Roma 8: 3
...Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Bacaan Alkitab Setahun : Amsal 8; Yohanes 18; 1 Raja-Raja 3-4
"Istrahat di tempat
tidur," kata Dr. Omar. "Pendarahan yang disebabkan oleh plasenta
previa, adalah kondisi dimana plasenta terletak terlalu dekat dengan pembukaan
rahim. Kecuali kalau ini terbalik maka kemungkinan besar kamu kamu akan kehilangan bayimu," tambahnya.
Dalam hidup ini, kita nggak
selalu bisa menerima kata-kata dokter, bahkan sulit sama sekali. Tapi harus
tetap kita pertimbangkan. Ya, hal itu seperti cemooh yang dasyat di medan
perang, yang berkata "Datanglah
padaku, dan aku akan memberikan dagingmu pada burung-burung di udara dan binatang-binatang di padang."
Dan kita tahu, bahwa kita adalah pasukan Allah dan Allahlah satu-satunya Allah yang menciptakan alam semesta.
Hal ini , sama seperti orang
Filistin yang nggak disunat dan berani mengolok-olok Tuhan kita. Ketika dia
mengejek kita, mencemooh kita, itu berarti dia sedang datang melawan Yang Kudus yaitu Yesus, karena kita adalah biji mata dan anakNya.
Jadi, sudah pasti kita tahu siapa kita dan tetapi mempertimbangkan kata-kata dari mereka.
Sekalipun ancaman mencoba
mengisi pikiran kita, dan kata-kata lain mencoba mengerogoti pikiran kita untuk
itu keluarkan kata-kata kehidupan mendesak kata-kata kematian, percayalah bahwa kita tetap akan hidup dan tidak mati, dan akan menyatakan kemuliaan Tuhan.
Firman Allah mengatakan bahwa :
"Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil," (Yesaya 54:17)
"...Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" (Roma 8:3)
Berjuang, teruslah berjuang.
Iya, kita perlu mempertimbangkan perkataannya dan mari kita balas dengan perkataan
yang penuh kuasa dengan menggunakan - "Nama di atas semua nama."
Istrahatlah mengikuti anjuran
dokter. Karena sementara senjata perang kita bukanlah kata-kata yang berasal
dari kedangingan kita, Kita harus belajar untuk tidak menempatkan Allah pada
ujian yang bodoh. Yap! Kita harus percaya bahwa Tuhan mampu menyembuhkan, bahkan melalui tangan dokter dan cara apapun itu juga yang Dia pilih saat ini.
Setelah
dua hari berada di tempat tidur, pendarahan tetap saja berlanjut. Tiga, empat, bahkan
lima hari tetap saja belum ada perubahan. Kami sekeluarga pun melewatkan ibadah
gereja pada hari keenam, dan meminta didoakan oleh para saudara-saudara seiman.
Hari ketujuh pun demikian, masih
belum ada perubahan. Lalu telepon berdering, seorang saudara berkata "Kami
sudah pernah mencari Tuhan untuk menyembuhkan kehidupan kami sendiri dan kami juga sudah membaca buku yang bicara soal doa babtisan."
"Doa babtisan?" Kedengarannya akrab tetapi aku nggak yakin soal itu.
"Buku itu ditulis oleh
Francis MacNutt. Dalam doa ini, kita
memainkan musik penyembahan dan hanya berdoa sampai kita merasa tidak ingin berdoa lagi."
Tenggelam dalam doa - saya
ingat persis konsep ini dari gereja. "Tentu, datanglah bergabung kesini," jawabku.
Rekaman lagu penyembahan
dikirimkan lewat surat setiap bulan dengan Integrity Music. Mereka benar-benar
menenangkan dan menginspirasi. Lagu tersebut benar-benar menghantar kita ke
dalam hadirat Allah. Kami pun memutuskan untuk memainkan salah satu dari musik tersebut dalam doa sambil kami menenggelamkan bayi ini dalam doa.
Lalu, saudara laki-laki dan
perempuan pun mulai berdatangan ke rumah. Kami kan tinggal di apartemen lantai atas, jadi saya harus turun untuk menyambut mereka.
