Mazmur 68 : 5
Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di
kediaman-Nya yang kudus
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 19; Efesus 2; Pengkhotbah 3-5
Aku
diberkati karena punya dua ayah selama masa pertumbuhanku. Orang tuaku bercerai
saat aku berusia dua tahun dan beberapa tahun kemudian, ibu menikah lagi. Aku
yakin akan banyak orang yang bingung karena aku memanggil keduanya dengan panggilan ‘ayah’. Selain itu, aku juga dekat sekali dengan kakekku.
Sekarang, ini
jadi orang Kristen dan punya hubungan dengan Bapa Surgawiku. Aku merasa istimewa
karena punya pemahaman soal mengasihi dan menghormati lebih dari satu figur ayah dalam hidupku.
Aku tak bermaksud
mengatakan kalau ada orang yang setara dengan Bapa Surgawi kita. Tapi
sayangnya, orang sering berjuang dalam hubungan mereka dengan Allah saat mereka
diperhadapkan dengan kondisi tak hadirnya figur ayah atau kurang idealnya ayah mereka. Dan karena itu, mereka juga berjuang saat merayakan Hari Ayah.
Aku pernah membaca
sebuah artikel yang menulsi soal tindakan Hallmark memberikan kartu gratis kepada
para narapidana di Hari Ibu dan Ayah. Kartu itu selalu habis setiap kali Hari
Ibu, tapi sedikit sekali kartu yang benar-benar dipakai narapindana di Hari Ayah.
Inilah gambaran dari kondisi generasi kita.
Tapi
terlepas dari didikan, Yesus membuat pernyataan kepada Maria setelah kebangkitanNya yang seharusnya mendorong kita semua.
“Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi
kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada
mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” (Yohanes 20: 17)
Sejak hari itu, taka da anak yang pernah jadi yatim piatu lagi.
Yesus menjembatani
kesenjangan dan memberi kita semua hubungan terbuka dengan Allah Bapa kita. Dan
dalam pertunjukan kasih sayang luar biasa, bahkan sebelum kita sampai kepada
wahyu ini, Bapa Surgawi kita menempatkan orang-orang dalam hidup kita untuk mencerminkan Dia dan kasih-Nya bagi kita.
Bisa jadi mereka
adalah guru kita, pelatih kita. Atau mungkin ayah kita adalah seorang pemilik toko
kelontong yang selalu bertanya bagaimana kabarmu. Mungkin Tuhan menunjukkan diri-Nya kepadamu melalui seorang pendeta atau pemimpin sekolah minggu.
Tapi mungkin
juga ada beberapa orang yang saat membaca ini masih berpikir, ‘aku tak punya orang-orang
seperti ini dalam hidupku’. Aku mengerti. Iblis sudah menipu kita selama berabad-abad.
Dia terobsesi untuk mengubah segala sesuatu yang baik dari Tuhan, termasuk citra seorang ayah.
Yang aku tahu
pasti adalah, Tuhan sudah bekerja keras untuk memastikan kamu menemukan-Nya,
melalui figure ayah yang nyata, bisa jadi ayah tiri, kakek atau hanya seorang
pria yang taat. “Bapa bagi anak yatim dan
Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus..” (Mazmur 68: 5)
Seorang penulis yang tak disebutkan namanya pernah bilang:
“Ayah adalah
seseorang yang akan menangkapmu sebelum kamu jatuh, juga mengangkatmu, menurunkanmu,
dan mencoba menangkapmu kembali. Ayah adalah seseorang yang akan mencegahmu melakukan
kesalahan, dan juga yang memungkinkanmu untuk menemukan caramu sendiri,
walaupun hatinya hancur dalam keheningan saat kamu terluka. Ayah adalah seseorang
yang memelukmu saat kamu menangis, menegur saat kamu melanggar peraturan, berdiri bangga saat kamu sukses dan punya keyakinan saat kamu gagal.”
Aku memilikinya.
Aku sudah punya figure ayah seperti ini, bukan cuma satu. Dan sekarang aku melihat
Bapa Surgawi ku ada di sana selama ini, berbicara melalui dan memakai banyak orang untuk membentukku.
Kalau hari ini aku bisa merayakan hari Ayah, aku berharap kamu juga bisa.
Hak Cipta Daphne
Delay, diterjemahkan dari Cbn.com