Jangan Lagi Dikuasai Ketakutan, Karna Yesus Sendiri yang Akan Mengusirnya
Kalangan Sendiri

Jangan Lagi Dikuasai Ketakutan, Karna Yesus Sendiri yang Akan Mengusirnya

Lori Official Writer
      5466

1 Yohanes 4: 18

Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.


Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu114[/kitab]; [kitab]IIPet1[/kitab]; [kitab]Yehez33-35[/kitab]

Kamu yang merayakan Halloween atau tidak tahun ini, biasanya akan dihadapi dengan hal yang mengerikan, menyeramkan, dan benar-benar menakutkan. Aku pernah mendengar beberapa orang bilang kalau rasa takut mereka itu baik. Tapi tidak buatku. Aku akan merasa baik-baik saja kalau semua hal-hal yang menakutkan itu menjauh dariku.

Aku senang sekali dengan kebenaran yang disampaikan Alkitab bahwa ‘sukacita Tuhan adalah kekuatan kita’ (Nehemia 8: 10). Yesus dipanggil sebagai ‘Raja Damai’ (Yesaya 9: 6). Di 1 Yohanes 4: 8 dituliskan, “sebab Allah adalah kasih”. Kemudian Yohanes menulis, ‘…Tidak ada rasa takut: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.” (1 Yohanes 4: 18)

Ayat ini menyampaikan kebenaran, bahwa saat kita menyerahkan hidup kita pada Tuhan, kalau kita sudah mengalami rekonsiliasi dengan Dia lewat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, maka kita tak perlu takut lagi dengan hukuman. Kita sudah mendapatkan pengharapan besar didalam kasih-Nya yang berkuasa mengusir ketakutan kita.

Dengan pemikiran ini, aku teringat dengan sebuah cerita menarik di Kejadian 15. Ini adalah bab kuat yang mengisahkan tentang bagian penting dari kisah Abram (Abraham). Bab ini dimulai lewat firman Tuhan kepadanya. “"Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.” (Kejadian 15: 1) Tuhan mendorong Abram supaya jangan takut. Saat patah hati, Abram mengarahkan hatinya kepada janji Tuhan. Sebuah janji yang belum terpenuhi saat Abram dan istrinya Sara sudah beranjak tua.

Tuhan memperbaharui janji-Nya kepada Abram bahwa dia akan memperoleh keturunan yang banyak seperti bintang di langit. “"Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."       Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” (Kejadian 15: 5-6)

Tuhan selamanya menepati janji-Nya walaupun dibalik janji itu ada teror yang mengintainya. Abram diminta untuk mengorbankan anak yang sudah lama dinanti-nantikannya. Mengerikan! Bukan hanya Abram, Yesaya juga mengalami kengerian yang sama saat pertama kali menerima panggilan dari Allah. Dia berkata ‘Celakalah aku! Aku binasa!...’ (Yesaya 6: 5).

Untungnya, ayat Yohanes di atas meneguhkan kita bahwa Yesus yang adalah kasih itu sendiri berkuasa mengusir rasa takut. Yesus menghampiri semua orang yang dikasihi-Nya, menyentuh bahunya dan berkata “Jangan takut.” (Wahyu 1: 17).

Tuhan tak ingin kita merasa takut lagi dengan Dia. Dia tidak mau kita meringkuk seolah-olah ada saat ketika Dia meremas kita seperti sebuah jelly. Dia adalah Tuhan yang ilahi. Dia kuat. Dia hebat. Bintang-bintang saja dibuatnya dengan jari-Nya. Dia menciptakan dunia ini dengan kata-kata-Nya. Dia sendiri memegang semua kehidupan. Tidakkah kita menghormatinya? Tidakkah kita mengharapkan kehadiran-Nya, lalu bereaksi dengan cara yang tepat? Aku kira kita harus punya satu sikap ini yaitu ‘rasa takut yang baik’ kepada Tuhan. 


Teror atas hukuman seringnya memicu rasa takut, tapi kasih Yesus membuat kita bebas dari segala ketakutan

Ikuti Kami