2 Raja-raja 23:3
"Sesudah itu berdirilah raja dekat tiang dan diadakannyalah perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintahNya, peraturan-peraturanNya dan ketetapan-ketetapanNya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan untuk menepati perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu."
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 142; Yohanes 2; 2 Samuel 11-12
Beberapa tahun yang lalu, saya menyadari bahwa kasih yang saya miliki untuk Tuhan menjadi sangat dingin. Sambil mencari tahu bagaimana memperbarui hubungan saya dengan Tuhan sebagaimana yang pernah saya alami sebelumnya, saya berdoa,"Yesus, saya ingin kembali jatuh cinta kepada Engkau lagi. Tolong saya."
Lantas apa yang kemudian terjadi? Pendeta saya mulai mengajarkan bagian Alkitab Matius. Sekolah Alkitab yang sering saya datangi pun sedang belajar mengenai kitab Matius. Kelompok wanita yang ada dalam gereja saya sedang mempelajarinya juga, mengingat kitab ini merupakan kitab Injil yang pertama.
Saya pikir ini akan menjadi pelajaran yang sangat membosankan. Namun setelah saya membaca setiap halaman yang berkisah tentang teladan seorang Yesus, saya bisa melihat bagaimana kasihNya kepada kita, mendengar setiap perkataannya dalam Alkitab membuat saya jatuh cinta kembali kepada Yesus.
Pada ayat diatas, 2 Raja-raja kita belajar mengenai Raja Yosia. Dia mulai memerintah atas Yehuda sejak dirinya berusia 8 tahun.
Bukankah ini sangat mengerikan? Bagaimana seorang anak kecil bisa memerintah sebuah bangsa?
Tetapi Yosia memiliki hati untuk Tuhan. Setelah beberapa tahun dirinya memerintah sebagai raja, saya membaca tentang sebuah pertemuan nasional dimana firman Tuhan mulai dibacakan. Pada titik itu, kita bisa melihat sebuah pembaharuan yang ada dalam hati raja. Tidak hanya itu, karena raja mengembalikan kehidupannya pada Tuhan Allah, orang banyak jadi mengikuti jejaknya.
Lantas, bagaimana kalau bangsa kita ada pada posisi tersebut? Cara hidup kita sebagai orang percaya yang berserah kepada Tuhan dan mau menyerahkan segalanya bagi kemuliannya dapat mengubahkan banyak orang yang ada di dunia ini.
Bagaimana cara memulainya? Seperti teladan kita hari ini, kita bisa memulainya dengan membaca firmanNya dan berdoa. Tidak serumit yang kita pikirkan sebelumnya.
Roma 12:1-2, "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."
Saat saya sedang berkunjung ke rumah teman, seorang penkhotbah di daerah tersebut mengatakan suatu hal yang tidak akan pernah saya lupakan.
"Tubuh kita hanyalah sebuah kendaraan yang dipakai untuk pekerjaan Tuhan. Beberapa dari kita adalah Ford, beberapa juga Chevy, ada juga yang Mercedes. Tetapi kita semua punya pekerjaan yang sama, yaitu melayani dan mematuhi Tuhan selama kita ada di dunia ini, sampai tiba waktunya untuk kita pergi ke surga."
Setiap dari kita membutuhkan tune-up untuk menjalankan kendaraan ini.
Maukah kita membuat sebuah komitmen seperti Raja Yosia?
Kalau Raja Yosia mampu mengubah seluruh kerajaannya, kita juga pasti bisa mengubah dunia lewat tubuh yang adalah persembahan yang hidup ini.
Hak cipta © 2018 Pauline Hylton, digunakan dengan izin.