Mazmur
37:3
Percayalah
kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia
Setiap pagi, saya selalu
menyiapkan sarapan untuk ketiga anjing kami. Dari setiap potongan makanan
anjing yang di garpu saya memberi mereka bergantian dengan menunjuk satu-satu.
Kadang, satu anjing akan berdiri dan
berusaha mendapatkan makanan itu.
Jika saya berkata,
"duduk" maka anjing itu akan menganggap saya sedang bicara dengan
salah satu anjing lainnya. Tetapi jika saya menyebut nama anjing tersebut, maka
dia akan mematuhiku dengan penuh semangat.
Anjing paling tua kami sangat
menantikan hal ini, kerap sekali dia akan menghentakkan kakinya demi mencari
perhatian dari saya.
Sementara betina yang paling
muda, akan mengambil setiap potongan
makanan dengan begitu semangat, sedangkan yang jantan akan mendengus diantara
tiap gigitan. Sarapan mereka sangat cocok untuk para juara.
Melihat dan merenungkan
kejenakaan bayi berbulu saya pagi ini, saya memikirkan betapa Tuhan pun sangat
memperdulikan saya ya.
Dia memberi saya makan dari
firman-Nya, dan Dia memberikan saya janji demi janji ketika saya sedang
mencerna potongan-potongan Firman yang lezat ini.
Mazmur 37:3 berkata,
"Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan
berlakulah setia,"
Firman ini sangat mendorong
saya untuk mempercayai-Nya bahwa Dia memberi saya makan, dan mendorong saya
untuk bisa menerapkan kebenaran ini ke alam spiritual ataupun ke dunia nyata.
Kadang-kadang saya
bertanya-tanya, apakah saya cukup percaya kepada Tuhan menerima pesan yang
membesarkan hati yang Dia katakan tentang saya? Seperti: "...Aku menyertai
kamu senantiasa sampai akhir zaman." (Matius 28:20), atau bahwa pikiran Tuhan
tentang kebaikan bagi aku, seperti banyaknya pasir di pantai (Mazmur
139:17-18), atau seperti 26 kali dimana Ia mengingatkan saya bahwa kasihNya untuk
selama-lamanya seperti dalam Mazmur 136.
Saya mendapati diriku dan
berpikir, 'Apakah Engkau memanggil namaku, Tuhan? Apakah janji yang baik itu berlaku
padaku juga?'
Saya mencoba untuk
mempercayai Allah, tetapi ketika masalah datang dan tumpah seperti kepingan
jagung yang jatuh ke lantai dapur, dan saya pun akan berjuang untuk mengambil
remah-remahnya, saya bertanya-tanya, apakah berkat Tuhan benar-benar ada untuk
saya. Saya tahu bahwa saya nggak boleh berpikir seperti ini, tapi kenyataannya
adalah kadang-kadang kadang-kadang keraguan merayap masuk ke dalam hati saya.
Ketika saya menyiapkan kopi
pada suatu pagi, saya memutuskan untuk sarapan firman Allah. Saya pun memilih
satu ayat dan menggigitnya sepanjang hari.
Ayat itu adalah "dan
bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang
diinginkan hatimu." (Mazmur 37:4)
Saya ingin mencerna kata-kata
ini secara perlahan dan membiarkan kebaikan Tuhan meresap ke dalam setiap sel
dari keberadaan saya. Pada malam hari, saya siap untuk sepotong lagi, lalu saya
mencerna dua ayat berikutnya.
Berkali-kali saya mengunyahnya,
selama berhari-hari makan Firman sebagai sarapan pemenang yang Tuhan persiapkan
untuk saya.
Gimana dengan kamu, teman?
Apakah kamu sudah siap untuk menerima kebaikan Tuhan yang Dia bicarakan tentang
kamu? Dia sangat mencintaimu dan meja perjamuan yang Tuhan siapkan untukmu dipenuhi
dengan potongan-potongan lezat yang telah Dia buat untuk kamu nikmati.
Tariklah kursi yang nyaman,
duduklah, ambillah garpu dan makanlah. Kamu, temanku adalah juaranya Tuhan.
Ya Tuhan, tolonglah aku makan dengan hati yang bergembira di meja perjamuanMu.
Hak Cipta © 2019 Diane Virginia, digunakan dengan izin