Keluaran 17:12
"Maka
penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di
bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah
tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam."
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 129; 2 Korintus 2; 1 Samuel 24-25
Ini benar-benar mencuri perhatian dan waktu saya, mata saya langsung terbelalak ketika menonton
video pelari Olimpiade, Derek Redmond yang jatuh sehingga urat lututnya luka
dalam pertandingan Barcelona 1992. Dia mencoba mengejar garis finish, mencoba
berlari dengan ekpresi sakitnya, padahal dia sama sekali sudah tidak punya harapan untuk memenangkan mendali kemenangan.
Bahkan yang lebih mengharukan adalah, ayah Redmond yaitu Jim Redmond mencoba
melompat dari tribun dan berusaha melawan para petugas keamanan yang mencoba
melarangnya, dan dia berlari untuk membantu putranya agar sampai pada garis finish.
Dia memegangi putranya yang sedang berusaha berlari dan
menangis karena kesakitan dan kecewa tidak akan sampai pada garis finish. Ini
merupakan momen yang paling inspiratif dalam sejarah Olimpiade. Betapa indahnya
melihat seseorang melayani orang yang dicintai, berapa besar cinta sang ayah kepada anaknya.
Sebagai ayah, mungkin kita berpikir bahwa kita akan melakukan
hal yang sama kepada orang yang kita cintai. Tetapi kalau kita jujur dan
melihat diri kita, kadang ada saat-saat sibuk dan stress yang sering terjadi dalam kehidupan kita, kita lebih mirip sang perlari yang terluka tersebut.
Rasanya kita tidak bisa maju dan bergerak. Entah itu dalam
hubungan kita yang sedang bermasalah, diagnosis penyakit yang buruk, masalah
perilaku anak kita di sekolah, ketidaknyamanan dalam pekerjaan, dan lain sebagainya
, semuanya benar-benar membebani kita dan kadang kita merasa tidak bisa
melakukan apa-apa, dalam artian stuck
dalam kesedihan.
Tentu saja, kita para wanita sering sekali merasa lemah, tetapi berpura-pura bahwa kita bisa mengatasinya sendiri.
Padahal ada orang-orang yang ingin melompat pagar untuk kita, berlari ke samping kita, menopang kita ketika
kita mencoba mencapai garis finish. Dan orang-orang menganggap bahwa sebuah kehormatan bisa berjalan bersama kita dan menjadi teman kita untuk melewati masa sulit tersebut.
Kita perlu mengijinkan orang lain menopang dan menolong kita. Memang jika kita membiarkan tangan kita dipegang oleh
mereka, maka rahasia kita akan terbongkar dimana kita tidak bisa menangani semua masalah kita sendiri.
Cukup berisiko, malah memalukan karena meminta bantuan.
Tapi dengan membiarkan seseorang membantu kita, maka kita akan
berjalan bersama menuju garis finish dengan membawa air mata yang penuh dengan cinta, dan mengingatkan kita bahwa kita tidak pernah sendirian.
Pertanyaannya : Pernah nggak kita datang kepada seseorang ketika dia sedang berjuang?
Memikirkan betapa kita merasa senang dan terhormat untuk membantu mereka.
Sekarang, coba kita pikirkan, adakah orang yang mau menawarkan bantuannya untuk kamu.
Berdoalah supaya Tuhan memberikan damai sejahtera bagi kita
dan membiarkan orang lain untuk memegang tangan kita dan membantu kita melewati garis finish ini.
Digunakan dengan izin dari iDisciple Publishers dari buku FIND
REST oleh Shaunti Feldhahn.