Bukannya Menghindari, Halloween Harusnya Jadi Hari Dimana Yesus Dikenalkan ke Semua Orang
Kalangan Sendiri

Bukannya Menghindari, Halloween Harusnya Jadi Hari Dimana Yesus Dikenalkan ke Semua Orang

Lori Official Writer
      3380

Pengkhotbah 11: 6

Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 127; Yohanes 4; Yeremia 30-31

Aku ingat kemarin. Samuel, putraku yang berusia tujuh tahun bersiap-siap mengenakan kostum Halloween.

“Bu, bisakah aku memakainya sekarang? Tolong, bisakah aku memakainya bu?”

"Setelah makan malam,” ucapku.

Pizza, menu makanan siap saji sudah jadi tradisi Halloween untukku dan anakku.

Setelah kami makan, Samuel bergegas ke kamarnya, mengenakan kostumnya yang menakutkan dan menyambil tasnya.

“Sayang, apakah kamu mengerti kalau kamu hanya bisa masuk ke dalam lingkaran kondomium dimana aku bisa melihatmu,” terangku.

? ?Iya bu. Aku janji,” katanya sambil menukik ke luar pintu.

Samuel semakin tak terkontrol. Sementara aku perlu terus mengawasinya, aku juga mau memberi permen kepada semua anak-anak yang akan datang.

Saat Samuel kembali, raut wajahnya membuatku sedih.

? ?Nak, ada apa?”

Dia melempar tas sulap manisannya yang kosong ke sofa. “Tidak ada yang mendatangiku,” ucapnya kesal.

Itulah salah satu dari ‘Mommy Momen’ yang tak bisa aku atasi. Aku sedih sekali.

Kenapa tidak ada anak yang datang?

Kami adalah pedatang baru di kota ini, jadi aku memang tak merasa nyaman membawanya ke rumah tetangga yang belum aku kenali. Tapi akhirnya kami pun melakukan hal terbaik saat itu. Kami berkumpul bersama dan menonton film.

Tahun-tahun berlalu. Waktu terus berubah. Halloween berubah. Putraku, Samuel, sudah tumbuh dewasa.

Ada banyak penekanan soal Halloween yang dikenal sebagai hari libur kaum pagan. Kadang, prang-orang Kristen didesak tidak mengikuti acara ini.

Lalu aku bertanya, ‘Jadi Tuhan, apa yang harus kami lakukan di perayaan Halloween ini?’

Aku dan suamiku Brian tinggal di lingkungan yang penuh dengan anak kecil. Apa yang harus kami lakukan?

Kami akhirnya menemukan jawabannya. Kami mematikan lampu dan bersembunyi di labu-labu kuning kecil kami. Kami bisa mendengar suara anak-anak dan orangtua mereka yang diredam ketika mereka sedang berbicara dan tertawa saat mencari camilan.

Brian dan aku tetap diam. Rumah kami gelap.

Apakah bersembunyi dalam gelap di malam Halloween adalah solusi yang tepat?

Tentu saja tidak!

Kami benar-benar sangat terganggu.

Aku masih bisa merasakan kekecewaan dari putraku saat tak seorang anak pun datang ke pintu rumah kami selama bertahun-tahun ketika hari Halloween tiba. Sekarang, aku tak ingin menjadi orang yang mengecewakan anak-anak kecil lainnya.

Dalam Yeremia 15: 19 dikatakan, “Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka.”

Jelas kami tak ingin siapapun terpengaruh dengan cara kami bersembunyi di tengah kegelapan.

Setelah saat itu, aku dan Brian berdoa tentang cara yang tepat untuk menghadapi Halloween.

“Tuhan bagaimana kamu mau kami mengatasi liburan ini? Aku percaya Halloween adalah seperti liburan anak-anak di mana orangtua dan anak-anak di lingkungan itu bersenang-senang bersama. Tapi sekarang, apakah partisipasi kami berarti berkompromi dengan sesuatu yang buruk? Aku tak berpikir begitu, tolong bimbing kami Tuhan,” demikian kami meminta petunjuk dari Tuhan.

Setelah doa itu, kami mulai diberi pengertian yang baru lewat satu ide sederhana. Kami pergi ke toko dan membeli tas kecil dan banyak permen. Kemudian kami membeli brosur Kristen untuk dimasukkan ke dalamnya. Kami memilih yang terbaik yang bisa kami temukan untuk anak-anak.

Aku dan Brian mengemas permen dan brosur. Kami menghiasi pintu kami dengan karangan bunga dan meletakkan boneka jerami dan labu di dekat keranjang kami. Kami menyalakan lampu dan siap menyambut Halloween.

Sejak kami merayakan Halloween, kami tinggal di beberapa negara bagian yang berbeda. Dalam delapan tahun terakhir, kami memiliki sekitar 750 anak yang datang ke rumah dan menerima bingkisan tas itu. Tidak ada liburan lain dimana Brian dan aku membagikan begitu banyak traktat tentang Yesus, selain dari perayaan Halloween.

Kami percaya brosur-brosur itu berpotensi untuk menjadi benih kecil yang hidup bagi Yesus, mungkin ratusan dari anak-anak yang menerimanya akan terus bertambah dari tahun ke tahun.

 

Hak cipta Donna Riner Weber, diterjemahkan dari Cbn.com

Ikuti Kami