Sudahkah Kita Menjalani Hidup Seperti Stiker Pada Bemper Belakang Mobil Kita?
Kalangan Sendiri

Sudahkah Kita Menjalani Hidup Seperti Stiker Pada Bemper Belakang Mobil Kita?

Inta Official Writer
      3411

Matius 5:13

"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 68; Ibrani 2; Mikha 3-5

Buat orang yang tinggal di kota metropolitan, macet merupakan masalah yang paling utama. Saat kena macet, ada masanya kita merasa berada di tengah-tengah hutan mobil. Hal ini saya rasakan hampir setiap hari. Saya sendiri menikmati membaca stiker-stiker yang tersemat di mobil-mobil yang ada disekitar saya.

Dari banyaknya stiker-stiker yang saya perhatikan tersebut, ada beberapa stiker yang kurang lebihnya menjelaskan sebuah perjalanan dari si empunya mobil. Saya selalu kagum dengan stiker yang berisikan nilai-nilai kekristenan.

Misalnya

"Jesus Christ — Don't leave earth without Him"

"The Big Bang Theory: God spoke, and BANG, it happened"

"Jesus Loves You"

"God Is Love;"

Dan masih ada banyak lagi.

Melihat stiker-stiker keren dengan pesan yang luar biasa tersebut, saya bertanya pada diri sendiri, "Kalau ada banyak orang dari kita yang adalah orang percaya, kenapa lingkungan sekitar tidak menunjukkan adanya perubahan?

Apakah pengalaman keselamatan dalam hidup saya memengaruhi cara saya hidup sedemikian rupa itu bisa dilihat oleh orang-orang yang ada di sekitar saya? Apakah tindakan saya menciptakan kelaparan untuk Kristus, sehingga ada banyak dari orang tersebut mencari Sang Penyelamat itu?

Atau apakah kata-kata yang tersemat di bemper mobil ini sudah tenggelam karena sebuah gaya hidup yang sama sekali tidak menunjukkan peran serta Tuhan dalam hidupnya?

Nampaknya, kalau setiap kita ikut mengendari setiap perkataan yang tersemat di bemper mobil itu, menghidupi kehidupan yang penuh arti di dalam Tuhan, maka orang-orang yang ada di sekitar kita pun akan menyadarinya. Lingkungan kita seharusnya bisa meresapi sebuah kebebasan menyampaikan pesan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari.

Mungkin kehidupan yang kita jalani sekarang bukanlah hidup yang kita inginkan. Mungkin Yesus bukanlah berada di tengah-tengah hidup kita seperti yang kita sebut-sebut. Mungkin ada pikiran ke-akuan yang mengendalikan perilaku kita, dan Yesus hanyalah salah satu bumbu pelengkapnya.

Kalau kehidupan kita begitu, maka kita harus kembali mengevaluasi soal apa yang harus dikerjakan. Kita perlu membiarkan Tuhan duduk di tahtaNya, kita harus menjadikan Tuhan sebagai pilot hidup kita, bukan seorang co-pilot.

Setelah bertahun-tahun, saya menolak untuk menempelkan stiker di bemper mobil saya. Saya merasa, saya tidak ingin menjadi batu sandungan bagi orang-orang di sekitar dengan pemikiran, apakah orang yang mengendarai mobil ini sudah melakukan apa yang ia tempelkan di mobilnya atau belum.

Namun, saya perlu mengubah pemikiran dari si pengendara. Saya harus bisa menjadikan diri sendiri layak untuk diperhitungkan Tuhan atas tindakan yang kita lakukan.

Hak Cipta © Ruth Kastberg. Digunakan dengan izin.

 

Ikuti Kami