Matius 6: 8
Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang
kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 69; Ibrani 3; Mikha 6-7
Banyak orang Kristen yang salah paham tentang Allah Bapa. Dia dihakimi berdasarkan sosok ayah yang dikenal di dunia.
Kalau ayah biologisnya baik, maka Allah Bapa sendiri
dipandang baik. Kalau ayah biologisnya jahat, maka Allah Bapa pun dipandang serupa.
Tapi kita perlu sadar kalau Bapa Surgawi kita adalah pribadi yang sempurna dalam segala hal. Dia adalah ayah yang terbaik.
Dia menunjukkan kebaikan-Nya kepada umat Israel saat Dia
membawa mereka keluar dari perbudakan dan menyediakan kebutuhan mereka selama di pandang gurun.
“Perbekalannya
akan Kuberkati dengan limpahnya, orang-orangnya yang miskin akan Kukenyangkan dengan roti..” (Mazmur 132: 15)
Dan waktu Bapa Surgawi berbicara kepada anak-anak-Nya, Dia melakukannya dengan penuh kasih, bukan dengan nada yang keras dan menyakitkan.
Kebaikan-Nya yang penuh kasih tak tertandingi dan kasih karunia
serta kemurahan-Nya tak mengenal batas. Dia bukan Raja yang duduk di atas tahta
dan melemparkan remah-remah kepada anak-Nya seolah-olah mereka adalah pengemis.
Dia adalah Bapa Surgawi kita yang pengasih yang berhasrat
untuk membantu dan memberkati kita. Dia adalah kasih dan Dia akan memberkati kita bahkan saat kita tak memintanya.
Aku ingat waktu aku dan istriku pergi ke Toys R Us dan
membeli mainan, boneka dan barang-barang untuk putri kami seiring dia mulai
bertumbuh besar. Kami senang sekali melakukannya sehingga kami gak akan
menunggu sampai dia memintanya. Kami akan membeli sesuatu yang kami tahu dia
suka dan kami akan memberikan kejutan. Momen-momen seperti inilah yang menghadirkan senyuman bahagia baginya.
Bagi kami, kebahagiaan putri kami adalah kebahagiaan kami juga.
Hari ini, kami punya loteng yang penuh dengan senyuman, kenangan indah yang masih ada sampai hari ini.
Belum lama ini, aku mendapatkan kejutan dari Bapa surgawi. Aku
benar-benar butuh bahan untuk tangki produkku. Aku membuat dua tangki dan butuh
satu galon bahan per tangkinya. Tapi aku harus menunggu sampai pesananku tiba. Di
pagi harinya, aku terbangun oleh suara Tuhan yang berbicara kepadaku dalam Roh.
KataNya, “Ambil bahan kimia yang kamu punya dan bagilah secara merata menjadi dua ember.”
Aku terbangun dan mulai berkata, “Tuhan, aku tak ingin mengganti produkku. Aku belum pernah melakukan hal ini sebelumnya.”
Lalu Tuhan menuntunku untuk mengambil dua ember dan membagikan bahan kimia secara merata.
Aku sama sekali tak bisa menolak perintah Tuhan. Dia sedang mengarahkanku dan aku harus mengikutiNya.
Dua hari kemudian, aku kembali membuat tangki kedua dan waktu
aku meraih ember yang aku sisihkan, aku melihat sesuatu yang berbeda di sana. Di sana terisi satu galon penuh.
Aku lalu menaruhnya di atas meja dan hanya memandanginya
dengan heran. Tak ada keraguan bahwa Tuhan sendirilah yang mengisi galon itu penuh.
Aku mungkin saja terlalu berpikir saat membagikannya. Tapi Tuhan benar-benar melakukan keajaiban!
Aku yakin kalau Dia mengisi ember kedua maka Dia juga yang sudah
mengisi ember pertama. Aku bahkan belum memintanya. Dia melakukannya untuk
memberkatiku dan melihat senyum merekah di wajahku. Aku tahu Dia juga pasti tersenyum. Kami bersukacita bersama.
Aku teringat kepada nabi Elia saat Tuhan mengurapinya melakukan
keajaiban terhadap tong kosong wanita janda itu (1 Raja-raja 17: 14). Dia juga adalah
Tuhan yang mengubah air menjadi anggur (Yohanes 2: 7-10).
Tuhan yang sama juga memberkati kita setiap hari dengan caraNya yang tak pernah kita pikirkan dan juga harapkan. Dan seperti seorang ayah yang baik, Dia mau kita tersenyum dengan pemberianNya.
Hak cipta Gene Markland, digunakan dengan ijin Cbn.com.