Mazmur 55: 6
Pikirku: "Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang…
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 31; Kolose 4; 1 Raja-Raja 15-16
Kamu pernah meminta sesuatu yang tampaknya mustahil kamu dapat? Ya, aku tahu kalau bersama Tuhan semua hal akan menjadi mungkin. Tapi, ada juga beberapa hal yang sepertinya mustahil. Semisal, punya sayap, sesuatu yang tak ada di dalam rencana Tuhan.
Coba lihat saat Daud sedang dalam posisi yang sulit. Dia meminta supaya Tuhan mendengar teriaknya minta tolong. Saat itu, dia sedang berada dalam situasi yang paling sulit. Dia bukan hanya didesak oleh musuh-musuhnya, tapi dia juga mendapat tekanan dari orang-orang terdekatnya. Musuh-musuh kita mungkin akan membuat kita hidup dalam kesulitan dan merasa sedih. Tapi gimana kalau kita malah menghadapi situasi yang sangat sulit seperti teman kita tiba-tiba berubah jadi musuh yang menyerang kita?
Di Mazmur 55, Daud benar-benar berteriak kepada Tuhan. Dia meluapkan semua ketakutannya dan ketidakberadayaannya di hadapan Tuhan. Dia benar-benar meminta kebebasan. Terlebih karena dia menghadapi situasi dimana dia harus berhadapan dengan temannya yang berubah jadi musuh yang menyerangnya. Paling sakitnya, musuh yang dihadapinya saat itu adalah sosok yang tahu betul pikiran dan rahasi terdalam Daud.
Itu sebabnya, Daud berharap supaya Tuhan memberinya sayap. “Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang..” (Mazmur 55: 6).
Berapa kali kita menginginkan sesuatu hal yang sama untuk diri kita sendiri? Tapi Tuhan sebenarnya tak menciptakan kita dengan kemampuan punya sayap untuk terbang. Dia gak menciptakan kita dengan kemampuan untuk mengembangkan insang. Dia gak memberi kita pilihan untuk jadi panther berkaki empat. Sementara Daud berpikir bisa memiliki sayap supaya dia bisa terbang ke suatu tempat yang tenang dan beristirahat di sana.
Sayangnya, sekalipun dia bisa terbang dia tak akan bisa mendapat kenyamanan seperti yang dia inginkan. Dia tak akan mengubah musuhnya jadi teman. Ejekan dari musuhnya tak akan berhenti. Bahkan luka dan rasa sakit yang disebabkan oleh sang musuh akan membuatmu mempertanyakan posisimu di hadapan Tuhan.
Apapun alasannya, Tuhan tetap tak akan memberi kita sayap karena kita tidak diciptakan untuk memiliki sayap. Sebaliknya, kita diciptakan untuk berlari ke hadapanNya dengan semua perhatian dan kepedulian yang menyentuh hidup kita. Kita diciptakan untuk berharap dan mencari ketenangan di bawah dekapan kasihNya. Kita diciptakan untuk selalu bergantung penuh di dalam Dia dan menyembuhkan luka kita.
Apakah kamu pernah berharap punya sayap? Datanglah kepada Tuhan dan berdoalah untuk mendapatkan ketenangan di dalam Dia.
Hak cipta Joanna Felts, diterjemahkan dari Cbn.com