Bertahun-tahun Mati Rasa, Tetapi ini yang Terjadi Saat Aku Menangis Kepada Tuhan!
Kalangan Sendiri

Bertahun-tahun Mati Rasa, Tetapi ini yang Terjadi Saat Aku Menangis Kepada Tuhan!

Budhi Marpaung Official Writer
      4184

Mazmur 126:5

“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.”

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu67[/kitab]; [kitab]ibran1[/kitab]; [kitab]hosea13-14[/kitab]

Pekan terakhir ini saya terbang sejauh 700 mil untuk mengucapkan selamat tinggal kepada seorang teman yang sangat saya kasihi. Ini bisa dibilang salah satu hal paling sulit yang telah saya lakukan, mengingat baru saja melewati minggu-minggu terakhir tak tertahankan dimana saya sedang menunggu pemuktahiran kabar tentang seorang perempuan muda cantik yang berjuang melawan kanker untuk keempat kalinya. Saya tidak tahan bersedih sendiri sehingga saya terbang pulang ke rumah.

Walaupun saya tahu dia menari, berlari dan makan, dan bahwa dia utuh dan hidup, hati saya hancur. Kenangan indah datang kembali dan tengiang-ngiang di pikiran seperti tamu kecil yang sedih.

Ketika saya menyaksikan matahari terbit dari ketinggian ribuan kaki di udara, saya mendengarkan audiobook tentang bagaimana menemukan keindahan di tengah-tengah hal-hal yang tidak indah sama sekali. Saya membelinya ketika teman saya mulai berkutat dengan kanker, tetapi sekarang ketika saya mendengarkan, saya mendengar hal-hal yang sebelumnya tidak saya ketahui — khususnya konsep menaburkan air mata dan menuai kegembiraan.

Saya pikir itu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Mungkin si penulis mengada-ada. Tapi tentu saja, suatu pencarian cepat membuktikannya.

“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.” Mazmur 126:5

Kamu tidak dapat menumbuhkan suatu tanaman tanpa sebuah biji. Kamu tidak bisa mendapatkan sukacita tanpa air mata. Dan saya tidak mengerti bagaimana Tuhan melakukannya, tetapi ketika kamu menaburkan air mata, kamu mendapatkan sukacita.

Baca Juga: Presenter TV Ini Didiagnosa Tumor Otak, Bukannya Sedih Ia Malah Anggap Sakitnya Berkat

Untuk waktu yang lama, saya telah menyingkirkan perasaan saya. Saya menemukan cara agar bisa mati rasa terhadap sakit, karena kepedihan meninggalkan rasa sakit yang terlalu banyak — dan saya tidak memiliki sukacita. Namun Tuhan mengubah itu, dan sekarang saya tidak punya pilihan selain merasakan hal-hal yang lebih sering saya lepaskan. Bagi mereka yang memilih untuk tidak melarikan diri, Tuhan menjanjikan hal-hal besar.

Saya menganggap hal ini seperti sebuah kendi. Jika kamu mengisinya dan tidak pernah membiarkan apa pun keluar, kamu tidak dapat memasukkan apa pun kembali. Apabila kamu hidup dengan luka dan rasa sakit atas nama ‘saya kuat’, tidak ada apa pun yang akan dapat kamu muat ke dalamnya.

Menaburkan air mata seperti mengosongkan kendi ini. Sungguh menguras ketika kamu membiarkan diri merasakan hal tersebut. Itu membuatmu menjadi lemah. Namun, ketika kamu berada di titik terendah, itu artinya waktunya Tuhan untuk masuk. Mintalah Ia mengisi dirimu dan Ia dengan penuh kasih akan memenuhimu. Tuhan adalah Tuhan yang baik; ketika Dia memenuhimu, Ia hanya dapat memenuhimu dengan apa yang Ia miliki (apa yang Tuhan miliki tercantum di dalam Galatia 5:22-23).

Jadi saya pun menunjukkan kepada-Nya kesedihan saya dan juga kepada orang lain. Memang tidak masuk akal bagi saya, tetapi menabur air mata sungguh bekerja. Hati saya terluka. Akan tetapi pada saat yang sama, saya adalah orang yang paling bersukacita dari sebelum-sebelumnya. Itu hal yang paling aneh di dunia. Saya berfluktuasi antara kesedihan dan dipenuhi dengan harapan tanpa alasan fisik. Saya tidak dapat menunjukkan satu hal pun dan berkata, "Itu membuat saya bersukacita."


Saya tidak tahu mengapa teman saya meninggal ketika dia masih sangat muda. Namun, saya tahu Tuhan saya baik, dan Ia mengetahui segala sesuatunya. Ini cukup bagus untuk saya. Ia membuat teman saya menjadi manusia utuh, dan Ia bersedia melakukan hal yang sama untuk saya ketika saya menunjukkan kepada-Nya bagian terdalam dan tergelap di dalam hati saya. Ada transaksi — memberikan rasa sakit untuk mendapatkan sukacita. Dan sekarang yang saya miliki, saya bisa dengan bangga menggemakan Mazmur 30:12:

Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita.”

Hak Cipta © 2016 Sarah Limardo. Digunakan atas izin.

Izinkan Tuhan Masuk ke Dalam Hatimu dan Ia akan Ganti Kesedihanmu dengan Sukacita!

Ikuti Kami