Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu95[/kitab]; [kitab]lukas16[/kitab]; [kitab]danie9-10[/kitab]
Sebagai seorang gadis muda, yang tumbuh di era 1980-an, salah satu kunjungan belanja favorit saya adalah membeli sepatu kanvas putih terbaru. Begitu ibu saya membayarnya, dia membiarkan saya meletakkan sepatu lama saya di kotak sepatu dan memakai yang baru di toko.
Di bawah sinar matahari, kain putihnya begitu bersih dan berkilau, serta telapak kaki yang mengitari sepatunya sangat glossy. Namun, pada akhir hari pertama saya memakainya di sekolah, kain putih murni itu setidaknya mengandung satu noda di sekitaran tumit pada salah satu sepatu. Sol putih halus itu mengungkapkan beberapa goresan karena menendang bola atau hanya menabrak sepatu dengan permukaan yang gelap.
Kotoran-kotoran cokelat muncul setelah seorang anak laki-laki di sekolah menginjak kaki sepatu baru saya, dan kemudian menertawakan usaha saya yang gagal untuk membuatnya tetap putih. Saya melongok ke arah mereka dengan kecewa. Mau tak mau, saya menerima kenyataan bahwa sepatu akan selalu putih, tetapi warnanya akan tidak seperti yang saya inginkan lagi.
(Ilustrasi / sumber: cbn.com)
Baru-baru ini saya merefleksikan memori spesifik ini saat melakukan pekerjaan di lapangan, dan Tuhan menggunakannya untuk berbicara kepada saya. Saya telah mencuci bersih pintu mobil saya untuk sekian waktu lamanya. Setelah 16 tahun, ternyata saya menyadari ada kotoran di bagian mobil yang ternyata terlewatkan dibersihkan. Jadinya, kini saya harus lebih bekerja keras untuk membuat itu hilang dari mobil saya.
Saya pun memulai dari puncak kemiringan mobil saya menurun ke bawah. Namun semakin saya mengerjakannya, tubuh saya semakin lelah dan basah. Pada satu titik pembersihan yang saya lakukan, saya melihat sepatu saya. Meskipun mereka berwarna putih awalnya, mereka sekarang menjadi pucat, kotor, dan basah kuyup.
Saat saya melongok ke arah mereka, Tuhan memberi saya analogi ini: Seiring dengan keadaan yang mengasyikkan ke dalam kehidupan dewasa saya, saya diingatkan akan keinginan yang sama seperti seorang gadis kecil. Saya ingin sepatu putih bersih. Saya juga ingin tumbuh hidup yang bersih dan tidak bercacat - yang tanpa benturan, memar, dan goresan. Namun, saya menemukan diri saya berada di tengah pekarangan, dengan kotoran dan sepatu yang tercebur air, serta menyadari bahwa hidup saya sungguh berantakan.
Saya telah menjadi gadis kecil yang sama berulang-ulang, berjalan dengan sepatu baru, menyusuri jalan baru, hanya untuk berhadapan langsung dengan rintangan, cobaan, dan banyak noda. Seringkali, benjolan dan goresan masuk ke dalam bukan karena kesalahan saya, dan terkadang juga akibat keputusan saya yang buruk. Dari waktu ke waktu, mereka muncul setelah adanya penganiayaan yang dilakukan oleh orang lain ke dalam hidup saya.
Baca juga: Inilah Jawaban Alkitab Mengapa Orangtua Kristen Wajib Tanamkan Nasionalisme Kepada Anak
Terlepas dari semua ini, 2 Korintus 5:17 mengingatkan saya, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
Karena apa yang Kristus lakukan bagi saya di kayu salib, saya baru, bersih, dan murni.
Yesaya 1:18a berkata, “Marilah, baiklah kita berperkara!--Firman Tuhan-- sekalipun dosamu merah seperti kain kirmizi, akan menjadi putih seperti salju;”
Karena darah Yesus yang tertumpah untuk saya, saya berpakaian putih. Meskipun saya melihat putih yang lebih dalam atau bahkan lebih gelap daripada yang saya inginkan, Tuhan melihat saya seputih salju.
Hak Cipta ©2 Agustus 2016 oleh Courtney Johnson. Digunakan dengan izin.
Mau
Iblis Menuduh Apapun, Itu Tidak Akan Mengubah Bahwa Kita adalah Ciptaan Baru
yang Telah Ditebus dengan Darah Yesus.