1 Korintus 9:24
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam
gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu
orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 65; Markus 15; Hosea 11-12
Ayo kita main jujur-jujuran. Faktanya, kita ini hidup di tengah-tengah dunia yang sangat kompetitif. Baik itu saat berbisnis, sedang rekreasi, di dalam gereja, atau bahkan, di meja makan pun, rasanya kompetitif sedang mengontrol kehidupan kita.
Saya menghasilkan uang lebih dari kamu. Tim saya jauh lebih baik daripada kamu. Gereja kami memberikan lebih banyak uang untuk misi dan punya jemaat yang berpuluh-puluh ribu. Saya punya lebih banyak makanan di piring dibanding kamu.
Kita hidup di tengah-tengah dorongan untuk berhasil dan meraih kemenangan. Tentu, hal ini kemudian akan mendorong kita untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain untuk bisa mengukur mana yang lebih baik, dan sudah sejauh apa kita sekarang ini.
Bagaimana keadaan saya dibanding orang-orang di sekitar? Kalau kita tidak menang, kita tidak berada di depan. Kita hanya ada di tengah-tengah orang yang juga kalah. Bahkan, soal hal ini, para pecinta olahraga pun sangat akrab dengan kalimat, "Orang yang berada pada posisi kedua merupakan orang yang mengalami kekalahan pertama kali."
Bukankah ini terdengar sangat buas? Pertama kali kalah berarti kalau kita nggak menang, maka kita akan mengalami kekecewaan. Kita sudah dilatih untuk punya mental yang seperti ini, dan memang beginilah cara dunia bekerja.
Butuh contoh yang lain? Pada lain waktu, kalau kamu punya kesempatan untuk melihat atau ikut berpartisipasi pada sebuah pertandingan, coba lihat reaksi pada saat membagikan medali atau hadiah. Pada pertandingan olahraga, sebut saja badminton, misalnya.
Pada akhir acara, mereka akan membagikan medali gold, silver dan bronze pada para pemenang. tentu saja, orang yang pasti paling berbahagia adalah dia yang mendapatkan medali emas. Setelah bertahun-tahun bekerja, akhirnya keringat mereka dibayar dengan kemenangan ini. Mimpi mereka berhasil terwujuh.
Kemudian, siapa yang ada pada urutan kedua orang yang paling bahagia? Itu adalah dia yang mendapatkan medali silver. Dari tiga medali yang dibagikan, dia hampir saja pulang dengan tangan kosong. Bukannya mereka nggak mau menang, hanya saja, mereka punya rasa puas tersendiri akan apa yang ia dapatkan.
Lantas, kok bisa dikatakan orang yang berada pada urutan kedua dinyatakan sebagai orang yang mengalami kekalahan pertama kali? Iya, mereka punya medali silver. Mereka tersenyum, tetapi semuanya itu tidak menggambarkan suasana hati mereka sebenarnya.
Mereka berpikir kalau hanya tinggal satu langkah lagi mereka akan berdiri pada podium teratas, memegang medali emas. Tapi, mereka kalah dan membawa pulang medali silver.
Sebagai orang pecaya, kita harus melatih diri untuk tidak mengikuti pertandingan dunia ini, sebab kerajaan surga tidaklah sama dengan cara dunia bekerja. Rasul Paulus menuliskan pengalaman dan motivasinya bekerja atas panggilan Tuhan atasnya dalam 1 Korintus 9:24-25.
“Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta
turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan,
menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.”
Sudahkah kita menyadari bahwa apa yang kita kejar selama ini, yang
sifatnya duniawi ini hanya bersifat sementara? Tentu kita semua bisa menang!
Kita bisa memenangkan kerajaan surga dan pergi ke sana sebab Yesus telah mati di kayu salib buat kita.
Namun, kita tidak hanya fokus pada pergi ke surga. Pada suratnya yang lain, Rasul Paulus menulis, "Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat." (2 Korintus 5:10)
Sekarang ini, kita mungkin berada dalam lintasan lari untuk bisa masuk ke surga, tetapi kita semua berlari dengan diri sendiri. Tuhan punya lintasan yang berbeda-beda untuk setiap orang. Saya tidak berlari pada lintasanmu, pun kamu tidak berlari pada lintasan saya.
Saya tidak akan menghakimimu, dan kamu juga tidak akan berbuat demikian buat saya. Tuhan sama sekali tidak mengukur kita berdasarkan standar seseorang.
Menang tidak hanya berarti kita pergi ke surga, tetapi menang berarti membuat Bapa di surga bangga. Menang berarti kita menjalani iman kita setiap hari. Menang berarti tidak lagi membandingkan diri dengan orang lain. Menang berarti seberapa baik kita bisa mengikuti rencana Allah.
Seperti kata Rasul Paulus, mari kita berlari untuk menang! Hiduplah untuk Yesus dengan cara yang cuma kita sendiri yang bisa menjalaninya. Karena bisa masuk surga hanyalah sebuah permulaan. Tuhan punya banyak hal lain yang jauh lebih indah daripada itu.
Hak Cipta 2012 John P. King. Digunakan dengan izin.