Kejadian 26: 22
"Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata: "Sekarang TUHAN telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini."
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 117; 1 Yohanes 1; Yehezkiel 40-41
Tak ada yang menyenangkan saat berkonflik. Karena konflik bisa jadi penghalang pertumbuhan kita dalam hidup. Ishak, putra Abraham pernah ada dalam masalah ini.
Sama seperti Allah memberkati Abraham, bapanya, Allah juga memberkati Ishak dengan melimpah sepanjang hidupnya. Allah lah yang menyertainya saat Ishak harus meninggalkan negerinya karena masa kelaparan menuju Gerar (Kejadian 26: 1-20). Ishak pun tinggal di sana bersama istrinya, Ribka dan orang-orangnya.
Raja Gerar, Abimelekh pun membiarkan dia untuk tinggal. Maka menaburlah Ishak di sana dan dalam setahun dia memanen gandum seratus kali lipat. Dengan hasil panen itu, diapun membeli banyak kawanan domba dan kambing, lembu sapi dan pelayan. Hal itupun menimbulkan kecemburuan dari orang-orang di negeri itu (Kejadian 26: 12-14).
Tak cuma itu, Ishak juga mulai menggali sumur-sumur yang pernah digali Abraham di sama. Dan dari sumur-sumur itu mengalirlah air. Tapi keberhasilan Ishak pun semakin menimbulkan rasa cenburu di hati raja Abimelekh sehingga dia mengusir Ishak dan orang-orangnya dari negeri itu.
Ishak lalu berkemah di lembah Gerar, tempat yang diharap bisa memberi mereka kedamaian. Di sana diapun menggali sumur dua kali dan menemukan air di sana. Tapi hal itu membuat konflik antara Ishak dan orang Filistin semakin memanas. Orang-orang Gerar pun mengklaim air itu sebagai milik mereka.
Ishak akhirnya memilih untuk menyerahkan sumur itu dan menggali sumur di lokasi lain. Kali ini, orang Filistin tak lagi mempertentangkan sumur tersebut. Itu sebabnya Ishak menamai sumur itu Rehobot, yang artinya ‘perluasan’.
Tentang sumur Rehobot, Ishak mengatakan kepada semua orang-orangnya. “Sekarang Tuhan telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini.” (Kejadian 26: 22)
Setelah dari sana, merekapun bertolak ke Bersyeba. Di sanalah mereka menetap dan hidup dengan damai.
Dari kisah ini, kita tahu bahwa Ishak berulang kali harus menghadapi konflik dengan orang-orang di Gerar. Tapi dia memilih untuk mengalah dan meninggalkan mereka. Dia melakukan tindakan itu sampai mereka mendapat air dari sumur Rehobot yang sama sekali nggak menimbulkan pertentangan dari orang Gerar.
Tindakan mengalah yang ditunjukkan Ishak membuatnya terlepas dari konflik dan terus maju menuju tanah yang penuh damai di Bersyeba. Allah memberkati dia dan seluruh orang-orangnya dengan hidup yang penuh damai.
Kita adalah orang yang rentan menghadapi konflik. Saat kita menghadapinya, kita sering memilih memerangi konflik itu dengan kekerasan atau tindakan melawan. Cara ini tentu saja nggak bakal pernah bisa menciptakan perdamaian.
Untuk itulah, penting bagi kita untuk merespon dengan cara Ishak. Dengarkanlah suara Tuhan dan ikuti arahan-Nya. Carilah kedamaian dengan cara Tuhan sendiri.
Mungkin kamu saat ini sedang menghadapi konflik dengan orang lain? Ikutilah himbauan dari Rasul Paulus ini.
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.“ (Kolose 3: 13)
Temukanlah sumur Rehobotmu supaya kamu bisa mengalami hidup dalam damai dan sukacita.
Tindakan yang salah melahirkan konflik, tapi tindakan yang benar melahirkan damai