Menjadi Serupa Dengan yang Disembah
Kalangan Sendiri

Menjadi Serupa Dengan yang Disembah

Lori Official Writer
      248

Shalom, selamat pagi, apa kabarnya? Kiranya sukacita Allah menguasai hati kita semua hari ini. Sudah indikasi Tuhan, masih bicara tentang penyembahan. Saya mau bagikan satu hal yang sangat sederhana.

 

Ayat Renungan: 1 Korintus 13: 4“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.”

 

Tahukah saudara, seseorang akan menyerupai apa yang ia sembah. Jika hati kita terpaut pada harta, maka seluruh perilaku kita akan berpusat pada harta. Kita pun akan menjadi pribadi yang materialistis.

Itu contoh sederhana. Sebaliknya, jika hidup kita berpusat pada Tuhan, maka apa pun peran kita—sebagai anggota keluarga, pekerja, atau pelayan Tuhan di gereja maupun komunitas—Tuhan menjadi pusat segalanya.

Saat Tuhan menjadi pusat penyembahan kita, karakter-Nya termanifestasi dalam pikiran, hati, sikap, dan perkataan kita. Kepada siapa kita menyembah, itulah yang membentuk karakter kita. Seperti tertulis dalam 1 Korintus 13, Allah kita adalah kasih.

Karena itu, jika kita menyembah-Nya dalam segala aspek hidup, sifat kasih-Nya akan mengalir dan membentuk sikap kita. Dalam komunitas, pasti ada gesekan dan kesalahpahaman, tetapi karena kasih Allah memenuhi hati kita, kita dikendalikan oleh kasih itu.

Kita hadir sebagai pembawa damai—mengerti mereka yang emosional, belum dewasa, atau sedang berproses. Karakter Allah—yang penuh kasih, pengampun, dan pendamai—menuntun respons kita.

Karakter inilah yang mewarnai pergaulan, hubungan, dan pekerjaan kita, sehingga keharuman Kristus nyata lewat hidup kita. Saudara, siapa yang Anda sembah hari ini? Hati-hati, zaman ini dikuasai ilah digital—gadget, media, dan tontonan yang menguasai hati banyak orang.

Apa yang kita tonton dapat membentuk karakter kita, karena di dalamnya ada roh yang bisa memengaruhi. Maka, bijaklah memilih apa yang menjadi fokus dan idola hidup kita. Semakin kita fokus pada sesuatu, semakin kita terdorong untuk mengidolakan dan akhirnya menyembahnya.

Dan itu membentuk karakter kita. Tantangannya sekarang: fokuslah selama sebulan ke depan pada satu hal—menjadi seperti Kristus.

Untuk itu, ubahlah apa yang kita tonton, dengar, dengan siapa kita bergaul, dan apa tujuan hidup kita, supaya hidup kita makin menyerupai Allah dan menjadi berkat, bukan beban bagi sekitar.

Hari ini, mari ambil tantangan ini, agar hidup kita dibentuk makin serupa dengan Kristus. Tuhan Yesus memberkati.

Ikuti Kami