Capek Terus Hidup dengan Topeng? Ini Jalan Keluar yang Tuhan Tawarkan Untukmu!
Kalangan Sendiri

Capek Terus Hidup dengan Topeng? Ini Jalan Keluar yang Tuhan Tawarkan Untukmu!

Budhi Marpaung Official Writer
      3802

2 Korintus 3:16

Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu129[/kitab]; [kitab]yohan6[/kitab]; [kitab]yerem32-33[/kitab]

Ketika itu saya berumur enam tahun dan ibu saya bekerja selama berminggu-minggu menjahit kostum Halloween yang saya minta. Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Ibu saya mendandani saya dengan kostum penyihir hitam, melukis hijau wajah saya, dan menutupinya dengan topi runcing besar berwarna hitam. Saya sangat bersemangat! Saya hampir tidak sabar melihat bagaimana tampang saya. Setelah dia menyelesaikan sentuhan terakhir dan merasa puas semuanya sempurna, dia membiarkan saya kalah berlari ke kamar mandi di mana saya melihat ke cermin dan menangis.

Bingung, ibu bergegas ke sisi saya, "Sayang, ada apa?"

Sambil terisak tak terkendali, saya bicara tergagap-gagap, "Mama, saya jelek!"

Dia tidak mengungkit-ungkit permintaan semula saya kepadanya yakni untuk menjadi penyihir. Dia juga tidak mencoba membujuk untuk menyukai kostum yang dengan begitu kerja keras dibuatnya. Dia bahkan tidak memarahi karena kemungkinan ini akan membuat kita semua terlambat. Saya hanya ingat dia dengan lembut membungkuk untuk menanyakan satu pertanyaan. "Sayang, kamu ingin jadi apa?"

"Tuan Putri," saya tersedu-sedu sambil menghapus air mata.


Melakukan inventarisasi terhadap semua perlengkapan menjahit dan kerajinannya, dia kemudian melihat kembali ke wajah saya yang berlinang air mata, "Bagaimana kalau saya menjadikanmu seorang pengantin yang cantik?"

Sampai hari ini, saya masih belum tahu bagaimana dia mengubah penyihir perempuan bertopeng hitam, berleher hijau, dan sedih itu menjadi pengantin yang dipenuhi bunga putih, memerah, dan penuh bunga. Namun yang lebih membingungkan saya, mengapa kita, sebagai orang dewasa, masih menderita dengan perjuangan yang sama? Kita menghabiskan hari-hari kita mencoba untuk menyesuaikan dengan gambar yang masyarakat katakan agar kita bisa diterima, dan kemudian kita semua sengsara, masing-masing mencoba untuk menjalani kehidupan yang tidak pernah kita rancangkan.

Jauh di lubuk hati, jika kita benar-benar jujur kepada diri sendiri, kita semua dibesarkan dengan impian menjadi pangeran atau putri, pahlawan pria atau pahlawan perempuan: pria yang memperjuangkan keadilan dan melindungi yang tidak bersalah, dan perempuan yang ingin disayangi dan dicintai.

Akan tetapi di suatu jalan, kita memakai topeng, berusaha mati-matian untuk masuk ke dunia yang tidak lagi seperti apa yang Tuhan telah maksudkan untuk kita tinggali. Ketika dosa meracuni ras manusia dan dunia serta semua yang ada di dalamnya, semuanya menjadi terbalik. Benar jadi salah, dan salah menjadi benar, serta hanya melalui mata seorang bocah enam tahun, kita dapat melihat bahwa seorang gadis kecil tidak dimaksudkan menjadi penyihir yang buruk, melainkan seorang mempelai perempuan yang cantik.

Ketika kita melihat ke cermin dan tidak lagi tahu siapa kita, itu karena kita telah lupa siapakah yang menciptakan kita,

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1:27).

Hanya ketika topeng dicopot, kita akhirnya bisa melihat dengan jelas,

“Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (2 Korintus 3:16-18)

Baca Juga: Karena 'Topeng' Keluarga Pendeta, Penyanyi Rohani Ini Ngaku Menolak Kristen, Lho

Jadi lepaskan topengmu dan rangkullah pribadi dimana Allah Bapa mau kamu jadi seperti itu yakni: Anak-Nya yang terkasih. Dan jika kamu adalah anak seorang Raja, kamu benar-benar telah menjadi pangerannya, kamu benar-benar telah menjadi putri-Nya ... dan hal tersebut bukanlah dongeng.

© 2012 Shadia Hrichi. Digunakan dengan izin.

Allah Tidak Pernah Merancangmu Menjadi Serupa dengan Dunia Ini; Ia Merancangmu agar Menjadi Serupa dengan Kristus.

Ikuti Kami