"Sekalipun aku berjalan dalam lembah
kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."
Mazmur 23:4
Bacaan dalam setahun: Amsal 6; Yohanes 16; 1 Tawarikh 25-26
Para murid tidak bisa memahami apa yang ada
dalam pikiran Yesus saat dirinya memutuskan untuk pergi ke Yerusalem. Mereka
bertanya-tanya apakah Yesus telah lupa bagaimana orang-orang Yahudi di
Yerusalem sangat ingin membunuhnya. Murid-murid masih heran kenapa Yesus mau
mengambil risiko dengan kembali ke Yudea. Tetapi Yesus berkata bahwa
keinginanNya untuk datang ke Yudea adalah karena Lazarus yang sedang sakit (Yohanes 11: 1-16).
Keinginan Yesus menjadi peringatan bagi para
murid mengingat Betania berjarak sangat dekat dengan Yerusalem, sehingga mereka
mendorong Yesus agar mengurungkan niatNya. "Rabi, baru-baru ini
orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau," ungkap para murid
memperingatkan Yesus. "Masih maukah Engkau kembali ke sana?" (Yohanes 11:8)
Kemudian Yesus menjawab mereka dengan sebuah
perumpamaan tentang seorang yang berjalan di tengah terang dan gelap (Yohanes
11: 9-10). Ia menjelaskan bahwa mereka yang berjalan pada waktu siang hari
tidak perlu khawatir kalau kakinya akan terantuk, karena mereka punya Tuhan di
dalam dirinya untuk menuntun setiap langkah mereka. Tetapi mereka yang berada dalam gelap akan terantuk, sebab mereka tidak memiliki terang dalam dirinya.
Yesus memahami sesuatu yang tidak dipahami oleh
para murid, yaitu selama Dia menyerahkan diriNya dalam rencana Tuhan, maka
tidak akan ada satu pun bahaya yang akan datang kepadaNya sampai waktu yang
ditentukan untuk penyalibanNya. Yesus tidak punya alasan untuk takut kepada musuh-musuhnya.
Tuhan telah memberikan setiap kita tujuan yang
harus kita raih untukNya. Selama kita melakukan segala yang terbaik untukNya,
kita tidak perlu khawatir tentang apa pun. Tidak ada satu pun hal di muka bumi ini bisa mencampuri urusan Tuhan.
Kita semua berada dalam bahaya ketika pergi
meninggalkan terang dan kebenaran Tuhan dengan sikap yang tidak taat. Kurang
bijak kalau kita membiarkan diri kita di bimbing oleh standar dan
nasihat-nasihat yang bersifat duniawi atau sesuai dengan pemahaman kita
masing-masing yang bertentangan dengan firman Tuhan. Hal ini sama saja seperti
kita berjalan menyusuri jalan berbatu di malam yang gelap tanpa ada satu pun terang yang membimbing kita, sehingga kita bisa saja tersantung dan jatuh.
Setiap tersesat dari kehendak Tuhan, artinya kita
membawa diri ini menjadi rentan terhadap godaan, perangkap-perangkap setan, dan
tipu daya iblis yang bisa menuntun kita untuk membuat pilihan yang buruk, tidak bijaksana dan membawa kita kedalam kejatuhan.
Satu-satunya tempat aman di dunia ini adalah
ketika kita berada dalam naunganNya, memusatkan kehendak Tuhan dalam kehidupan
kita. Selama kita mengikuti Dia, maka kita akan selalu dilindungi dalam
sayapNya, bahkan ketika kita berada dalam keadaan yang mengancam dan berbahaya sekalipun.
Membiarkan setiap keputusan dan kegerakan
mengarah pada kehendak Tuhan akan membebaskan kita dari rasa takut dan
kekhawatiran. Mungkin kita kini sedang berjalan dalam lembah kekelaman, tapi
bahkan dalam bayang-bayang kematian, selama kita punya Yesus dalam diri kita,
maka terang dunia akan selalu berada bersama kita.
Diadaptasi dari Drawing Closer to God: 365
Daily Medications on Question from Scripture. Digunakan dengan izin. © 2010
Dianne Neal Matthews.