“Seperti seorang gembala Ia menggembalakan
kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.”
Yesaya 40:11
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 27; Lukas 3; Ayub 34-35
Hampir setiap pagi saya dan cucu
mengambil waktu untuk merenungkan firman Tuhan. Biasanya, saya yang akan
membaca firman Tuhan untuknya, tetapi karena kini sudah menginjak kelas dua sekolah dasar, cucu saya juga senang untuk membacakannya untuknya.
Saya sangat mendoronya untuk
menyukai membaca, terutama membaca firman Tuhan. Waktu yang dihabiskan waktu
untuk membaca membuat saya dan cucu semakin dekat setiap harinya. Diskusi yang
terjalin antara kami juga menyenangkan dan sering sekali saya mendapatkan hikmat dan pengetahuan yang baru tentang firman Tuhan.
Saya menyadari kalau Tuhan bisa
dan sering memakai orang lain yang bisa memberikan kita
pembelajaran-pembelajaran tertentu. Dan satu waktu di pagi ini adalah salah satunya.
Kami berdua sedang membaca sebuah
buku berjudul 'More Little Visits With God' karya Allan Hart Jahsman dan Martin
P. Simon. Salah satu ceritanya bertajuk 'Your Pets and You'. Cerita ini berkisah tentang anak lelaki yang menginginkan seekor anak anjing.
Ayat firmannya ada dalam Amsal
12:10, “Orang benar
memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan orang fasik itu kejam."
Ayah dari anak itu memberitahunya
bahwa dengan memelihara seekor anjing, maka ia juga harus menjaga anjing
tersebut. Bersama dengan berkat yang datang pada anaknya, sang ayang ingin
memastikan kalau ada tanggung jawab di dalamnya. Tuhan mengharapkan anak ini untuk merawat anak anjing ini.
Kisah ini berakhir saat anak
kecil ini bisa memahami tanggung jawabnya, mengingat firman Tuhan dan
menyetujui akan apa yang menjadi tanggung jawabnya dan akhirnya bisa memelihara anak anjing yang ia idam-idamkan tersebut.
Pada setiap cerita dari buku
tersebut, ada pertanyaan-pertanyaan dasar seperti siapa, apa dan kapan. Cucu
saya, Alexandra, senang sekali membuat saya menjawab pertanyaan dasar tersebut ketika ia sedang membacakan ceritanya.
Karena buku ini adalah buku anak-anak, sebagai
orang dewasa kita akan menganggap kalau jawaban dari pertanyaan tersebut sangatlah mudah.
Namun nyatanya, terkadang ada
beberapa pertanyaan yang cukup sulit untuk dijawab, meskipun saya sendiri tidak
keberatan akan hal itu. Cucu saya juga akan menikmati dan kami akan mendiskusikan jawabannya bersama.
Namun, pagi ini, saat cucu saya
mengajukan pertanyaan dan saya pikir saya telah menjawab dengan tepat, ia
sontak langsung menyambar saya dengan ucapan, "Bukan, Nek. Bukan itu jawabannya."
Pertanyaan tersebut bersifat hipotesis: "Menurutmu, hewan apa yang mungkin akan dimiliki oleh Yesus sewaktu Ia kecil?"
Karena saya tidak begitu pandai
dalam berimajinasi, maka dengan mudah saya menjawab kalau Yesus akan memiliki
seekor anjing. Bagaimana pun, cerita yang dibacakan oleh cucu saya adalah
tentang seorang anak yang menginginkan seekor anjing. Saya pikir, jawaban saya sudah cukup logis.
"Coba pikirkan lagi, Nek.
kita sering menyanyikan lagu 'Worthy is
the Lamb' di gereja," ungkapnya. Saya terkejut ketika mendengar
jawabannya tersebut. Ini menunjukkan perhatian dari cucu saya saat di gereja. Saya tahu kalau Yesus adalah Anak Domba Allah, seperti yang diutarakan dalam Wahyu 5:12.
“Katanya dengan suara nyaring:
"Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"
Ayat tersebut menunjukkan arti dari Anak Domba
Allah itu sendiri, jawaban dari cucu saya mengingatkan kita kembali soal
kebenaran itu. Lagi pula, Yesus adalah Gembala yang baik dan bukankah kita
adalah domba-dombaNya? Sepersekian menit kemudian saya langsung menyetujui
alasannya tersebut, bahwa peliharaan yang dipilih Kristus saat masih kecil adalah seekor domba.
Ini adalah sebuah gambaran yang diberikan
Alkitab kepada kita. Cobalah pikirkan lagi bagaimana kita juga saya begitu
istimewa bagi Tuhan sehingga ia menjadikan kita sebagai anak domba kesayangannya.
Natal kali ini mengingatkan kita bahwa Tuhan
datang sebagai gembala dan membawa kita dalam pelukanNya, tempat yang paling dekat dengan hatiNya.
“Mazmur
Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan
kekurangan aku.” (Mazmur 23:1).
Hak cipta © 2008 Kathy Schultz. Digunakan atas
izin.