Meski Sudah Ikut Yesus, Ternyata Hati ini Perlu Terus Dijaga!
Kalangan Sendiri

Meski Sudah Ikut Yesus, Ternyata Hati ini Perlu Terus Dijaga!

Naomii Simbolon Official Writer
      3736

Amsal 4:23

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan

 

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 8; Wahyu 14; Nehemia 8-9

Beberapa waktu yang lalu, saya membuat sebuah keputusan untuk menindaklanjuti janji yang pernah saya dapat beberapa tahun lalu di kitab Yehezkiel, dimana Tuhan berkata bahwa Dia akan memberi saya hati yang baru:

"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat." (Yehezkiel 36:26)

Selama bertahun-tahun, saya sering sekali mendengar firman yang luar biasa itu. Namun entah mengapa saya menafsirkan firman itu ke dalam masa depan saya yang akan segera terjadi. Saya merasa bahwa suatu hari nanti saya akan bangun dan menemukan bahwa hati saya baru, kemudian secara kerohanian kehidupan saya akan mulai terbentuk.

Tapi bertahun-tahun sudah berlalu, kok tampaknya janji itu sulit untuk dipahami. Mimpi itu sepertinya nggak pernah terwujud persis seperti yang saya imani dan tafsirkan. Saya sudah mencoba segalanya, mulai dari mengaku dosa, percaya dan menerima.

Saya juga terbilang cepat untuk mengingatkan diri saya dengan firman di 2 Korintus 5:17 bahwa "...ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

Tampaknya, semakin keras saya mencoba untuk berjalan dengan iman dan peka dengan pimpinan Roh Kudus, cepat atau lambat hati saya mulai mengeras dan jauh dari Tuhan.

Sampai suatu hati saya mempertanyakan hal yang mendasar terhadap diri saya," Benar nggak sih saya sudah diselamatkan?" atau "Bukankah hati saya adalah simbol yang digunakan oleh Tuhan untuk mewakili diri-Nya dalam hidup saya? Jika kasusnya begitu, saya benar-benar membenci apa yang saya lihat dan lakukan."

Karena itu, saya mulai mencari intensif mengenai apa yang membuat kondisi jantung saya mengeras dan nggak sehat. Saya pun memutuskan untuk membuat janji dengan dokter spesialis jantung yang terkenal yaitu Dokter yang Maha Agung, Yesus.

Dia sangat murah hati dan membuat saya cocok dengan-Nya meskipun jadwal-Nya sibuk banget.

Sekalipun Dia nggak pernah mengatakannya, tapi saya yakin sekali bahwa Dia mengetahui bahwa saya benar-benar membutuhkan perawatan yang mendesak.

Sementara saya sedang di bawah pemeriksaan-Nya, Dokter saya tersebut membantu saya untuk mengingat sebuah lagu yang sangat bagus dari negara tertentu.

Dengan rasa yang sangat malas, saya lalu bermain gitar dan memutar lirik lagu itu berulang-ulang dipikiran saya.

Begini liriknya: "...the heart won't lie, sometimes life gets in the way but this foolish heart still says that the heart won't lie!"

Tiba-tiba saya pun tersadar bahwa selama ini pikiran saya sudah mengalihkan kebenaran Firman Allah.

Saya lalu mendengar kata-kata ini bergema di dalam Roh saya :

"Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?" (Yeremia 17:9)

Apa Maksud firman ini, hati saya berbohong?

Yap, saya sering menyanyikan lagu-lagu yang romantis untuk Tuhan, namun kenyataannya hati saya berbohong dan berpura-pura.

Ini berbicara mengenai bangkit untuk panggilan. Dengan cepat saya mulai menemukan beberapa instruksi yang serius mengenai pompa kehidupan yang penting ini. Tuhan sepertinya sedang berkata bahwa saya lebih baik melihat lebih dekat hal-hal yang kecil, karena hal-hal yang kecil cenderung membuat kita jatuh dalam dosa.

Seperti yang Blaise Pascal katakan: "Hati memiliki alasan yang tak diketahui oleh pikiran."

Wow Saya mulai menyadari betapa mudahnya hati saya tertipu.

Amsal memberikan peringatan lain seperti ini :

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan" (Amsal 4:23)

Dengan dosis realitas yang sehat, saya pun mulai melihat organ vital saya yang salah ini, dan saya mulai melihat bagaimana hidup saya akan segera pulih dan berjalan

Saya lega melihat ahli jantung hati saya memasuki ruangan. Seperti dokter tua yang bijaksana, Dia duduk di depan saya, menatap dengan penuh perhatian menggunakan kaca mata-Nya dan berkata : "Sayang, ini hanyalah hal yang sangat sederhana. Dimana hartamu? Apa yang paling kamu cintai?"

Kemudian Dia pun menanyakan pertanyaan yang menarik : "Seberapa akrab kamu dengan murid terkasih Yohanes? Apakah kamu mengingat lukisan terkenal yaitu Perjamuan Terakhir? Apakah kamu memperhatikan apa yang dilakukan Yohanes? Dia bersandar pada dada Yesus, dan dia mendengar detak jantungnya Tuhan."

"Kekasihku, percaya Aku punya obat untuk masalah hatimu. Obat yang Aku resepkan ini kepadamu adalah ini - lakukan apa yang dilakukan oleh Yohanes. Pada suatu pagi di malam hari, dalam keheningan dan ketenangan, tundukanlah kepalamu ke dada Tuhan dan biarkan detak jantung-Nya menjadi milikmu. Istrahatlah. Kamu akan segera mengalami kesembuhan."

"Dan jangan lupa, mukjizat sering terjadi ketika kita nggak menyadarinya.

Suatu hari kamu akan memperhatikan lebih banyak kemiripan dengan Kristus dalam semua hal yang kamu pikirkan dan lakukan. Ketahuilah bahwa hati kamu baru saja ditransplantasikan secara illahi."

Saya berpikir keras ketika saya keluar dari klinik itu, saya diberikan sebuah resep melalui tulisan tanganNya. Dia menulis kata-kata seperti ini:

"..dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan (Roma 4:21)."

Setelah itu, saya sudah tidak perlu kunjungan ke sana lagi. Saya mulai merasa lebih baik.

"Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17:22)."

Tabib Agung sangat akurat dalam diagnosis-Nya.

Ketika saya terus berjalan di trotoar, saya tersenyum sendiri jika saya ingat bahwa di dalam Dia, saya memperoleh hidup. Kebenaran Firman Tuhan selalu ada untuk saya, bahkan setelah bertahun-tahun saya sudah membuktikan bahwa Dia setia terhadap janji-Nya kepada saya. Itu adalah momen yang sangat menggembirakan ketika saya menyadari bahwa tak ada lagi kekhawatiran, dan hati saya akan baik-baik saya.

 

Hak Cipta © Missey Butler, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami