“Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah”
Markus 10:25
Bacaan Alkitab dalam setahun: Mazmur 121; 1 Korintus 10; 1 Samuel 8-9
Renungan pada Markus 10:17-27
Salah satu kisah yang paling
menyentuh saya secara pribadi dalam Alkitab adalah kisah tentang seorang pria yang kaya. Pria yang mendatangi Yesus
ini telah berbuat banyak kebenaran dalam hidupnya. Ia jelas berasal dari keluarga yang sukses dan berkecukupan.
Saya bisa membayangkan bagaimana
ia dikagumi dan dihormati oleh banyak orang dengan karakter dan posisinya
tersebut. Dia menyadari kalau kekayaan yang ia dapatkan berasal dari tanggung jawab yang besar juga. Ia nampak sangat mengerti mengenai hal ini.
Tetapi ada sesuatu yang kurang
darinya, terlepas dari segala kepunyaannya. Ia tahu betul kalau dirinya perlu
diselamatkan. Pria ini
menyadari otoritas dan mengerti
ajaran Yesus. Ia
berani datang kepada Yesus, dengan rendah hati bertelut dihadapan Yesus ia bertanya kepadaNya,
"Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Bukankah ini adalah sebuah
gambaran yang sangat baik mengenai pria kaya tersebut? Dia menyadari kelaparannya untuk mendengar Kabar Baik
dari seseorang yang disebutnya sebagai Guru yang baik tersebut. Ada kesediaan
dalam hati pria kaya ini untuk melakukan sesuatu yang benar.
Yesus menjawabnya, "Mengapa
kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.
Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah. Jangan membunuh, jangan
berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayah dan ibumu!"
Pria itu langsung menjawab kalau ia
telah melakukan segala yang telah diperintahkan Allah tersebut sejak kecil.
Alkitab kemudian menuliskan kalau Yesus memandang pria tersebut dan menaruh kasih kepadanya.
Lalu Yesus berkata, "Hanya
satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu
kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian
datanglah kemari dan ikutlah Aku." Setelah mendengar perkataan Yesus
tersebut, pria kaya ini
langsung kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Ajakan dalam mengalami Tuhan
Lantas, apa arti dari percakapan
Yesus dengan pria di atas? Yesus mengajak pria ini untuk 'mengalami Tuhan'
bersama denganNya. Selebihnya, semua kembali kepada pria ini mengenai apa yang
akan dilakukan olehnya. Kendati pria tersebut sudah mematuhi semua hukum dan mengasihi Allah, ia tetap terjerat dalam harta yang dimilikinya.
Yesus menginginkan sebuah
identitas baru, nama baru baginya. Ia mengundang pria ini untuk datang
bersamaNya dalam hidup yang sesuai dengan kehendak dan tujuan Tuhan dimana
Tuhan memimpin dan menyediakan semua yang ia butuhkan. Undangan ini memang terdengar sangat
menyenangkan dan penuh damai sejahtera, namun sekaligus menakutkan. Undangan ini banyak disebarkan kepada orang percaya.
Kita bisa melihat kalau
keberadaan Tuhan Yesus tidak hanya untuk menyentuh hati setiap kita dan
mengampuni dosa-dosa kita, tetapi juga Ia ingin mengubah hati kita dan menggunakan kita sebagai
anakNya. Semakin kita bersedia untuk diubah olehNya, semakin besar pula
karyaNya dalam kehidupan kita. Saya jadi bertanya-tanya apakah yang mungkin terjadi jika pria yang kaya tersebut berkata 'Ya.'
Bagaimana dengan kita? Bukankah
kita juga diciptakan untuk mengalami Tuhan dalam kehidupan sehari-hari kita?
Jangan mudah puas dengan kehidupan biasa-biasa saja yang aman dan bisa di
prediksi. Raja semesta alam telah mengundang kita untuk berjalan bersamaNya.
Kita harus bisa melepaskan segala yang kita miliki agar bisa selalu
mengandalkan Tuhan dalam kehidupan kita. Kita cukup berkata 'ya' dan dan
mengandalkanNya.
Dikutip dengan izin dari The God
Adventure, oleh Terry Meeuwsen © 2005