2 Korintus 3:17,
"Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan."
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 123; Yudas 1; Yeremia 48-49
Saya selalu pergi bekerja
dan berkendara sambil melewati jalan-jalan desa yang kadang-kadang penuh dengan
kotoran dan bulu ayam, dan suatu pagi saya melihat seekor domba terjebak di
sebuah pagar. Hewan itu berdiri terpisah dari kawanan domba lainnya, kuku depannya terjepit di antara pagar.
Aku pun parkir di pinggir
jalan karena waktu itu hujan sedang turun dan berjalan ke arah seekor kambing
yang sedang menarik kukunya sekuat tenaga serta mencoba melepaskan diri dengan tanduknya tersebut.
Mempertimbangkan hewan buas
lain yang nantinya memakan si domba, saya pun menangkap domba tersebut melalui
tanduknya. Ketika saya mencoba untuk memutar dan mendorong tanduk-tanduk itu
melalui pagar persegi kecil itu, si domba menolak setiap usaha yang saya lakukan untuk membantunya.
Kami lalu bergulat satu
sama lain sampai saya basah kuyup dan saling marah, serta saling menatap mata
yang sama-sama dingin dan tak terkatakan, hal itu berlangsung selama setengah jam, dan saya bertanya-tanya, kenapa si domba menolak untuk dibebaskan?
Kemudian seorang petani
keluar. Saya benar-benar menyaksikan dengan heran, bagaimana dia dapat
mendorong hidung binatang itu dengan lembut sehingga tanduknya keluar lebih dulu. Dan dalam tiga detik, saya melihat kambing itu kembali ke kawanannya.
Kemudian si petani itu berbalik dan menatap saya, seolah saya adalah seekor domba juga.
Dalam pikiran saya,
"Mbeeeekkk," kepada sang petani tersebut dan saya bersyukur kepada
Tuhan bahwa saya adalah kawanan domba-Nya, karena saya tahu bahwa Tuhan bersama kita di dalam setiap pergumulan hidup yang dihadapi .
Dia menunggu saya dan kamu
untuk memanggil-Nya. Setelah menguras tenaga dan memandangnya, kita akan mengalami ayat itu dalam 2 Korintus 3:17,
"Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan."
Kekeraskepalaan kita kadang
seperti seekor kambing yang nggak mengikuti petunjuk. Ini adalah kambing yang
terdapat di dalam diri orang tuamu yang makin menua yang sedang berlomba-lomba
ke surga - yang satu hidup tidak bisa lepas dari rokok, dan yang lainnya dengan
diabetes yang mana ketika kamu bicara makan salad, mereka justru malah menolak.
Kekeraskepalaan adalah
domba yang ada di dalam kita semua, ketika kita bersikeras memperbaiki masalah
yang nggak pernah ada jalan keluarnya karena nggak ada kebijaksanaan dan kekuatan untuk memecahkannya. Dan hanya doa yang bisa menyelesaikannya.
Kita nggak harus terus
mengusahakan kehidupan kambing kita dengan memaksakan diri untuk mencari solusi dengan kekuatan sendiri.
Yeremia 7:24 mengatakan :
"Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian,
melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan belakangnya dan bukan mukanya."
Ketika kita memberikan
masalah kita, kepada Tuhan melalui doa kita, maka kita akan menyerahkan keras kepala kita kepada-Nya. Dan kita akan menemukan kebebasan.
Tuhan, terimakasih sudah
menyelamatkan kami dan memberikan kami kebebasan. Bukan hanya untuk diri kami,
bahkan kebebasan untuk berdoa bagi orang lain juga. Kebijaksanaan-Mu melebihi
kebijaksaaan kami. Meskipun kami sering berdiri dengan kekerasan kepala kami,
Engkau tetap ada dengan kelembutan-Mu. Terimakasih sudah menjadikan kami domba
di padang rumput-Mu. Tolong bantu kami melepaskan tanduk kehidupan sehingga kami bisa berdoa. Karena Engkau sendiri adalah Tuhan atas segalanya. Amin.
Hak cipta © 2018 Laurinda Krotish, digunakan dengan izin.