Filipi
4:13
“Segala
perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 88; Lukas 9; Yeremia 23-24
Seorang pria nggak sengaja menderita gangguan
obsesif-kompulsif keluar dari kantor psikiater yang dia kunjungi menjadi begitu
frustasi dan cemas. Dia melangkah ke ruang tunggu dimana pasien lain juga duduk
dan berhenti seolah-olah sebuah pencerahan menyadarkannya.
"Gimana jika ini tidak bisa lebih baik lagi?"
tanyanya dan kemudian pergi. Tapi para pasien disana terdiam dan merenungkan
pertanyaannya.
Ini adalah adegan favoritku dari film As Good As It Gets. Ini
juga momen yang lucu, tapi mempertanyakan kepuasan. Bisa nggak kamu dengan
jujur melihat hidup kamu apa adanya seperti sekarang dan berkata, "Apakah
saya baik-baik saja dengan apa yang saya lihat?"
Mungkin kamu akan menjawab tidak, atau mungkin menjawab iya
dengan alasan yang bagus.
Hidup ini kadang memberikan kejutan yang nggak adil kepada
kita, dan kamu mungkin akan berkata, "Iya..tapi...," kemudian membuat
kualifikasi tertentu.
Tentu saja, semua orang akan merasa lebih bahagia jika punya
uang yang lebih banyak, pasangan yang penuh perhatian, dan pekerjaan yang lebih
baik dan lain sebagainya.
Saya sama bersalahnya dengan orang lain. Saya menginginkan
tingkat kebahagiaan tertetu yang belum saya capai. Tapi ada waktu dimana
pemimpi dalam kehidupan dimana dia harus bertanya, “Jika keadaan tidak bisa
lebih baik lagi, apa yang harus saya lakukan.
Kutipan dari Dave Matthews, 'Cry Freedom' mengatakan bahwa
"Masa depan bukanlah tempat untuk menempatkan hari-harimu menjadi lebih
baik."
Saya pikir, Tuhan menaruh kepuasan dalam genggaman kita.
Paulus yang merupakan salah satu contoh untuk kehidupan Kristen kita, dia
menuliskan tentang gimana menjadi puas dalam situasi situasi yang dihadapinya, dimana
ia sering tak punya tempat tinggal, dalam penjara dan beberapa jenis bahaya
lainnya.
Jika seseorang punya alasan untuk merasa nggak puas dalam
hidupnya, maka itu adalah Paulus.
Disini, dia bekerja melakukan pekerjaan Tuhan tapi orang-orang
selalu ingin membunuhnya.
Coba deh baca 2 Korintus 11:23-26, disana ada dituliskan
tentang kapal karam, dia yang dicambuk, di rampok dan dirajam. Jadi benar-benar
tidak mudah menjadi Paulus.
Meski begitu, dia juga menulis kepada orang-orang Filipi :
"Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu
kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang
merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan,
baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat
kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:11-13)
Batu karang tempat Paulus bersandar adalah kepercayaannya
kepada Kristus. Dia menemukan kepuasan dalam kebenaran bahwa Yesus nggak pernah
meninggalkannya dan Roh Kudus selalu membantunya di sepanjang perjalanannya.
Dia menemukan tangan Tuhan yang penuh rahmat dan memeluknya nggak peduli
seberapa dekatnya dia dengan jurang. Sederhananya, bagi Paulus, bisa bernafas
setiap hari adalah hadiah. Hidup – yang adalah hal utama, dengan segala
ketidaksempurnaannya dan perangkapnya – adalah bagus.
Semakin saya tua, semakin saya tahu bahwa perubahan tidak bisa
dihindari, tapi waktu setiap orang adalah sebuah misteri. Kamu nggak akan
pernah tahu kapan situasi kau membaik, jadi ketika kamu diperhadapkan dengan
ketidakpuasan, keputusan yang harus kamu lakukan adalah mengubah perspektif
kamu atau keadaanmu, daripada harus menunggu keadaan itu sendiri berubah.
Gimana pun, cobalah berhenti sejenak ditengah keramaian hidup
ini dan bertanya pada dirimu "Gimana jika ini apa yang ada saat ini sudah
yang terbaik?" dan jika ya, maka tanyakan kepada Tuhan, dimana kamu bisa
menemukan sukacita dan kedamaian saat ini. Biarkanlah Tuhan yang menunjukkan
kepada kamu dimana Dia menyembunyikan rahmatNya untukmu, karena Dia berjanji
bahwa itu ada disana.
Hak Cipta © Jennifer E. Jones, digunakan dengan izin.