Inspirasi dari Alkitab Lusuh Ibu, Mengingatkan Tentang Firman Tuhan yang Hidup
Kalangan Sendiri

Inspirasi dari Alkitab Lusuh Ibu, Mengingatkan Tentang Firman Tuhan yang Hidup

Lori Official Writer
      4344

Mazmur 119: 11

Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 134; 2 Korintus 7; 1 Tawarikh 3-4

Apakah kamu pernah punya sesuatu yang sangat berharga? Tapi benda itu mulai robek, bernoda atau bentuknya sudah hancur berkeping-keping. Apapun jenis benda berharga itu, biasanya kita pasti akan membuangnya bukan?

Saat ibuku meninggal beberapa tahun silam, aku menemukan Alkitab tuanya. Halaman-halamannya sudah berlepasan dan salah satu sisi sampul depannya sudah robek. Beberapa halaman berlipat-lipat. Tapi di dalamnya terdapat catatan-catatan kecil yang sangat indah.

Bertahun-tahun lalu, aku membawa ibu kepada Tuhan. Waktu dia memiliki Alkitabnya, dia memakainya. Semakin sering dia memakainya, semakin terlihatlah kondisi Alkitab itu memang sering dipakai. Pengetahuan yang tertulis di halaman-halaman Alkitab itupun selalu terukir di dalam hatinya.

Sewaktu aku menemukan Alkitab itu, aku bahkan tak tega membuangnya. Aku bahkan tak bisa membuangnya dalam kondisi seperti itu. Jadi aku mulai berhati-hati membungkusnya dengan beberapa sutra dan membawanya pulang dengan meletakkannya di antara buku-buku di perpustakaanku. Aku berpikir bahwa Alkitab itu benar-benar istimewa. Itu adalah bagian dari kehidupan ibuku.

Aku memperkenalkan Tuhan kepadanya sehingga setiap malam dan hari-harinya ibu selalu mengingat Tuhan. Aku bisa membayangkan dia duduk dan membaca Alkitab itu. Alkitab yang compang-camping dan robek. Mungkin dia membacanya disertai membuat tanda atau catatan di sana sini.

Aku duduk dan membaca satu ayat di Mazmur 119: 11, “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.”

Kemudian di ayat 105 dikatakan, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”

Ibu adalah sebuah surat yang hidup dari kasih karunia Tuhan dalam hidupnya. Walaupun tubuhnya fana, jantungnya baru, tanpa noda, keriput atau cacat. Dia telah menjadikan dirinya siap menjadi bagian dari mempelai Kristus.

“…supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.” (Efesus 5: 27)


Hak cipta Cathy Irvin, diterjemahkan dari Cbn.com

Ikuti Kami