Sang ibu sudah di “kursi
panas,” ketika kami masuk ke kamar. Kursi panas merupakan sebutan untuk grup
sel. Orang-orang mulai duduk dan mendapat giliran untuk berdoa. Saya lalu menyalakan kaset penyembahan dan kami mulai memuliakan Tuhan.
Nggak perduli apakah musuh
sedang berteriak di medan perang, yang jelas bahwa harapan kami hanya ada di
dalam Tuhan. Kami tetap akan berada di dalam pujian dan bertemu musuh kami.
Pertempuran itu adalah milik Tuhan.
Tiba waktunya, musuh
menyerang. Kami tidak akan menerima laporan hal yang buruk. Satu per satu kami berdoa
sebagaimana Roh Kudus menempatkan kata-kata di hati kami. Ketika satu orang
selesai berkata-kata, yang lainnya lalu menyambung menyembah bersama dengan rekaman
lagu penyembahan, atau berdoa dalam bahasa lidah - mengijinkan Roh Allah berdoa
melalui kami dalam bahasa surgawi. Dan kemudian orang lain juga berdoa dalam bahasa Inggris dan menyatakan janji-janji Allah atas sang ibu dan si bayi.
Setengah jam sudah berlalu,
sekitar 45 menit, dan tiba-tiba keberanian saya muncul dan saya mulai bernubuat.
Iblis tidak akan memiliki anak ini. Goliat tidak akan memberi tulang kita kepada anjing.
"Anak ini akan hidup dan
tidak mati, dan dia akan menyatakan kemuliaan Allah. Karena anak ini akan
memiliki semangat seperti Daud. Dia akan berani, dia nggak akan menghindar dari
singa ataupun beruang. Dia nggak akan membiarkan kata-kata iblis itu tergenapi.
Dia akan memiliki roh pejuang di dalam dirinya. Roh Allah yang hidup ada di atasnya dan dia akan melakukan perbuatan luar biasa besar dalam nama-Nya."
"Ya, Nama yang ada di atas segala nama."
20 menit pun berlalu, dan
semuanya tenang. Ruangan mulai terdengar sepi, tetapi orang-orang berbisik sambil berkata "Terimakasih Yesus."
Tiba-tiba seorang saudara lainnya berkata," Saya
biasanya nggak pernah melakukan ini," katanya dengan canggung,
"tetapi ketika kalian menyatakan firman Allah, saya merasa bahwa Tuhan sedang berkata bahwa bayi ini anak laki-laki."
Sang ibu mengangguk,
tersenyum. "Ya," dia setuju “dan Tuhan berkata bahwa harus harus memberinya nama David."
Setiap orang di dalam ruangan
itu benar-benar merasa bertemu Yesus. Air mata memenuhi mata para saudari itu dan dia meremas kedua tangan kami erat-erat.
Setelah 2 hari berlalu sejak pertemuan kelompok sel, saatnya mengunjungi Dr Omar lagi.
"Aku nggak tahu harus
bicara apa, plasentanya nggak lagi terganggu dan pendarahan sudah berhenti," seru sang dokter, tersenyum sambil menggelengkan kepala.
Dimuliakanlah namaNya diatas segala nama.
Sekarang, David sudah duduk
di kelas tiga. Dia seharusnya di kelas dua, tetapi dia mampu menyelesaikan TK
nya dalam waktu kurang dari setengah tahun, dan setengah tahun lainnya di kelas
satu. Gurunya memberi tahu bahwa dia mengikuti pelajaran sekolah dengan baik, dan menjadi orang yang pertama menyelesaikan tugasnya.
"Kalau bukan karena
masalah di tulisan tangganya, saya nggak akan mengalami kesulitan apapun dengannya," kata gurunya kepada kami.
Coba lihat, jadi perkataan
siapa yang patut kita percayai? Laporan seorang Prajurit yang berkata bahwa
pertempuran adalah milik Tuhan. Jadi terus berharap dan percaya kepada Tuhan segala Tuhan, yaitu Yesus.