Gara-gara Kesombongan, Kita Bisa Jadi Musuh Tuhan
Kalangan Sendiri

Gara-gara Kesombongan, Kita Bisa Jadi Musuh Tuhan

Puji Astuti Official Writer
      4761

Yakobus 4: 6

Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

Bacaan Alkitab Setahun  Mazmur 78; Ibrani 12; Yeremia 5-6

Apa yang akan memaksa Tuhan untuk menentangku? Menurut Yakobus, itu adalah kesombongan.

Sebagai manusia yang sudah jatuh, dosa-dosa kita telah memisahkan kita dari Tuhan. Dia Kudus dan tidak bisa berada di tengah-tengah dosa. Hal itu tidak sesuai dengan siapa Dia. Untuk menjembatani celah itu, kita tahu bahwa Tuhan datang kepada kita dalam bentuk manusia untuk menanggung kejahatan kita dan menyatukan kita kembali dengan dirinya sendiri. Dengan cara yang sama bahwa dosa bertentangan dengan Allah yang Kudus, kesombongan bertentangan dengan Allah. Dalam Amsal 6:17, Allah mengatakan bahwa suatu pandangan yang sombong (atau mata yang angkuh) adalah kekejian bagi-Nya (Ia membenci hal itu).

Jika Perjanjian Baru dituliskan dalam bahasa gaul, hal itu mungkin dituliskan dengan cara ini, "Kerendahan hati is goood, kesombongan baaad." Ya, kerendahan hati itu baik, jadi itu berarti kita harus berkonsentrasi untuk menjadi rendah hati, bukan? Belum tentu.

Aku  mengalami bahwa ketika aku hanya berfokus pada kerendahan hati, aku fokus hanya pada diri sendiri, yang pada akhirnya masih merupakan kesombongan. Ini semua tentang aku. Ini bisa menjadi perangkap berbahaya bagi orang Kristen. Karena kita semua tahu bahwa dia yang paling besar harus menjadi pelayan (Matius 20:27), kita mungkin cenderung membanggakan perasaan rendah hati yang salah. Seiring waktu, ini dapat mengarah pada menurunnya sikap untuk saling melayani yang sejati terhadap satu sama lain. Kita jadi memiliki pola pikir, "Aku lebih penting daripada kamu karena aku melayani lebih dari kamu." ... Kesombongan. Jadi, apa yang aku sadari adalah apa yang aku perlu fokuskan agar benar-benar rendah hati? Kasih.

Kasih mengalihkan fokus dari aku dan ke orang lain. Kerendahan hati adalah hasil dari kasih sejati. Ini daftar apa itu kasih. Aku baru saja membuat ayat ini menjadi makananku:

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.Ia menutupi segala sesuatu,1 Korintus 13: 4-6

Jika aku belajar untuk mengasihi dengan baik, aku tidak akan membual tentang tindakanku itu. Aku tidak akan memegahkan diri sendiri. Aku tidak akan cemburu. Tindakanku akan dilakukan dengan kebaikan. Aku tidak akan mudah terprovokasi, dan aku tidak akan sombong. Penting untuk dicatat bahwa ini semua adalah efek dari kasih. Kasih tidak mementingkan diri sendiri. Ketika aku tidak mementingkan diri sendiri, tidak ada ruang untuk kesombongan.

Berfokus ke dalam tanpa kasih dapat benar-benar mengarah pada keegoisan. Memfokuskan diri ke dalam dengan kasih akan mengarah pada tidak mementingkan diri sendiri, dan kerendahan hati yang tulus akan menjadi hasil sampingan. Hati yang rendah hati akan menjadi hasil sampingan dari mengikuti dua perintah besar: mengasihi Allah lebih dulu, dan mengasihi orang lain kedua (Matius 22: 37-39).

Sifat dasar Tuhan adalah kasih.

Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 1 Yohanes 4: 8

Aku tidak ingin Tuhan menentangku. Aku ingin menjadi rendah hati. Aku menginginkan lebih banyak anugerah Tuhan. Aku  ingin Tuhan menyempurnakan cintanya kepadaku.

Jika kamu juga mau, mungkin kamu ingin berdoa denganku tentang hal ini:

Bapa, aku memintamu untuk menyempurnakan kasih-Mu di dalamku. Tolong nyatakan kesombongan yang masih ada dalam hidupku dan izinkan aku merendahkan diriku sendiri oleh kuasa Roh Kudus-Mu. Aku ingin lebih banyak kasih karunia-Mu, lebih banyak kebaikan-Mu. Bantu aku untuk mengasihi lebih baik. Dalam Nama Yesus, Amin.

Hak cipta © 2012, Jonathan Santiago, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami