam kondisi buruk. Aku merasa lemah dan tak berdaya. Tentu saja, penderitaanku
bukan soal seberapa mengerikannya penyakit yang aku alami. Tapi aku merasatak
punya rasa empati kepada orang-orang yang menderita. Juga ada hari-hari dimana aku
tak tergerak untuk melakukan pendalaman Alkitab atau berdoa. Satu-satunya hal
yang ingin aku lakukan adalah hanya ingin berbaring diam dan berharap hari itu akan berlalu dengan cepat.
Awalnya, aku merasa sangat bersalah karena gak mau
menghabiskan waktu bersama Tuhan. Tapi setelah Tuhan membawaku melewati masa itu,
aku menyadari kalau Dia mengingatkanku soal konsep yang sangat penting yaitu doa
syafaat dan berdiri teguh untuk orang lain. Setelah operasi yang kujalani selesai,
banyak orang yang bilang kepadaku “Aku berdoa untukmu.” Kata-kata ini sangat memberkatiku
karena aku tahu kalau orang bisa berdoa untuk dirinya sendiri. Aku juga tahu kalau doa-doa itu sangat manis bagi Tuhan.
Nabi Yehezkiel juga menyampaikan hal yang sama di Alkitab.
Katanya, “Aku mencari di tengah-tengah
mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri
itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya.” (Yehezkiel 22: 30)
Meskipun ayat ini bicara soal dosa-dosa Yerusalem, aku
percaya kalau kita punya ijin untuk menerapkannya secara langsung ke dalam
kehidupan kita. Ini adalah ayat yang sangat menyedihkan karena Yerusalem saat
itu dalam keadaan yang menyedihkan dan mengerikan. Tuhan sendiri bahkan mengatakan
melalui nabinya Yehezkiel kalau Dia sedang mencari seseorang yang akan berdoa
syafaat bagi Yerusalem dan melakukan apa yang diperlukan untuk keselamatan
bangsa itu. Tapi Dia mendapati dirinya gak menemukan seorang pun yang akan bersyafaat atas kota dan bangsanya.
Ada kalanya kita dalam kondisi sedih karena penyakit atau keadaan
hidup dan kita butuh doa orang lain untuk menguatkan dan mendorong kita. Kita mungkin
bahkan gak bisa berdoa untuk diri kita sendiri karena keadaan kita. Pada saat
itulah aku percaya Tuhan memanggil orang Kristen untuk secara khusus berdoa untuk
orang lain. Doa semacam ini memang butuh komitmen dari orang yang akan berdoa itu
sendiri. Itu bukan hanya doa sekali waktu saja. Tapi doa ini lebih kepada permintaan
yang dibawa kepada Tuhan secara berulang-ulang sampai orang yang kita doakan memperoleh hasilnya.
Doa syafaatku akhirnya berubah karena hasil pengalamanku. Aku
menganggap hal itu sebagai suatu kehormatan dan kewajiban untuk bisa berdiri teguh
bagi mereka yang membutuhkan. Aku berharap supaya kamu juga bisa berdiri dan berdoa untuk orang lain.
“Mengenai
aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan
kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus.” (1 Samuel 12: 23)
Di tengah penderitaan kita sekalipun, tetaplah berdiri dan berdoa untuk orang lain
Hak
cipta Leah Adams, diterjemahkan dari Cbn.com