Kisah Para rasul 6:7
"Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya."
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 149; Yohanes 9; 1 Raja-Raja 1-2
Kepemimpinan yang baik selalu mengarah pada
orang-orang yang membantu mereka mewujudkan visi yang telah Tuhan berikan
kepadanya. Yesus memberikan kita teladan soal kepemimpinan dan permuridan secara langsung melalui setiap perbuatannya. Siapa yang bisa memberikan contoh seperti Yesus selain diriNya sendiri?
Yesus pergi dari tempat asalnya,
melayani setiap tempat yang dikunjunginya dan mencari orang-orang yang mau
melayani sepertiNya. Cara ini bukanlah sebuah sikap yang dilakukan tanpa
alasan, Ia memahami siapa Dia, panggilanNya dan mengapa Ia harus berbuat demikian.
Orang-orang yang menjadi muridNya
pun semua hanyalah orang biasa yang masih disibukkan dengan permasalahan
keluarga dan pekerjaan, namun Yesus meminta mereka untuk meninggalkan semuanya itu demi mengikut Dia.
Satu fakta yang sangat menarik
adalah Yesus memilih orang-orang seperti kita untuk mengerjakan pekerjaan
Kerajaan Allah. Bukankah hal ini sangat menarik dan luar biasa? Mulai hari ini,
cobalah untuk ingat bahwa kalau Yesus bisa memakai keduabelas murid secara luar
biasa, yang semula mereka adalah orang-orang biasa seperti kita, maka Dia juga bisa memakai kita secara luar biasa hari ini!
Ada banyak orang yang mengikuti
Yesus kemanapun diriNya pergi, mereka semua menunggu mujizat terjadi atau
hal-hal ajaib yang luar biasa yang bisa dilakukan oleh Yesus ditengah-tengah mereka. Orang-orang banyak itu tidak menyadari bahwa Yesus telah mengumpulkan sekelompok orang untuk mendukung-Nya dalam pelayananNya dalam perjalanan tersebut.
Dia meminta orang-orang yang
sedang sibuk mencari rejeki untuk menghidupi keluarga mereka untuk meninggalkan semua hal itu dan menjadi pengikutNya. Dan mereka melakukannya.
Dua belas murid menjadi bagian dari
pengikutNya, dan ketika waktunya tepat, Yesus memutuskan untuk melibatkan
orang-orang tersebut dalam struktur pelayananNya. Ia membawa mereka yang telah
dipilihNya ke lereng gunung, menamai mereka sebagai Para Rasul, dan orang-orang ini siap pergi untuk melayani Juruselamat mereka dalam kesatuan.
Yesus menunjuk ke-dua belas murid menjadi Para Rasul. Ia
memunjuk mereka untuk mengikuti Dia dan memberitakan Kabar Baik bagi orang
lain. Kenapa dirinya memilih 12 murid? Atau pertanyaan yang tepat mungkin begini: kenapa Dia memilih para pemimpin dari latar belakang yang beragam?
Sebagian besar dari mereka bukanlah orang-orang terpandang di masyarakat, beberapa orang bahkan dihina. Nelayan, pemungut pajak, dan
sejenisnya bukanlah profesi yang dianggap oleh masyarakat sebagai pekerjaan yang dihormati.
Hal yang membuat mereka berharga
di mata Yesus bukanlah pekerjaan, bagaimana orang lain melihat mereka, atau
seberapa dalam pengetahuan mereka tentang Kitab Suci. Alasannya adalah dedikasi yang tulus
dalam memberitakan Injil yang ada dalam hati mereka untuk Tuhan
yang membuat mereka menang dan menjadi orang-orang yang Yesus pilih sebagai
muridNya. Ini merupakan sebuah fakta yang sangat sederhana bahwa mereka hanya
akan menjadi pengikut Yesus tanpa mencoba untuk menjadi sepertiNya sebagai Juruselamat.
Kepemimpinan para murid tidak
diiringi dengan sebuah kampanye besar-besaran atau proses pemilihan yang
kontroversial. Mereka bahkan tidak meminta untuk dipilih. Namun mereka dipilih
karena mereka fokus pada
apa yang dikerjakan dalam kehidupan mereka. Tuhan memilih mereka karena Ia
ingin membentuk mereka, memakai mereka, dan berjalan bersama mereka. Mereka dipilih karena Tuhan memanggil mereka.
Para murid yang telah terpilih
oleh Yesus sebelumnya telah mendedikasikan dirinya terhadap setiap
pekerjaannya. Mereka menempatkan hati mereka dalam pekerjaan dan hanya terfokus
pada hal-hal yang mereka kerjakan. Hati mereka tertuju pada kejadian hari ini dan tidak terpengaruh oleh hal lain yang orang lain lakukan.
Seperti para murid, tidak peduli
perkataan maupun tindakan yang mencerminkan niat kita, Tuhan hanya melihat hati
kita, Tuhan menilai kita berdasarkan apa yang ada dalam hati kita. Hati yang
dimiliki oleh Para Murid adalah hal yang Tuhan cari, dan Yesus menjadikan
mereka bejana yang berguna untuk melayani Dia. Mereka belum tentu sempurna, tetapi mereka berguna untuk Tuhan. Mereka bersedia untuk diajar, setia dan memiliki kerelaan hati.
Apakah kita bisa diajar? Apakah
Tuhan menganggap kita sebagai pribadi yang setia dan memiliki kerelaan hati?
Coba luangkan waktu sejenak untuk meminta Tuhan agar membentuk kita sebagai
pelayan yang lebih bisa diajar, setia, memiliki kerelaan hati, dan berfokus
pada kehendakNya, bukan fokus pada menyenangkan hati manusia.
Disarikan dari Life Principles for Christ-like Living, Hak
Cipta 2006 oleh Jennifer Devlin