“Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi.”
Mazmur 9:2
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 6; Wahyu 12; Nehemia 4-5
Pada sebuah konser publik, saya merasakan dan mengalami
Tuhan. Bukan karena performa dalam
konser tersebut yang disuguhkan, meski setiap penampilannya baik. Bukan
pula karena runtutan acara yang kreatif dan inovatif dengan musik yang indah, dengan beberapa penyanyi solo, acara musikal dan lain sebagainya.
Setiap acara ini menarik, tetapi
bukan ini yang membuat saya merasakan Tuhan. Sebuah selembaran dibagikan soal
jalannya acara tersebut, sound system
sudah diperiksa dengan baik, dan konser pun dimulai dengan tepat waktu.
Hal-hal kecil di atas seharusnya
menjadi keajaiban kecil yang diperhatikan, tetapi ternyata tidak banyak yang
menyadarinya. Di balik layar, para guru mendorong, memberi penghargaan pada siswa, dan mengatakan untuk menampilkan yang terbaik.
Sebagai seorang nenek, biasanya
saya hanya akan menonton cucu kesayangan saya. Cucu saya tidak bernyanyi secara
solo, tetapi ia menyanyi dengan sangat baik, setidaknya itu yang saya pikirkan.
Di pertengahan konser, yang
serharusnya tentang bagaimana Tuhan harusnya disadari ini dimulai. Kami semua
tidak sadar kalau Tuhan hadir dalam seorang anak berusia 14 atau 15 tahun, yang berdiri di atas panggung yang hendak bernyanyi.
Saya telah memperhatikan anak
lelaki tersebut berada dalam sekumpulan grup paduan suara dimana hanya ia yang
merupakan satu-satunya lelaki. Menjadi satu-satunya lelaki dalam satu grup tentu menjadikan anak ini pusat perhatian.
Saat berjalan dalam kelompok,
kami semua bisa melihat kalau ia mengalami kesulitan berjalan dan membutuhkan
bantuan seorang wanita untuk pergi ke tempatnya di atas panggung. Dilihat dari
jauh pun kita bisa menebak kalau ia memiliki sedikit kesulitan, hanya saja kita tidak bisa memberi tahu dengan jelas apa kekurangan dari anak lelaki ini.
Kemudian anak lelaki ini mulai
mengambil suara, sebuah suara yang merdu. Tetapi bukan karena suaranya yang
membuat hati setiap penonton tersentuh, melainkan lagu yang dinyanyikannya. Amazing Grace, lagu yang dinyanyikan oleh anak tersebut benar-benar menyentuh setiap penonton yang hadir.
Anak lelaki ini bernyanyi dengan
segenap hati, sehingga membuat penonton bangkit dari tempat duduk. Kami semua
merasakan kehadiran Tuhan hadir dalam anak lelaki yang berkebutuhan khusus ini.
Kami semua mendengarkan dan ikut hanyut dalam lagu penyembahan dari anak lelaki ini.
Lagu yang dibawakan oleh anak lelaki ini
membuat setiap kita untuk menyadari kehadiran Tuhan. Setiap orang yang hadir
bisa merasakan kasih Tuhan dan setiap kita meresponinya. Setelah beberapa
waktu, saya menyadari bahwa beberapa orang ikut tersentuh dengan air mata yang
mengalir ke pipinya. Kami semua merasakan hadirat Tuhan yang luar biasa pada sebuah tempat yang tidak terduga.
Kemudian saya berharap agar hadiratnya semakin
besar, tetapi saya salah. Semuanya terserah Tuhan tentang pada siapa Ia akan
menunjukkan diriNya. Saya bersyukur bahwa Tuhan menunjukkan dirinya pada murid
dan guru yang taat. Setiap kita mungkin tidak terpanggil untuk menyanyi, tetapi
setiap talenta yang ada pada kita dibutuhkan untuk melayani orang lain, agar kita bisa menunjukkan kasih dan anugerah Tuhan pada mereka.
"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai
dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1 Petrus 4:10).
Semoga setiap kita bisa menyadari kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita dan senantiasa mengucap syukur atas setiap hal yang terjadi dalam kehidupan ini.
Apakah kamu rindu untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi seperti kisah di atas? Yuk hubungi konselor Sahabat24 sekarang juga di SMS/WA 081703005566 atau telp di 1-500-224 dan 0811 9914 240 bisa juga email ke [email protected] atau lewat Live Chat dengan KLIK DISINI.
Hak cipta © Kathy Schultz. Digunakan atas izin.