Yohanes 11:35
Maka menangislah Yesus.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]amsal7[/kitab]; [kitab]yohan17[/kitab]; [kitab]itawa27-29[/kitab]
Saat saya masih kecil, ada beberapa kesempatan ketika kelas Sekolah Minggu saya mengadakan perlombaan untuk melihat siapakah yang dapat menghafal sebagian besar ayat Alkitab. Selalu, setiap kali kontes ini diadakan, ayat pertama yang keluar dari mulut setiap orang adalah Yohanes 11:35:
"Maka menangislah Yesus (Jesus wept - dalam Alkitab Bahasa Inggris)."
Ini adalah ayat terpendek di Alkitab bahasa Inggris.
Kuasa dari Yohanes 11:35 sering diabaikan karena sepertinya peristiwa itu adalah peristiwa yang sangat biasa (tidak perlu difokuskan). Ketika kita melihatnya dalam terang cerita yang lebih besar, kita melihat sesuatu yang benar-benar indah tentang Yesus. Peristiwa tangisan Yesus datang di tengah-tengah kisah tentang bagaimana Ia membangkitkan Lazarus dari kematian. Yesus adalah teman baik Lazarus dan dua saudara perempuannya, Maria dan Marta. Lazarus telah jatuh sakit parah dan saudara-saudara perempuannya mengirim pesan kepada Yesus agar Yesus berkenan datang dan menyembuhkan saudara mereka. Ini disebutkan tiga kali di dalam Yohanes 11:1-46 bahwa Yesus mengasihi Lazarus, Maria, dan Marta. Meskipun tidak satu pun dari ketiga orang ini diberi nomor di antara 12 murid Yesus, ayat Alkitab menunjukkan dengan jelas tentang kasih dan perhatian-Nya bagi mereka.
(Ilustrasi Yesus menangis / Sumber: missionstoheaven.files.wordpress.com)
Sekalipun begitu, ketika Yesus mendapatkan kabar bahwa Lazarus sakit, Ia dengan sengaja menunda untuk menjumpainya. Yesus tidak lari ke sisi Lazarus dan menyembuhkannya. Sebaliknya, Yesus menghabiskan dua hari lagi di mana Ia berada saat itu dan pada kurun waktu tersebut Lazarus mati. Mengapa? Mengapa Yesus menunggu dan membiarkan sahabat yang Ia kasihi meninggal dunia? Yesus mengizinkan Lazarus mati karena Ia memiliki rencana. Seluruh masalah ini, dari awal hingga akhir, bukanlah misteri bagi Yesus. Rencananya sejak awal adalah membangkitkan Lazarus dari kematian.
Butuh empat hari lagi bagi Yesus untuk sampai ke Betania, daerah tempat tinggal Maria dan Marta dan di mana saudara lelaki mereka yang telah meninggal, Lazarus, telah dikuburkan. Yesus bahkan melewati hari pemakamannya. Bicara tentang terlambat. Ketika Marta mengetahui bahwa Yesus ada di kota, ia bergegas keluar untuk melihat-Nya. Dalam percakapan mereka, kita mendapatkan salah satu ayat harapan dan janji yang agung. Yesus berkata dalam Yohanes 11:25-26,
“Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”
Marta kemudian pergi dan membawa Maria bersama dengan semua yang lain yang telah berduka bersama mereka.
Kini hadir momen yang menarik. Ketika Yesus melihat Maria dan Marta serta semua orang berduka bersama mereka, hatinya tergerak oleh belas kasihan dan menangis juga. Yesus menangis. Namun kenapa? Ia tahu bahwa Ia akan membangkitkan Lazarus dari kematian. Ia tahu ceritanya akan berakhir dengan bahagia. Ia tahu bahwa Ia akan melakukan sesuatu yang benar-benar hebat. Namun - Yesus menangis. Ia tidak mencoba untuk menidurkan semua orang. Ia tidak memarahi mereka karena tidak memiliki iman. Ia tidak mencoba memberi tahu mereka bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ia tidak mengubah prosesi kedukaan itu menjadi parade kemenangan. Ia berjalan bersama mereka dan menangis bersama mereka.
Baca Juga: Kubur Kosong, Bukti Nyata Yesus Bangkit dan Telah Kalahkan Maut
Yesus menangis karena Ia memahami dan merasakan penderitaan serta kesedihan mereka. Tuhan adalah Tuhan kekekalan, tetapi Ia juga adalah Tuhan atas suatu momen. Ia tidak meremehkan atau mengabaikan perasaan kita hanya karena Ia tahu bagaimana diri-Nya akan mengerjakan semuanya. Sebaliknya, Ia berjalan bersama kita dan merasakan bersama kita di saat-saat penderitaan kita yang paling dalam. Maria, Marta, dan orang banyak mungkin berpikir bahwa Yesus terlambat, tetapi bagaimana mungkin Ia yang dapat membatalkan apa pun, termasuk kematian, akan terlambat?
Saya tidak tahu apa yang kamu alami, tetapi Yesus mengetahuinya. Saya tidak tahu bagaimana ini akan berhasil, tetapi Yesus mengetahuinya. Saya tidak tahu bagaimana perasaanmu, tetapi Yesus mengetahuinya. Apapun itu, Ia punya rencana. Ia berjalan denganmu dan merasakan apa yang kamu rasakan. Yesus menangis bersamamu. Ia tidak terlambat, dan pada akhirnya kamu akan melihat apa pun yang telah "mati" di dalam hidupmu, dibangkitkan lagi. Setelah itu, Yesus akan bersukacita bersamamu.
Hak cipta © John P. King, digunakan dengan izin.
Pertolongan dan Mujizat Tuhan Selalu Tepat. Waktu-Nya Tak Pernah Meleset Sedikitpun.