Roma 8:28
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuatu dengan rencana Allah."
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 20; 1 Korintus 11; Ayub 18-19
Saya membaca setiap perkataan-perkataan yang ditulis oleh mereka. Semuanya membuat hati saya hancur. Saya merasa bisa memahami setiap mereka, hanya saja tidak bisa menanggapi setiap penderitaan yang mereka rasakan.
Tidak ada satu pun kata yang rasanya bisa saya katakan agar membuat mereka menjadi lebih baik. Begitu pula ketika saya membaca tulisan-tulisan mereka yang tergabung dalam sebuah media sosial yang mendukung mereka yang menderita demensia.
Ada orang yang membutuhkan sebuah doa karena orang yang dikasihinya tidak tahu berada dimana. Sementara ada orang lainnya menderita karena baru saja kehilangan orang yang dicintainya. Beberapa mengeluhkan sulitnya menjadi seorang yang harus menjaga mereka yang menderita demensia.
Saya menangis.
Saya tergabung dalam grup yang dibentuk untuk mendukung penderita demensia ini saat mendapati ibu saya mengalami alzheimer. Saya mencoba untuk menyeimbangkan apa yang Ibu butuhkan dengan apa yang saya butuhkan. Namun, keseimbangan tersebut nampaknya sangat subyektif. Penyakit yang dideritanya ini membuat saya harus siap saat berhadapan dengan situasi yang sulit.
Saya tetap berada dalam grup tersebut karena ingin membantu mereka dengan pengalaman yang pernah saya hadapi. Tetapi, tidak pada pagi ini. Saya merupakan seseorang yang tahu betul tentang bagaimana menanggapi orang yang menderita penyakit ini.
Namun saat itu saya merasa gagal, dan merasa saya sedang bertentangan dengan keyakinan saya bahwa panggilan Tuhan untuk saya adalah agar saya melayani para penjaga penderita alzheimer atau demensia.
Di tengah situasi tersebut, Tuhan mengajak saya untuk jalan-jalan. Hanya ada saya, Tuhan dan lagu penyembahan yang saya dengarkan melalui earphone. Tuhan tahu betul ketika kita sudah berulang kali mencoba tetapi tetap gagal. Saya juga telah mendengar tipuan iblis: saya tidak cocok berada dalam pelayanan atau dunia kepenulisan, saya tidak bisa menolong siapa pun.
Hal ini mengingatkan saya pada Roma 8:28 di atas. Tuhan tidak memilih saya untuk melakukan segala hal untuk semua orang. Itu adalah tugasNya. Tugas saya adalah ikut berkontribusi sesuai dengan panggilan yang Tuhan berikan kepada saya. Saya dapat membantu beberapa orang dalam satu waktu, tetapi saya tidak selalu siap untuk membantu banyak orang setiap waktu.
Cuma Tuhan yang bisa melakukan hal tersebut. Tuhan telah memanggil saya untuk menulis, tepatnya menulis untuk setiap pengasuh yang berhadapan dengan mereka yang menghadapi pasien penderita alzheimer atau demensia.
Tuhan menginginkan ketaatan saya, bukan pengorbanan. Ketaatan adalah tanggapan atas permintaan untuk melakukan sesuatu. Sementara pengorbanan membuat kita terluka untuk suatu hal yang lain. Tuhan berkata dalam Hosea 6:6, "Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran."
Yeremia 7:23, "Hanya yang berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia."
Menjadi seorang pengasuh para pasien sangatlah melelahkan secara fisik, mental dan bahkan membuat kerohanian kita menipis. Saya tidak diminta untuk mengorbankan hidup saya untuk itu, tetapi Tuhan mau kita untuk taat.
Pengorbanan telah dilakukan oleh Yesus, yang telah dikirim ke bumi untuk mati dan bangkit untuk menerima hidup yang kekal.
Ketaatan adalah kesediaan Abraham saat diminta untuk mengorbankan putanya, atau Daniel untuk bermalam di gua singa karena ia tidak mau berhenti berdoa, atau panggilan saya untuk mengurus Ibu ketika dirinya telah lupa tentang banyak hal.
"Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25:40).
Kuncinya adalah ketaatan.
Tuhan tidak memanggil saya untuk membantu semua orang, tetapi untuk menuntun mereka untuk mengenal anugerah Tuhan. Apa yang telah saya berikan kepada Ibu dan Yesus adalah ketaatan, bukan hanya untuk berkorban.
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: Selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 5:8).
Ketika Tuhan memanggil kita, maka segeralah lakukan. Kalau Tuhan minta kita untuk diam, maka lakukan. Kita akan tenggelam dalam ketaatan kepada Dia yang telah mengorbankan segalanya untuk keselamatan kita.
Hak cipta © 3/2018 Cheryl Crofoot Knapp, digunakan dengan izin.