Akhirnya Terjawab, Inilah Alasan Yesus Memilih Dua Belas MuridNya
Kalangan Sendiri

Akhirnya Terjawab, Inilah Alasan Yesus Memilih Dua Belas MuridNya

Inta Official Writer
      26781

Kisah Para rasul 6:7

"Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 149; Yohanes 9; 1 Raja-Raja 1-2

Kepemimpinan yang baik selalu mengarah pada orang-orang yang membantu mereka mewujudkan visi yang telah Tuhan berikan kepadanya. Yesus memberikan kita teladan soal kepemimpinan dan permuridan secara langsung melalui setiap perbuatannya. Siapa yang bisa memberikan contoh seperti Yesus selain diriNya sendiri?

Yesus pergi dari tempat asalnya, melayani setiap tempat yang dikunjunginya dan mencari orang-orang yang mau melayani sepertiNya. Cara ini bukanlah sebuah sikap yang dilakukan tanpa alasan, Ia memahami siapa Dia, panggilanNya dan mengapa Ia harus berbuat demikian.

Orang-orang yang menjadi muridNya pun semua hanyalah orang biasa yang masih disibukkan dengan permasalahan keluarga dan pekerjaan, namun Yesus meminta mereka untuk meninggalkan semuanya itu demi mengikut Dia.

Satu fakta yang sangat menarik adalah Yesus memilih orang-orang seperti kita untuk mengerjakan pekerjaan Kerajaan Allah. Bukankah hal ini sangat menarik dan luar biasa? Mulai hari ini, cobalah untuk ingat bahwa kalau Yesus bisa memakai keduabelas murid secara luar biasa, yang semula mereka adalah orang-orang biasa seperti kita, maka Dia juga bisa memakai kita secara luar biasa hari ini!

Ada banyak orang yang mengikuti Yesus kemanapun diriNya pergi, mereka semua menunggu mujizat terjadi atau hal-hal ajaib yang luar biasa yang bisa dilakukan oleh Yesus ditengah-tengah mereka. Orang-orang banyak itu tidak menyadari bahwa Yesus telah mengumpulkan sekelompok orang untuk mendukung-Nya dalam pelayananNya dalam perjalanan tersebut.

Dia meminta orang-orang yang sedang sibuk mencari rejeki untuk menghidupi keluarga mereka untuk meninggalkan semua hal itu dan menjadi pengikutNya. Dan mereka melakukannya.

Dua belas murid menjadi bagian dari pengikutNya, dan ketika waktunya tepat, Yesus memutuskan untuk melibatkan orang-orang tersebut dalam struktur pelayananNya. Ia membawa mereka yang telah dipilihNya ke lereng gunung, menamai mereka sebagai Para Rasul, dan orang-orang ini siap pergi untuk melayani Juruselamat mereka dalam kesatuan.

Yesus menunjuk ke-dua belas murid menjadi Para Rasul. Ia memunjuk mereka untuk mengikuti Dia dan memberitakan Kabar Baik bagi orang lain. Kenapa dirinya memilih 12 murid? Atau pertanyaan yang tepat mungkin begini: kenapa Dia memilih para pemimpin dari latar belakang yang beragam?

Sebagian besar dari mereka bukanlah orang-orang terpandang di masyarakat, beberapa orang bahkan dihina. Nelayan, pemungut pajak, dan sejenisnya bukanlah profesi yang dianggap oleh masyarakat sebagai pekerjaan yang dihormati.

Hal yang membuat mereka berharga di mata Yesus bukanlah pekerjaan, bagaimana orang lain melihat mereka, atau seberapa dalam pengetahuan mereka tentang Kitab Suci. Alasannya adalah dedikasi yang tulus dalam memberitakan Injil yang ada dalam hati mereka  untuk Tuhan yang membuat mereka menang dan menjadi orang-orang yang Yesus pilih sebagai muridNya. Ini merupakan sebuah fakta yang sangat sederhana bahwa mereka hanya akan menjadi pengikut Yesus tanpa mencoba untuk menjadi sepertiNya sebagai Juruselamat.

Kepemimpinan para murid tidak diiringi dengan sebuah kampanye besar-besaran atau proses pemilihan yang kontroversial. Mereka bahkan tidak meminta untuk dipilih. Namun mereka dipilih karena mereka fokus pada apa yang dikerjakan dalam kehidupan mereka. Tuhan memilih mereka karena Ia ingin membentuk mereka, memakai mereka, dan berjalan bersama mereka. Mereka dipilih karena Tuhan memanggil mereka.

Para murid yang telah terpilih oleh Yesus sebelumnya telah mendedikasikan dirinya terhadap setiap pekerjaannya. Mereka menempatkan hati mereka dalam pekerjaan dan hanya terfokus pada hal-hal yang mereka kerjakan. Hati mereka tertuju pada kejadian hari ini dan tidak terpengaruh oleh hal lain yang orang lain lakukan.

Seperti para murid, tidak peduli perkataan maupun tindakan yang mencerminkan niat kita, Tuhan hanya melihat hati kita, Tuhan menilai kita berdasarkan apa yang ada dalam hati kita. Hati yang dimiliki oleh Para Murid adalah hal yang Tuhan cari, dan Yesus menjadikan mereka bejana yang berguna untuk melayani Dia. Mereka belum tentu sempurna, tetapi mereka berguna untuk Tuhan. Mereka bersedia untuk diajar, setia dan memiliki kerelaan hati.

Apakah kita bisa diajar? Apakah Tuhan menganggap kita sebagai pribadi yang setia dan memiliki kerelaan hati? Coba luangkan waktu sejenak untuk meminta Tuhan agar membentuk kita sebagai pelayan yang lebih bisa diajar, setia, memiliki kerelaan hati, dan berfokus pada kehendakNya, bukan fokus pada menyenangkan hati manusia.

Disarikan dari  Life Principles for Christ-like Living, Hak Cipta 2006 oleh Jennifer Devlin

Ikuti Kami