Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu116[/kitab]; [kitab]iipet3[/kitab]; [kitab]yehez38-39[/kitab]
Mary menyisir helai demi helai rambut yang rontok. Bayangan keungu-unguan tampak di cekungan matanya. Lututnya retak saat ia membungkuk untuk mengambil bungkus permen dari lantai dasar. Bunyi ketukan memanggilnya menuju ke pintu.
Tommy yang berusia lima tahun menyapa dia dengan nama Mama-Mary, sebuah nama panggilan yang diberikan oleh anak-anak di lingkungannya.
Bibirnya yang pecah membentuk suatu senyuman lemah. "Semua anak ada di belakang, seperti biasa. Aku akan membawa kudapan. "
"Terima kasih." Tommy dengan segera melewatinya. Sepatu ketsnya membuat lintasan berlumpur melewati ruang tamunya. Pintu belakang pun ditutupnya dengan keras saat hendak berjalan keluar.
Dia pun berjalan dengan kaki terseret menuju dapur. Tak lama kemudian ponsel yang berada di sakunya berdering. Wanita senior ini pun menjawab sambil menguap. "Maaf, saya tidak cukup tidur. Dengar, saya tidak dapat membuat pelajaran Alkitab malam ini. Terlalu banyak yang harus dilakukan di sekitar rumah." Nyanyian lapar menarik perhatiannya ke pemandangan di luar jendela dapurnya. "Harus pergi. Aku akan meneleponmu nanti."
Dengan tangan gemetar, Mary menggenggam teko dan nampan kue. Dia berjalan dengan kaki terseret ke halaman belakang. Lengannya yang gemetar goyah dan bebannya menempel ke meja piknik. Kerumunan wajah muda kabur di hadapannya. Dengan terguncang, dia tersandung kembali dari meja. Piring berputar di kakinya. Dia menekan dahinya dan ambruk ke lantai.
Suara seorang anak membangunkan kesadarannya. "Tidak ada limun, Mama-Mar. Kamu tidak mengisi tekomu."
Baca Juga: Wow, Dewan Kota San Diego Izinkan Penginjil Morris Cerullo Bangun Replika Tembok Ratapan
Meskipun kita tidak pernah berperan sebagai ibu di lingkungan Mary, kebanyakan dari kita dapat memiliki koneksi dengan perasaan terkuras akibat tuntutan eksternal. Apakah kita memiliki seorang anak kecil di rumah, kerabat yang membutuhkan, atau orang tua yang menua untuk dibantu, masalah keluarga kerap mengharuskan kita memiliki waduk spiritual dan emosional yang cukup besar. Karir, pelayanan, dan kewajiban sosial pun seperti itu. Kita bisa mencurahkan diri dan membuat diri kita kosong. Konsekuensi dari membiarkan tekanan eksternal ini dapat mengancam nyawa kita.
Kristus memberikan teladan akan pentingnya mengisi bejana kita. Tuhan mengambil waktu dari pelayanan singkatnya selama tiga tahun untuk berdoa di tempat yang sepi. Meskipun begitu banyak orang membutuhkan yang mengikutinya, Ia selalu menyempatkan diri untuk melakukan penyegaran rohani dengan Bapa-Nya.
Sebagai manusia biasa, kita membutuhkan perawatan jiwa lebih banyak lagi. Sebelum memadamkan kebutuhan orang lain, kita harus mengisi kolam yang ada di dalam kita. Jika tidak, kita akan muncul dengan kendi kosong dan tidak ada yang bisa ditawarkan kepada anak-anak Allah di sekitar kita.
Kita dapat mengikuti teladan Kristus dengan mengukir waktu untuk doa dan revitalisasi. Beberapa dari kita hanya memiliki waktu luang. Namun itu bukan berarti kita tidak bisa melakukannya. Kita mampu jika kita mau menyesuaikannya. Kita perlu menjadwalkan waktu untuk makanan jiwa, dengan prioritas yang sama kita berikan pada makanan sehari-hari.
Sarapan rohani memberi arti penting bagi kesehatan kita sehari-hari. Mengorbankan momen pertama di hari itu membawa keuntungan yang menakjubkan. Tuhan melengkapi kita dengan waktu yang cukup untuk tugas penting di zaman kita saat kita berhubungan dengan-Nya terlebih dahulu.
Carilah juga solusi memasukkan makanan ringan untuk menjaga vitalitas spiritual sepanjang hari. Jika kebisingan lingkungan menimbulkan gangguan, cobalah gunakan headphone, temukan kamar mandi, atau pergilah ke luar untuk berjalan-jalan.
Bersikeraslah pada waktu-waktu suci ini, terutama dengan mereka yang berjuang untuk menghormatinya. Yesus tidak meminta izin pergi sendiri untuk mendapatkan waktu berdoa lebih dari apa yang dia dapatka. Hari-hari kita bersama Tuhan, memberi makan dan mendukung kita dengan cara yang lebih signifikan daripada makanan tiga hari sekali yang kita konsumsi.
Tuhan, segarkan semangat kami dengan kehadiran-Mu. Ingatkan kami untuk menjadwalkan waktu dengan-Mu dan dalam persekutuan dengan orang-orang yang Engkau kirim untuk menyegarkan hati kami. Perbaharui pikiran dan hati kami setiap hari. Bimbinglah kami untuk menjaga jiwa kami. Tolong kami untuk tahu kapan harus beristirahat dan harus melanjutkan, sehingga kami bisa terus menuangkan berkat-berkat yang melimpah kepada anak-anak-MU.
"Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid." Yesaya 50:4
Hak Cipta © 2017 Tina Yeager. Digunakan dengan izin.
Sebelum Melayani dan Memberkati Orang Lain, Pastikan Selalu Rohani Kita Telah Lebih Dahulu Mendapatkan Makanan dari Tuhan.