1 Korintus 15:10
Tetapi karena kasih karunia Allah
aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya
kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada
mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 74; Ibrani 8; 2 Tawarikh 35
Saya pernah bertemu dengan seorang pria yang sangat frustasi
dalam mencari karir barunya. Dia pergi ke sekolah dokter gigi demi menjadi
dokter gigi tapi setelah menghabiskan uang dan waktu untuk mendapatkan
pendidikan itu, dia malah melihat bahwa dirinya kurang tangkas untuk menjadi dokter gigi yang baik.
Untuk alasan apapun, tangannya sama sekali nggak kuat dan nggak punya keterampilian dalam menggunakan instrumen gigi tersebut.
Masalah seperti ini bisa terjadi kepada siapapun. Misalnya
kamu sudah mempelajari semua hal tentang menjadi tukang kayu tapi kamu sama
sekali nggak punya kemampuan dalam memukul kayunya dengan lurus. Kamu mungkin
sudah belajar olahraga terus menerus, tapi kamu tetap saja tidak bisa
melakukannya dengan baik. Kemudian pelatih akan memberi tahu kamu, "Saya
nggak bisa memasukkan apa yang sudah ditinggalkan Tuhan, nggak peduli seberapa seringnya kamu sudah berlatih."
Bernyanyi dan sejumlah hal lainnya mungkin bisa menjadi hal
yang dicintai dan diinginkan oleh banyak orang, tapi masalahnya tidak selalu
tercapai menjadi penyanyi yang handal dan lain sebagainya karena memang kemampuan alami terhadap hal itu tidak ada atau hilang.
Hukum diberikan melalui Musa tapi hukum itu nggak
memberikannya kemampuan untuk melakukan prinsip-prinsip yang dituntutnya. Itulah yang akhirnya membuat si penyembah menjadi frustasi dan dikalahkan.
Paulus juga mengalami hal yang serupat, mari kita lihat frustasinya Paulus dengan hukum dituliskannya dalam Roma 7:18.
"Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku
sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik."
Paulus ingin melukis gambar kemuliaan dari ajarannya Tuhan,
tapi ia tidak memiliki bakat artistik. Dia ingin mendapatkan skor yang tinggi
dalam kompetisi melawan sifat dasarnya, tapi ia tidak terampil. Elemen kata 'cara melakukan' tidak ada dalam firman tersebut bukan?
Paulus sama sekali nggak memiliki pegangan kepada hukumnya Allah.
Yesus juga seorang pemberi hukum dan menetapkan Perjanjian
Baru. Namun, berbeda dengan Musa, bersama kebenaranNya, Tuhan memberi rahmat dan
kasih karunia. Dalam Kristus, kebenaran
dan hukum dilengkapi dengan anugerah. Di dalam Kristus, ada sumber daya yang
dengannya kebenaran dapat dilakukan. Nah, sumber daya itu menyediakan kemampuan untuk mencengkram kebenaran dan menjalaninya.
Jika kita menggunakan analogi pedang untuk kebenaran, maka
rahmat memberikan pegangan untuk menggunakannya secara efektif. Rahmat
menyediakan kekuatan dan keterampilan untuk menang menggunakan kebenaran dalam
pertempuran hidup. Pelayanan Roh yang diresmikan Yesus memungkinan para pencari
kebenaran dan pecinta-hukum untuk mencengkram kebenaran bagi kehidupan. Ketika kita mendengar kotbah dan membaca
Alkitab atau membaca buku dengan prinsip-prinsip alkitabiah yang penting, kita
bisa mencengkram kebenaran yang kita terima dan mulai hidup dengannya. Kita nggak perlu frustasi oleh cengkraman yang longgar ataupun yang licin.
"Karena
itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus." (Ibrani 2:1)
Bagi Paulus, rahmat Allah itu melebihi dari sesuatu yang cuma sekadar diberikan. Duduk ongkang kaki saja tidak akan menghasilkan apa-apa.
"Tetapi
karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih
karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah
bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku." (1 Korintus 15:10)
Rahmat Allah yang diberikan membuatnya memiliki kemampuan
untuk memegang panggilan dan tujuan Allah, berpegang teguh dan bekerja dengan karunia Allah.
Ingatan kita mungkin gampang tergelincir, dan karakter kita
juga mungkin lemah, tapi kasih karunia Allah akan memberikan kamu cengkraman
yang kamu butuhkan dalam kebenaranNya dan kebenaranNya akan membebaskan kamu dan menghancurkan segala ikatakan dusta si Setan.
Kasih karunia dan kebenaran hanya datang melalui Yesus Kristus.
Hak Cipta © Michael Cooper. Digunakan dengan izin.