Keluaran 33: 14
Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan
memberikan ketenteraman kepadamu."
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu120[/kitab]; [kitab]Yehez48[/kitab]; [kitab]Yehez29[/kitab]; [kitab]Yehez30[/kitab]
“Benda-benda mati tak punya sifat yang dimiliki manusia!” Ucap temanku dengan kukuh.
Tapi tadi
malam, aku mendengar ombak berbisik. Aku memang tak melihat wujudnya, tapi suara itu memanggilku dari seberang. “Beristirahatlah, tenanglah di dalam sapuan samudra.”
Tiga tahun sudah
aku lalui. Ada banyak hal yang terjadi, mulai dari yang baik sampai yang sulit.
Tapi tak satupun diantaranya yang kelihatan mudah. Kerja keras dan stress menyertai sepanjang masa-masa itu.
Aku keluar dari
pantai, kemudian menyelinap ke tepi pantai. Pria dan wanita berdiri di pinggiran
pantai, memegang senter dan saringan ditangan mereka. Jam menunjukkan pukul 04.00
subuh. Udara dingin menusukku. Aku sadar kalau hatiku begitu lelah. Aku butuh istirahat fisik dan juga spiritual.
Kelelahan terdiri
dari beragam bentuk. Fisik pun tetap membutuhkan istirahat untuk keseimbangan. Ombak mendorong kakiku jauh ke dalam pasir tanpa ragu. Tapi aku tetap merasa masih begitu lelah.
Si iblis tampaknya
tak mau kalau aku dalam kondisi baik. Dia menyerangku dengan brutal memakai kondisiku
supaya aku bekerja lebih. Dia tahu kalau aku sudah menyelesaikan tugasku. Tapi waktu aku berkata ‘tidak’, dia merengek seperti anak yang marah dan aku kehilangan jiwaku.
Yesus tahu
betul rasanya yang kita alami saat kita sudah bekerja keras dan bagaimana harusnya
mengatakan ‘tidak’ kepada si iblis. Dia harus memaksa tubuh-Nya untuk terus bekerja
meskipun sudah waktunya untuk beristirahat. Dia kadang harus naik ke perahu untuk
melayani kerumunan orang yang memohon kata-kata penyembuhan dan jamahan-Nya. Dia
bekerja sampai Dia kelelahan. Tapi Yesus tetap punya waktu untuk menyendiri bersama
Bapa-Nya. Yesus membutuhkan istirahat dan penyegaran kembali. Dia mencari keduanya saat kesendirian-Nya, dalam kehidupan doa.
Yesus
sendiri butuh istirahat. Dia mengatur waktu kerja yang baik. Bahkan saat Dia sudah
bekerja keras, Dia tetap memilih menyisakan satu hari untuk beristirahat. Allah
juga melakukan hal yang sama ketika Dia menciptakan segala sesuatunya. Dia beristirahat
pada hari ketujuh kemudian memerintahkan anak-anakNya untuk melakukan hal yang sama (Keluaran 16: 23a).
Hal ini dilakukan-Nya
supaya kita mengembalikan tubuh dan pikiran kita kepada-Nya.
Waktu kelelahan mengalahkanmu, dengarlah hembusan angin sepoi-sepoi, sapuan samudra, aliran arus sungai. Tuhan memanggil kita untuk mencari kesegaran di dalam Dia. Dia meminta kita untuk taat. Yesus rindu kita meringkuk di dalam pelukanNya dan beristirahat dengan tenang. Jadi, nikmatilah istirahatmu dengan tenang di dalam Dia.
Carilah ketenangan dan kesegaran di dalam Tuhan, bukan
justru memenuhinya dengan kenikmatan dunia