Kursus Singkat Untuk Menjadi Seorang Gembala Domba
Kalangan Sendiri

Kursus Singkat Untuk Menjadi Seorang Gembala Domba

Contasia Christie Official Writer
      917

Mazmur 23:1

“Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.”

 

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 124; 2 Tawarikh 36:11-21; Yeremia 27 

Saya telah membaca buku berjudul “A Shepherd Looks at Psalm 23” yang ditulis oleh W. Phillip Keller. Meskipun teman saya memberikannya kepada saya beberapa tahun yang lalu,  buku itu belum saya baca sampai saat ini.

Karena dalam rentang waktu empat minggu, enam anak domba telah lahir di tanah pertanian kami.

Tiba-tiba.

Tapi jangan menghakimi.

Ketika kami membeli dua ekor domba pertama, penjual memperkirakan domba-domba itu mungkin hamil, tetapi mereka tidak hamil. Beberapa bulan kemudian, kami membeli dua domba betina muda dan seekor jantan. Berumur enam bulan, kata pemiliknya.

Kurang dari lima bulan kemudian, saya menerima telepon dari suami saya. Saya melompat-lompat di panggung gereja kami saat menerima berita mengejutkan itu.

"Apa yang salah?" Sang direktur musik tampak khawatir saat kami berlatih untuk Minggu pagi.

“Domba betina muda milik kami melahirkan!” Saya berteriak, sambil bertepuk tangan.

Apa yang tidak kami harapkan, ternyata ada lima domba lagi mengikuti yang  lahir hampir tepat satu minggu kemudian.

"Sebut saja ‘Kamis hari melahirkan domba,’" Tom menambahkan.

Katakan saja Tom dan saya telah mengikuti kursus kilat dalam penggembalaan.

Jadi, buku Keller tadi. Hal tersebut berhubungan dengan peternakan domba dan perawatannya dan hubungannya terhadap kehidupan rohani kita.

Domba tidak memiliki cara pertahanan alami kecuali melarikan diri dari pemangsa. Mereka membutuhkan perlindungan. Di situlah Molly masuk. Dia adalah Anjing Penjaga Peternakan. Besar, berbulu dan ramah, sekalipun sedang menjaga ayam-ayam, secara naluriah, ia berlari ke arah domba-domba yang baru lahir itu.

Saat anjing seberat seratus pon kami berlari luruh ke arah anak-anak domba itu untuk menyambutnya ke dunia, sang induk berdiri tegak, mengamati binatang bertaring kami, dan menghentak-hentakkan kakinya.

Itu adalah caranya menjaga diri.

Menyedihkan.

Hal yang mirip terjadi ketika saya mengambil alih (kendali dari Tuhan -red) untukmelindungi barang-barang saya atau reputasi saya atau masa depan saya, itu seperti saya sedang menghentak-hentakkan saya untuk mengusir ancaman. Pada akhirnya, tidak ada yang bisa saya lakukan untuk melindungi diri saya sendiri.

Tetapi saya memiliki Gembala yang Baik. Dan Dia melindungi domba-domba-Nya. Bukan dari semua bahaya — seringnya domba bodoh ini membutuhkan pelajaran yang baik dan itu hanya dapat dipelajari dari kegagalan. Dan saya sering gagal.

Tetapi ketika saya melakukannya, Dia selalu datang menolong. Saya bersyukur atas perlindungan Gembala Yang Baik ini.

Domba membutuhkan persediaan juga. Padang rumput 8 hektar kami hijau dan berbukit - penuh dengan rumput manis dengan air segar tersedia bagi mereka setiap saat. Mereka memiliki semua yang mereka butuhkan. Sering kali, ketika saya tiba di rumah dari kantor, saya akan melihat ternak kecil kami yang puas, merumput, atau berbaring. Mereka memiliki semua yang mereka butuhkan.

Saya memiliki semua yang saya butuhkan juga, kadang-kadang saya tidak tahu itu. Terkadang saya menginginkan sesuatu ketika saya seharusnya merasa puas.

(1 Timotius 6: 6) menyatakan,

"Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.” 

Baru-baru ini, saya telah bersyukur kepada Tuhan karena tidak memberi saya apa yang saya inginkan. Ketika saya melihat kembali, apa yang saya inginkan adalah kebalikan dari apa yang saya butuhkan. Hanya waktu dan kekekalan yang akan menunjukkan bagaimana Gembala yang Baik menyediakan bagi kita - terlepas siapa kita.

Sebelum ada hukum mengenai sabuk pengaman, sebagai anak muda, ketika naik mobil dengan ayah saya, saya bersandar padanya dan kami akan bernyanyi. Favorit kami adalah "Ada Sembilan Puluh Sembilan." Lagu ini berbicara tentang Raja-Gembala Agung kita. Dia meninggalkan kawanannya dan melakukan perjalanan yang sangat jauh untuk menyelamatkan seekor domba yang berkeliaran dan bersukacita ketika domba yang bodoh itu ditemukan.

Itu aku.

Dan Dia adalah Gembalaku yang baik.

 

Hak cipta © 2018 Pauline Hylton, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami