Ketika Perasaan Berubah-ubah, Keputusan Ini Akan Membuatmu Hidup Dalam Mukjizat Tuhan
Kalangan Sendiri

Ketika Perasaan Berubah-ubah, Keputusan Ini Akan Membuatmu Hidup Dalam Mukjizat Tuhan

Puji Astuti Official Writer
      4733

Yohanes 6:68-69

Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 147; Yohanes 7; 2 Samuel 21-22

Pendeta itu berkata, “Jika kamu menyukaiku, kamu ...” Kemudian dia menggambarkan perasaannya yang sangat mencerminkan perasaanku juga. Aku terkejut memikirkan pengalamanku yang mungkin umum dan dialami oleh orang lain juga.

Ketika aku masih baru di gereja dimana aku dan suamiku sekarang berjemaat, Perjamuan Kudus dipenuhi keajaiban. Tata caranya tidak jauh berbeda dari pengalamanku sebelumnya. Tapi dilakukan dengan penuh kekaguman.

Setelah melalui pencarian singkat untuk gereja lokal baru, kami akhirnya sampai di gereja ini - di mana anak-anak dan cucu-cucu juga beribadah. Perjamuan Kudus di sini memberiku perasaan khusus akan kehadiran Kristus. Itu memberiku ketenangan dan kegembiraan yang tak dapat dijelaskan. Perasaan yang menyenangkan memenuhi saya.

Kemudian komunitas gereja menjadi akrab. Aku  merasa di rumah - bahkan merasa lebih di rumah daripada sebelumnya karena  aku mengenal orang-orang di sekitarku. Tetapi perasaan yang baik datang dan pergi; kekaguman itu hilang.

Aku menginginkan perasaan itu, kekaguman itu, kembali.

Kemudian pendeta itu membawaku pada  Yohanes 6. Yesus melipatgandakan ikan dan roti itu. Orang-orang makan. Mereka puas. Perasaan bagus memenuhi mereka. Mereka menyukai perasaan ajaib itu.

Mereka terus mengikuti Yesus agar bisa menjaga perasaan itu.

Kemudian Yesus memberi tahu mereka, ”Akulah roti hidup” (Yohanes 6: 35). Kita mengikuti Yesus, bukan untuk ikan dan roti fisik yang telah dilipatgandakan-Nya — dan bukan karena perasaan yang menyertai mereka. Kita mengikuti Yesus, hanya karena pribadi Yesus.

Itu adalah titik balik dalam pelayanan Kristus - panggilan untuk mengikuti roh Allah dan bukan daging atau perasaan.

“Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.”(63).

Kristus dan kata-kata-Nya ajaib.

Titik balik dalam pelayanan-Nya ini menjadi titik balik bagi kerumunan pengikut-Nya. Yesus tidak terus melakukan mukjizat untuk membuat orang banyak terus mengikuti-Nya. Dia tahu beberapa di antara orang banyak itu tidak percaya kepada-Nya. Mereka hanya menyukai keajaiban. Roti gratis. Perasaan senang.

Jadi ketika itu tampaknya pertunjukan berakhir, ketika Yesus menjelaskan bahwa "Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya," (65) banyak yang meninggalkan Dia.

Perasaan bisa datang dan pergi. Terkadang orang juga melakukannya. Yesus mempertahankan sekelompok kecil pengikut - orang percaya sejati dan satu pengkhianat.

Orang-orang percaya sejati adalah mereka yang mengikuti-Nya apakah itu waktu yang baik atau masa-masa sulit penganiayaan datang — itulah yang mereka lakukan.

Mereka yang pergi  meninggalkannya kemana? Pertunjukan selanjutnya? Sirkus yang akan berakhir dan membuat mereka tetap kosong, lapar akan pengalaman berikutnya.

Dan tidak pernah mengetahui keajaiban lagi.

Mereka yang tetap tinggal mengalami pengujian dan penganiayaan. Tetapi mereka juga mengalami mukjizat lagi - mukjizat Pentakosta, penebusan bagi diri mereka sendiri dan bagi Gereja yang akan tumbuh dari pelayanan mereka sendiri.

Mereka sampai – yang juga dialami pengikut-Nya saat  ini juga - mengalami Kristus dan Firman-Nya.

Mengikuti Kristus jauh lebih dari sekedar perasaan. Dan hal itu membawa kita pada akhirnya pada kekaguman tertinggi.

Hak cipta © 2018 Nancy E. Head, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami