Pakailah Sabuk Pengaman Rohanimu Saat Turbulensi Melanda Hidupmu
Kalangan Sendiri

Pakailah Sabuk Pengaman Rohanimu Saat Turbulensi Melanda Hidupmu

Lori Official Writer
      4040

2 Korintus 4: 8-9

 

Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 62; Markus 12; Hosea 4-5

“Seekor burung yang takut dengan turbulensi tidak akan pernah tahu seberapa tinggi dia bisa terbang,” ucap seorang filsuf Afrika Matshona Dhiwayo.

Ungkapan ini membuatku menghargai turbulensi, setelah terbang selama 15 jam tanpa henti. Supaya sebuah pesawat mencapai tujuan akhirnya, dia harus menghadapi turbulensi. Tanpa turbulensi, pesawat tak akan bisa lepas landas. Selama masa-masa turbulensi, Kapten pesawat akan berate, “Para penumpang yang terhormat, Kapten sudah menyalakan tanda sabuk pengaman. Kita saat ini sedang melintasi zona turbulensi. Silakan kembali ke tempat duduk Anda dan ikat sabuk pengamanan Anda. Terima kasih.”

Walaupun turbulensi sama sekali tak nyaman, pesawat dibangun untuk menahannya. Pensiunan maskapai Delta Kapten Bill Watts pernah mengatakan hal ini. “Pesawat dibuat dengan struktur yang sangat solid. Dibangun dengan standar keamanan yang ekstrim. Dan kalau Anda melihat semua statistik, Anda akan melihat bahwa sangat jarang ada pesawat yang terkena dampak turbulensi.”

Yang menyebabkan turbulensi sebenarnya adalah saat melintasi penghalang antar arus yang berbeda. Yang membuat penumpang tidak nyaman dengan turbulensi adalah kurangnya pengetahuan mereka bahwa turbulensi adalah bagian dari proses dan sama sekali tak menyakiti kita, kecuali saat kita tidak mengenakan sabuk pengaman.

Hal ini menyadarkan aku karena kita diciptakan menurut gambar Allah. Mengetahui kebenaran ini membantu kita untuk tidak takut. Kalau turbulensi kehidupan membuat kita takut, kita tak akan pernah naik level.

Tuhan mengharapkan kita untuk selalu memakai sabuk pengaman kita saat turbulensi terjadi.

Ada tiga fungsi kenapa kita harus mengenakan sabuk pengaman.

1. DNA Allah ada di dalam kita.

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka…” (Kejadian 1: 27)

“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.” (Mazmur 139: 13 )

Waktu kita menghadapi turbulensi penyakit, DNA penyembuhan-Nya tersedia buat kita. Kalau kita menghadapi gejolak kesedihan, DNA kegembiraaan-Nya tersedia. Setiap turbulensi yang kita jumpai selalu bertemu denga DNW terjawab yang ditemukan dalam Bapa Surgawi kita. Biarkan kebenaran ini meresap ke dalam hati kita.

2. Firman Tuhan akan selalu menuntun kita.

“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Mazmur 119: 105)

Saat hidup kita diguncang, kita perlu mengucapkan firman Tuhan atas situasi kita. Tuhan berkata bahwa firmanNya akan selalu digenapi. Kita akan mengalami kemenangan atas guncangan hidup karena kita sudah dijadikan sesuai dengan cetak birunya Tuhan.

3. Roh Kudus hadir sebagai penolong kita.

Yohanes 14: 16 adalah janji Yesus atas kita. Roh Kudus lah yang akan menolong kita sepanjang hari dan selama 365 hari dalam setahun. Yang perlu kita lakukan hanyalah meminta bantuan-nya dan mematuhi-Nya.

Jadi bagaimana kita menerapkan kebenaran sederhana ini saat kita menghadapi turbulensi?

Pertama, kita perlu menyampaikan kebenaran ini dengan keras kepada diri kita sendiri. Saat kita mendengar apa yang kita katakan, hal itu akan membangun iman kita saat menghadapi pergolakan hidup dengan berani.

Kedua, kita perlu bersyukur mengetahui bahwa turbulensi tak berlangsung selamanya.

Ketiga, kita perlu memuji Tuhan lewat lagu puji-pujian kita. Gunakan turbulensi sebagai landasan untuk percaya kepada Tuhan.

Jangan lupa untuk memasang sabuk pengaman rohani kita setiap saat.

 

Hak cipta Towera Loper, digunakan dengan ijin Cbn.com.

Ikuti Kami