Amsal 1:7
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh
menghina hikmat dan didikan.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 76; Ibrani 10; Yeremia 1-2
Kata Ibrani dari 'takut' di dalam ayat di atas mengarah pada
rasa hormat dan kagum. Seseorang yang mencari hikmat berharap untuk tunduk
kepada Tuhan karena rasa kagum dan hormatnya kepada Tuhan. Ayat di atas juga bisa kita artikan dengan sikap bergantung total kepada Tuhan.
Aku diingatkan dengan hubunganku dengan ayahku. Dia adalah
seorang pria luar biasa yang aku cintai dengan segenap hati dan penghormatan.
Dia adalah teladan terbaik dari seorang ayah. Dia adalah sosok yang adil dan
bijaksana karena itulah banyak orang di komunitas kami menaruh hormat yang
besar atas dia. Bahkan sebelum aku tahu tentang soal sebuah ikatan dengan dia. Aku sedikit takut kepadanya.
Bukan soal pengalaman buruk, tapi karena rasa hormat dan
kagumku kepadanya. Ya, aku suka menyenangkannya dengan segenap hatiku. Dan inilah makna 'takutnya' yang dituliskan dalam Alkitab.
Budaya kita tidak mengajarkan kita rasa takut atau hormat, bahkan ini bukanlah konsep yang bisa dipahami oleh banyak orang.
Menghormati artinya aku mempercayai orang lain dan menghargai
mereka, atau menjunjung mereka tinggi. Dalam arti kata bahwa aku bersedia tunduk
kepada orang lain. Karena dengan menghargai orang lain lah seseorang berhasrat untuk menyenangkan orang tersebut dan bahkan meniru mereka.
Sebagaimana Amsal 1: 7, orang bodohmenghina hikmat dan
didikan dari Allah. Bahkan si bodoh memilih untuk melakukan hal yang berlawanan dengan tindakan yang bijaksana.
“Dibutuhkan kebijaksaaan untuk memahami kebijaksanaan: musik tidak ada artinya jika pendengarnya tuli,” demikian kutipan dari Walter Lippman.
Nah, si bodoh itu seperti pendengar yang tuli. Dia tidak puny
acara untuk mendapatkan kebijaksanaan karena dia tidak mengerti atau
menghormati jalan menuju kebijaksanaan yaitu Tuhan. Si bodoh menolak tunduk kepada Tuhan karena dia tidak percaya pada Tuhan.
Waktu aku akan takut Tuhan dan berjalan di hadapan-Nya dengan
hormat, Dia membuatku jauh lebih bijaksana daripada yang seharusnya. Aku, si wanita pirang ini, kadang-kadang terpana dengan kebijaksanaan yang diberikan Tuhan kepadaku.
Aku gak mau jadi orang bodoh!
Bagaimana denganmu?
Mari belajar menghormati, mempercayai dan tunduk pada Tuhan supaya kita dapat kebijaksanaan sesuai dengan dosis yang kita butuhkan.
Hak cipta Leah Adams, digunakan dengan ijin Cbn.com