Awan Kebimbangan, Air Mata dan Iman, Akan Selalu Menghasilkan Pelangi Indah dalam Hidupmu
Kalangan Sendiri

Awan Kebimbangan, Air Mata dan Iman, Akan Selalu Menghasilkan Pelangi Indah dalam Hidupmu

Lori Official Writer
      4899

2 Korintus 1: 3 - 4a

Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami....


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 77; Ibrani 11; Yeremia 3-4

Sebagai orang dewasa, aku sebenarnya sangat tertarik dengan pelangi. Waktu kecil, aku masih ingat suka berlari menghampiri jendela setiap kali hujan badai tiba dan berharap aku bisa melihat matahari di antara awan yang menghiasi indahnya alam. Jujur saja, aku selalu melakukan kebiasaan ini.

Pelangi adalah salah satu hal yang paling aku suka dalam hidup ini, bukan hanya karena keindahannya yang spektakuler. Tapi juga karena maknanya yang menggambarkannya. Pelangi itu terbentuk dari pantunan sinar matahari, awan dan hujan. Dan bukankah hal ini juga terjadfi di kehidupan nyata kita?

Lewat awan kebimbangan dan air mata kesakitan yang dicampur dengan iman di dalam Yesus, kita bisa merasakan pelangi sukacita. Tak semua pengalaman yang kita alami adalah sebuah petaka. Beberapa mungkin saja dipakai Tuhan untuk menyenangkan dan membuat kita menikmati cerita-cerita kebaikan Tuhan. Tapi jujur saja, seringkali pengalaman yang paling sering Dia pakai adalah bagian yang paling menyakitkan.

Walau begitu, yakinlah setiap pengalaman yang sulit atau menyakitkan dalam hidup ini suatu hari nanti akan menghasilkan pelangi pujian bagi Tuhan.

Salah satu pelajaran sulit yang aku bisa pelajari adalah ketika sesuatu yang salah terjadi dalam hidupku, pasti akan selalu ada tujuan dibaliknya dan kesempatan untuk bisa menikmati pelangi. Dalam 2 Korintus 1: 3-4, kita bisa membaca bahwa Rasul Paulus menulis hal ini, katanya, “Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.”

Di ayat ini, Paulus meyakinkan kita bahwa Tuhan mau kita membagikan pengalaman sakit kita kepada orang lain. Sama seperti pengalaman saat aku melalui banyak kesedihan dan kekecewaan ketika aku berpacaran dengan Brent. Kami saat itu sudah berpacaran selama bertahun-tahun. Tapi tanpa disangka, suatu hari Brent menyampaikan bahwa dia mau putus denganku. Aku pikir rasa cintaku untuk dia tidak akan membuat dia meninggalkanku. Tapi ternyata tidak!

Beberapa waktu lamanya, aku gak habis pikir kenapa Tuhan harus mengijinkan aku melalui rasa sakit ini. Tapi saat itulah aku melihat ke atas dan menyadari ada pelangi indah yang Tuhan sudah sediakan. Kita dipanggil untuk jadi seperti Kristus, anak-anak Allah. Kita tak bisa melakukan semua mujizat yang bisa dilakukan oleh Yesus sendiri. Tapi kita bisa mengalami perasaan yang sama seperti yang dilakukanNya. Dengan mencintai Brent sepenuhnya dan membiarkan dia meninggalkanku tanpa alasan, aku merasakan bagaimana perasaan Yesus. Dia menunjukkan kasihNya yang seutuhnay kepada orang-orang berdosa. Tapi sedikit sekali orang yang benar-benar bisa menerima cinta dan mendapatkan keselamatan yang Dia sudah janjikan.

Setiap kali aku menyemangati seseorang merasa ditolak, aku meraih kantong pelangi dan warna-warna menarik yang menerangi langit yang gelap. Semoga Tuhan memberi kita karunia untuk belajar dari Dia lewat setiap kesedihan atau kekecewaan yang kita hadapi.

 

Hak cipta Brittany Waggoner, diterjemahkan dari Cbn.com

Ikuti Kami