Hati-hati, Ini Lebih Bahaya Dari Kegilaan Sementara!
Kalangan Sendiri

Hati-hati, Ini Lebih Bahaya Dari Kegilaan Sementara!

Puji Astuti Official Writer
      4452

Galatia 2:20

"..namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 121; 2 Yohanes 1; Yehezkiel 42, 25

Pikiran apa yang muncul dalam pikiranmu saat kamu mendengar ungkapan "kegilaan sementara?" Jika kamu seperti saya, maka kamu akan memikirkan sebuah episode film Law and Order dimana terdakwa memohon untuk dinyatakan tidak bersalah karena untuk sementara mengalami "gangguan pikiran." Apapun yang mereka lakukan, mereka tidak bertanggung jawab atas pikiran mereka. Mereka bertindak karena dorongan yang tak terkendali.

Sebagai orang Kristen, kita telah merasakan rahmat dan kebaikan Tuhan, dan telah mengalami sukacita, kedamaian, penyembuhan, dan perlindungan oleh Juruselamat yang penuh kasih. Bagaimana bisa, kalau begitu, kita bisa mengalami kegilaan sementara? Bagaimana mungkin kita bisa kembali ke sesuatu yang jauh lebih rendah daripada yang kita miliki sekarang?

Yeremia 2:11 berkata, "...Tetapi umat-Ku menukarkan Kemuliaannya dengan apa yang tidak berguna."

Bagaimana bisa dosa, dalam banyak bentuk yang ada (nafsu, keserakahan, kesombongan, dll.), masih kadang-kadang  berkuasa mengendalikan hidup orang yang telah lahir baru dan telah dibayar lunas dengan darah Yesus? Setelah menerima Yesus sebagai Juruselamat saya 25 tahun yang lalu, kamu akan berpikir bahwa saya lebih tahu tentang hal itu.

Saya bisa menggunakan pernyataan Rasul Paulus sebagai alasan. Dalam Roma 7:15 dia menulis,

"Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat."

Paulus mengacu pada sifat berdosa di dalam diri kita, yang terus-menerus berperang dengan roh kita. Dia kemudian menjelaskan bahwa Roh Kudus dapat memberi kita kekuatan untuk menjalani kehidupan yang saleh jika kita menginginkannya. Ada alasannya.

Yakobus menyelesaikan masalah ini dalam Yakobus 1:14,

"...Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya."

Kehendak kita sendiri adalah faktor penentu apakah kita akan memuliakan Bapa kita di Surga atau diri kita sendiri.

Sebagai bapak atas dua remaja, saya benar-benar ingin menjadi teladan yang saleh dalam hidup mereka. Ini akan membuat saya berkorban dan komitmen. Ini berarti tinggal di dalam Firman, berdoa, menjadi bagian dari  orang percaya lokal yang memiliki keinginan yang sama, memenuhi panggilan pelayanan yang Dia berikan kepada saya, dan menggunakan karunia yang telah Tuhan berikan kepada saya.

Tidak ada yang pernah mengatakan bahwa menjadi seorang Kristen akan mudah, tapi Tuhan berjanji bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan atau mengabaikan kita. Dia selalu menepati FirmanNya dan sekarang saatnya saya janji saya.

Mungkin kamu mau mempertimbangkan untuk melakukan hal yang sama. Tuhan bisa menggunakan prajurit pria dan wanita yang hebat yang bergerak dalam karunia dan panggilan yang telah Dia taruh jauh di dalam diri kita.

Hak Cipta © 2011 Bob Noebel. Digunakan dengan izin.

Ikuti Kami