Efesus 3: 16-19
Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan
kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,
sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta
berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala
orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan
dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui
segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan
Allah.
Bacaan Alkitab Setahun
Mazmur 18; Ibrani 12; Ayub 13-14
Beberapa minggu yang lalu saya menemukan diri saya memiliki waktu luang. Saya memiliki beberapa jam sebelum saya dijadwalkan untuk menjadi pembicara di sebuah acara di kota lain. Karena saya berada di kamar hotel, tidak ada cucian yang harus selesaikan, tugas untuk dilakukan, atau pekerjaan di rumah untuk diselesaikan. Saya ingat waktu itu berpikir betapa menyenangkan menghabiskan waktu dalam doa. Sementara saya berdialog dengan Tuhan di sana-sini, sudah cukup lama sejak saya mengambil waktu khusus untuk berdoa. Aku melongok ke sekeliling ruangan, meluruskan barang-barang dari koperku, dan akhirnya menekuk lututku. Saya merasa terganggu dan bertanya-tanya apakah saya harus menjawab email karena saya ada Wi-Fi gratis. Lagi pula, saya bisa berdoa di pesawat, tetapi saya tidak bisa bekerja di laptop saya di sana. Percakapan internal saya mengungkapkan pertempuran melawan disiplin doa saya.
Untungnya saya mengatakan pada diri sendiri untuk berdoa daripada mendengarkan pikiran saya untuk melakukan hal lain. Meskipun daging saya tidak mau berdoa, saya tahu roh saya sangat membutuhkan waktu yang terfokus dalam hadirat Allah. Saya mulai memuji Tuhan. Saya mengaku dosa dan berterima kasih kepada-Nya untuk begitu banyak berkat dalam hidup saya. Kemudian saya mencurahkan isi hati saya dengan permintaan pribadi serta hal-hal untuk keluarga saya, teman-teman, dan daftar panjang kekhawatiran yang saya ditulis dalam jurnal. Kedekatan yang saya rasakan dengan Yesus ketika saya duduk dengan tenang dan mendengarkan suara-Nya adalah sesuatu yang tak ternilai harganya. Ada keintiman dengan Kristus yang hanya dapat dilakukan oleh doa yang disengaja.
Jadi mengapa saya harus berjuang untuk meluangkan waktu
dalam doa? Mengapa saya tidak ingin melakukannya? Mengapa hal-hal lain seringkali malah menyingkirkan waktu untuk
berdoa? Setiap kali
saya benar-benar meluangkan waktu untuk berdoa, saya diberkati dan sangat
senang karena melakukannya. Saya tidak pernah dapat mengingat penyesalan waktu yang
dihabiskan bersama Tuhan dalam doa.
Apakah ada kemungkinan
kamu mengalami perjuangan yang sama dengan saya? Saya telah bertemu banyak
orang yang berbagi tentang perjuangan untuk mendisiplinkan diri dalam doa.
Tuhan menyuruh kita untuk berdoa. Yesus mencontohkan dalam kehidupan-Nya
sendiri dan bahkan mengajarkan kepada kita dalam Injil bagaimana melakukannya.
Jika saya harus bertempur bagaimana menghabiskan waktu ketika saya sendiri
tanpa gangguan, daftar kegiatan yang harus dilakukan saat liburan akan
berlawanan dengan meluangkan waktu untuk berdoa. Karena itu, kita harus
berjuang untuk menyediakan waktu dan perhatian untuk berdoa selama musim Natal
ini.
Tentu saja, kita tidak
harus sendirian atau berlutut untuk berdoa. Kita dapat berbicara dengan Tuhan
saat mengemudi di dalam mobil, berolahraga, memanggang kue, atau melakukan
sesuatu yang lain. Namun, ada perbedaan dalam intensitas fokus ketika kita
melakukan multitasking dan berdoa. Saya lebih baik berdoa sambil melakukan
hal-hal lain daripada tidak berdoa sama sekali, tetapi saya pikir kita harus
bertekun dalam mencari waktu yang khusus untuk berdoa.
Yesus pergi ke suatu
tempat terpencil untuk berdoa. Di mana tempat yang tenang agar kamu dapat
bertemu dengan Yesus secara pribadai selama musim liburan ini? Dalam film
berjudul “War Room,” karakter utama menggunakan ruang penyimpanan sebagai
tempat khusus untuk bertemu dengan Yesus. Jujur, karpet ruang tamu saya adalah
lokasi di mana saya paling sering menemukan diri saya berlutut atau bersujud
dihadapan Tuhan. Ketika kamu merenungkan kehidupan doamu, di mana kamu paling
sering berdoa? Tempat ini tidak sepenting ritual itu sendiri, tetapi memiliki
lokasi khusus untuk bertemu dengan Yesus dapat berfungsi sebagai pengingat untuk
berdoa.
Musim liburan ini,
pertimbangkan untuk memilih lokasi baru di rumahmu untuk berdoa. Adakah kursi
khusus, lemari, atau tempat duduk di dekat jendela yang bisa menjadi tempat
untuk merayakan kelahiran Juruselamat dalam doa? Setelah memilih lokasi, kamu
harus menetapkan waktu. Kita tidak berbicara tentang menyediakan satu jam
setiap hari. Mungkin mulai dengan hanya lima atau sepuluh menit. Dengan membuat
target yang bisa dicapai, kamu akan lebih mungkin untuk mencapai komitmen itu.
Bagaimana jika kamu mengatur alarmmu selama sepuluh menit sebelumnya dan berbagi
waktu istimewa dengan Yesus di saat kamu minum kopi pagi? Mungkin kamu seperti
burung hantu, dan sebelum kamu tidur di malam hari, kamu akan berhenti di
lokasi khususmu untuk memuji, mengakui, berterima kasih, dan bertanya kepada
Tuhan!
Doa adalah salah satu
cara paling ampuh untuk tetap dekat dengan Yesus, namun itu sering diabaikan ketima
masuk musim liburan, kita mengabaikannya untuk mengingat kelahiran-Nya. Ketika kamu
memikirkan tentang satu atau dua perubahan kecil yang dapat kamu lakukan dalam kehidupan doamu di musim liburan ini, pertimbangkan ayat-ayat dalam Alkitab mengenai doa ini: “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu
dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yakobus 5:16). “Tetaplah berdoa.” (1
Tesalonika 5:17).
Tuhan, saya suka berbincang
dan mendengarkan Engkau dalam doa, tetapi kadang-kadang aku berjuang untuk
didisiplinkan diri untuk melakukannya. Bantu aku menyediakan waktu dengan-Mu sebagai
prioritas. Ajari aku untuk berdoa. Saat aku merayakan hari kelahiran-Mu bulan
ini, aku ingin lebih mengenal-Mu. Tunjukkan di mana aku bisa bertemu dengan-Mu
di sebuah tempat yang pribadi. Beri aku ketajaman untuk melihat waktu mana yang
terbaik untuk berada di hadirat-Mu. Bantu aku untuk berdedikasi dalam memenuhi komitmenku
ini. Tuhan, aku ingin mengenal Engkau dan menjadi prajurit doa bagi orang lain
juga! Dalam nama Yesus aku berdoa, amin.
Kutipan diambil dari
Total Christmas Makeover: 31 Devotions to Celebrate with Purpose. Hak cipta ©
2017 oleh Melissa Spoelstra. Diterbitkan oleh Abingdon Press.