Nemuin Barang Usang Tak Terawat, Jangan Anggap Sepele Siapa Tau Itu Barang Antik
Kalangan Sendiri

Nemuin Barang Usang Tak Terawat, Jangan Anggap Sepele Siapa Tau Itu Barang Antik

Puji Astuti Official Writer
      3840

Efesus 2:10

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 98; 2 Tawarikh 36:9-10; Yehezkiel 1

Sumbang, demikian pikir saya saat mencoba mandolin saya. Tidak bisa mengatur ulangnya disini, lebih baik duduk dan jadi pendengar. Sebagai orang baru dikelompok ini, saya memutuskan untuk menjadi pendengar di Sabtu pagi dimana penggemar musik bluegrass berkumpul di Richard's Coffee Shop di kota Mooresville. Acara spontan  ini berakumulasi menjadi acara musik yang besar di seluruh North Carolina, dan membuat yang hadir menjadi pecinta musik bluegrass selamanya. 

Dikota saya musium dan kafe membuka pintu mereka untuk para pemusik melakukan pertunjukan, baik bagi para pemula ataupun musisi veteran. 

Saya hanya memandangi mandolin kakek saya yang ada di tangan saya. Saya ingin bergabung dengan mereka. Tetapi sebagai pemain pemula, saya tidak ingin menjadi nada sumbang di kelompok yang menghasilkan musik yang indah itu. 

Terlambat. Seorang musisi melihat saya sedang duduk dibagian belakang dan mengajak saya duduk bersama mereka. Saya gugup saat duduk ditengah-tengah kumpulan mereka. Saya pikir saya bisa pura-pura memetik mandolin saja. Namun rencana untuk tidak menonjol dan menjadi perhatian gagal. 

"Dimana kamu dapat instrumen itu?" tanya seorang pemain gitar. Saya tidak tahu harus menjawab apa. Apakah dia menuduh saya sesuatu? Apa dia pikir saya meminjam alat musik ini?

Saya tersenyum dan menjawab, "Ini saya temukan dibagian bawah lemari ibu saya. Tidak seorangpun pernah memainkannya selama bertahun-tahun, jadi saya pikir saya ambil untuk dimainkan."

Tiba-tiba, semua mata musisi yang ada disana tertuju pada alat musik saya. Beberapa menit kemudian, seseorang berkata, "Apa yang kamu punya itu barang antik. Kamu lebih baik membawanya untuk diperiksa dan diasuransikan."

Seorang pemain banjo bahkan meminta apakah ia bisa memegangnya untuk beberapa menit. 

"Saya tidak akan memainkannya," demikian ia meyakinkan saya. "Ini adalah harta karun."

Saya berikan kepadanya dan terkejut dengan hadiah tak terduga yang saya temukan. 

Dalam 2 Korintus 4:17 dituliskan, "Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami." Tersembunyi di dalam kita Tuhan sudah menaruh harta karun-Nya, berdiam di dalam kita Roh-Nya, di dalam tubuh jasmaniah kita ini. Tempatnya mungkin penyok, pecah, dan  rusak. Yang terlihat dari luar mungkin sudah jelek tetapi Tuhan melihat kita sebagai harta karun-Nya. Tuhan seperti mengaduk-aduk lemari penuh dengan barang-barang yang sudah usang dan mengambil kita untuk sebuah tujuan-Nya. Dia tidak mau hidup seorangpun terbuang sia-sia. Bukan hanya Dia memakai hidup kita untuk rencana-Nya, Dia juga dengan sukacita dan bangga memperlihatkan kita kepada orang lain yang ingin mengagumi harta karun-Nya. Bagi Tuhan, kita adalah "barang antik yang berharga."

Copyright © 2017 Carol Stratton. Digunakan dengan izin. 

Ikuti Kami