“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh."
Yohanes 15:11
Bacaan Alkitab setahun: Amsal 13; Galatia 2; 1 Raja-Raja 7-8
"Mungkinkah sukacita akan
datang?" Tanya saya dalam hati ditengah malam. Ngomong-ngomong, apakah
sukacita itu? Bagi orang lain, sukacita adalah suatu hal yang nyata, namun
tidak bagi saya. Dunia saya menjadi sangat gelap. Saya kehilangan penglihatan
saat berusia 31 tahun dan sejak saat itu, saya kehilangan sukacita. Saya
kehilangan diri saya yang bisa melihat. Kini, hanya kegelapan yang melingkupi saya.
Tetapi saya salah. Perjalanan
dari sebuah keterpurukan menuju sukacita yang sejati bukanlah perkara yang
mudah dan cepat, namun tetap bisa dilakukan. Sebagai pengingat masa
transisi tersebut, sebuah transformasi besar dalam hidup saya terjadi, melalui sebuah kejadian dalam perjalanan saya menuju Mexico.
Petugas di bandara menuntun saya
saat memasuki pesawat. Ada petugas yang penerbangan lain yang menyerahkan formulir imigrasi kepada penumpang. "Setiap keluarga satu."
Saya duduk tepat disebelah
jendela, dan setelah pengumuman berakhir, saya menekan lampu untuk meminta
bantuan. "Bisakah kamu membantu saya dalam mengisi formulir ini?" Tanya saya kepada salah satu pramugari yang menghampiri.
"Tentu, ayo ikut bersama saya," jawabnya.
Saya langsung mengumpulkan barang bawaan saya dan mengikutinya pada bagian depan awak pesawat.
"Kamu bisa duduk disini," ungkap pramugari tersebut.
Saya duduk di kursi yang telah
disediakan, saya merasa sangat
lega dan nyaman. Bahkan ketika
mencoba meluruskan kaki, saya
masih bisa merasakan kalau masih ada banyak ruang yang tersisa. Saat kami
selesai mengisi formulir tersebut, pramugari ini bertanya apakah saya ingin
duduk di kursi tersebut. Saya berada di kelas satu (first class) saat itu. "Serius?" ungkap saya nyengir. "Tentu, kenapa tidak?" jawabnya mantap.
Saya memposisikan tubuh saya pada
kondisi ternyaman dan mulai membandingkan. Dibandingkan dengan mendapat air
mineral gelas yang ditawarkan pada kelas ekonomi dimana saya berada sebelumnya, saya justru mendapatkan satu botol air mineral yang dingin dan segar.
Bukannya mendapatkan sebuah snack
dalam plastik kecil, sebagaimana biasanya dibagikan di kelas ekonomi tempat saya duduk sebelumnya, saya
malah mendapatkan sebuah hidangan untuk santap malam. Perjalanan tersebut sangatlah menyenangkan.
Saya telah melakukan sebuah
transisi sejak kehilangan penglihatan. Saya telah mendapatkan sebagian kecil
dari sukacita, baik dari hubungan, perjalanan, berlanja, aktivitas dan kegiatan lainnya. Saya pikir inilah cara bagaimana seseorang menemukan sukacita.
Namun ada satu sukacita yang
berbeda. Saat Tuhan menawarkan saya untuk duduk di kursi VIP untuk kasihnya, saya menerimanya. Dan kemudian perjalanan menjadi jauh lebih menyenangkan.
Ada banyak turbulensi yang
berbahaya dan menyakitkan akan datang, namun kekuatanNya dapat membuat hati
saya tenang. Dengan Tuhan sebagai pilot saya, yang membimbing seluruh
kehidupan, setiap momennya, setiap kegiatan yang saya jalani menjadi sebuah
sukacita. Sekarang ada sukacita yang manis dan sejati yang ada dalam kehidupan saya.
Dia pun menawarkan hal yang sama
bagi kita. Dia punya sebuah kursi khusus buat kita. Saat kita memiliki
keinginan untuk meninggalkan segala sesuatunya untuk mencari sukacita yang ada
dalamNya, kita akan mendapatkan sebuah sukacita yang luar biasa melalui kejadian setiap harinya. 3 langkah ini bisa kita lakukan untuk mendapatkannya.
1. Ubah cara pandang kita
Pahamilah kalau kita tidak
menemukan sukacita, melainkan kita menciptakannya. Kita mendapatkannya dengan
membuka hati dan menerima sukacita yang Tuhan tawarkan. keinginannya adalah
untuk membuat setiap momen dalam kehidupan kita menjadi lebih bermakna dan penuh sukacita.
2. Rayakan setiap janji yang telah Tuhan berikan
Kita bisa menghadapi setiap
kesukaran dan kesakitan bukan karena kekuatan kita sendiri, melainkan karena
kasih Tuhan yang rela menopang semua hal tersebut dan membawa kita dalam sebuah
sukacita yang luar biasa. Mengandalkan Tuhan sama saja kita telah menghidupkan sukacita dalam setiap kita.
3. Datang kepadaNya saat kegelapan dan ketakutan menghampiri kita
Memanggil nama Yesus memberikan
kita kuasa untuk membungkam setiap pikiran yang negatif. Sehingga kita tidak
lagi akan mengasihi diri sendiri, merasa kesepian dan mengalami putus asa.
Tuhan akan menuntun kita dalam setiap perjalanan, dan kemudian sukacita akan
datang menghampiri kita.
Sukacita hadir tepat pada waktunya. Ia berlangsung selama kasih Tuhan ada dalam kita, sebagaimana yang ditulis oleh Yohanes 15:9-11, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh."
Hak Cipta © 2015, Janet Perez Eckles, digunakan dengan izin.