1 Yohanes 4:18
“Di
dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab
ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.”
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu14[/kitab]; [kitab]wahyu20[/kitab]; [kitab]0ayub1-2[/kitab]
Saya tidak akan pernah
melupakan tahun ketika saya merasakan Tuhan menarik karpet dari bawah kaki
saya. Dalam kurun waktu hanya 30 hari, saya kehilangan pekerjaan yang saya
cintai, harus menjual rumah saya, dan kehilangan anjing kecil manis yang ada di
rumah saya sejak ia masih kecil, serta hidup jauh sekira 2.000 mil jauhnya dari
teman-teman saya yang tercinta. Di atas semua itu, itu terjadi pada saat Natal.
Suatu pagi, ketika saya mencoba untuk memahami semuanya, pembacaan Alkitab harian saya jatuh pada 1 Yohanes 4:18 yang berbunyi,
"... kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan..."
Jika kasih yang sempurna mengusir rasa takut, mengapa saya masih takut? Jawabannya, saya temukan, agak sederhana, tetapi mengganggu. Saya pasti tidak mengalami kasih Allah yang lengkap dan sempurna. Dengan segera, saya mencoba membela diri. Itu tidak benar! Saya mengasihi Tuhan, pergi ke gereja, memberikan persepuluhan, berdoa, memimpin kelas Alkitab...
Tetapi tunggu sebentar.
Apakah saya membaca ayat itu dengan benar? Kasih siapa yang dimaksud oleh
Alkitab? Kasih saya atau Tuhan? Saya membaca ayat itu lagi. "... kasih
yang sempurna melenyapkan ketakutan." Kasih Sempurna. Hanya Tuhan yang
sempurna. Jelas, ayat ini mengacu pada kasih Tuhan. Dan di mana Alkitab
mengatakan bahwa kasih Tuhan bergantung pada kita, atau pikiran kita, atau tindakan kita? Tidak ada.
Kenyataannya, Alkitab
melukiskan gambaran yang indah tentang kebenaran ini dalam peristiwa-peristiwa
yang mengelilingi baptisan Yesus. Sebelum mukjizat apa pun telah dilakukan,
sebelum penyembuhan apa pun terjadi, sebelum pidato umum apa pun yang
mengesankan dibuat, Allah Bapa secara terbuka menyatakan kasih-Nya kepada Putra-Nya. Sebelum Yesus memulai pelayanan umum-Nya, Suara Bapa merobek awan-awan Surga,
"Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Matius 3:17
Tuhan menawarkan kasih
yang sama kepada kamu dan saya. Tidak lebih; tidak kurang. Dan sama seperti
Yesus belum melakukan apa pun untuk mendapatkan kasih Bapa-Nya, demikian juga
dengan kita masing-masing. Kasih Allah bagi kita tidak tergantung pada apa yang
kita lakukan atau tidak lakukan. Ini sepenuhnya didasarkan pada Siapa Dia. (Roma 8:28)
Namun, mengapa saya masih takut? Saat itulah saya membaca paruh kedua dari ayat ini,
“Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.” 1 Yohanes 4:18
Baca Juga: Fakta: 40% Ketakutan, Ketakutan Itu Tidak Pernah Terjadi
Sekali lagi, saya mulai
berdebat dalam pikiran saya: Saya tidak takut akan hukuman, saya hanya takut
saya tidak akan menemukan pekerjaan atau tempat tinggal atau ... Namun kemudian
saya menyadari sesuatu. Sesuatu yang benar untuk semua yang menyebut Allah Bapa
kita. Jika kita tidak percaya Tuhan akan mengurus kebutuhan dasar kita ketika
kita tahu Ia memiliki kekuatan untuk melakukan itu, itu artinya kita tidak
yakin akan kasih-Nya yang sempurna bagi kita. Dan jika Ia tidak mengasihi kita,
kita pasti telah melakukan sesuatu yang salah yang menyebabkan diri-Nya menahan
berkat-Nya. Dengan kata lain, kita berpikir kita sedang dihukum. Oh, betapa
musuh senang ketika kita jatuh ke dalam perangkap penghukuman diri! Namun puji Tuhan Yesus, musuh tidak mendapatkan itu!
Ya
Bapa, ketika kami menghadapi berbagai ujian, berilah kami keberanian untuk
membawa itu semua ke hadapan Tahta Anugerah-Mu. Bawalah ke dalam pikiran kami
apa pun yang kami perlu akui yang mungkin menghalangi kami dari mengalami
kedamaian Kasih dan Kehadiran-Mu. Tarik kami lebih dekat dan ajarkan kami bagaimana
memercayai kasih-Mu yang sempurna - karena kasih-Mu yang sempurna mengusir semua ketakutan. Amin.
Hak Cipta © Juni 2018 Shadia Hrichi, digunakan dengan izin.
Kasih Tuhan yang Mengalir di Dalam Kita Pasti Menenangkan dan Mendamaikan Hati.