Tak Peduli Sesakit Apa, Ampuni Saja! Karena Pengampunan Itu Jalan Satu Arah
Kalangan Sendiri

Tak Peduli Sesakit Apa, Ampuni Saja! Karena Pengampunan Itu Jalan Satu Arah

Lori Official Writer
      5409

Lukas 23: 34

"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 2; Matius 2; 1 Raja-Raja 19-20

Apakah kamu pernah dirugikan oleh seseorang? Maksudku disakiti dengan begitu dalamnya? Semua kita pernah mengalaminya, mungkin satu atau dua kali. Rasa sakitnya pasti lebih buruk kalau yang melakukannya adalah seseorang yang dekat dengan kita, misalnya keluarga, teman atau orang-orang seiman kita.

Reaksi alami saat mengalami hal ini pastinya adalah akan balas dendam, marah, kepahitan atau mungkin kecewa. Kita sering melindungi diri dengan menjauhi pelaku. Tapi tahukah kamu kalau cara ini malah bisa membuat kita terisolasi dari semua orang dan terasing di tengah kesepian.

Menunggu orang yang menyakiti kita minta maaf lebih dulu biasanya tak akan pernah terjadi. Dia mungkin saja tak sadar dengan kesalahannya, mungkin lewat kata-kata atau tindakannya. Yang paling menyakitkan mungkin saja dia tak peduli. Penderitaanmu sama sekali gak digubris olehnya. Kamu sendirilah yang menanggung sakitnya.

Yesus sudah memberikan kita cara yang tepat supaya gak jadi korban sakit hati atau kekecewaan. Dia meminta kita untuk memilih mengampuni. Dia sendiri melakukan hal ini dan memberi kita teladan yang baik soal pengampunan. Di atas kayu salib, Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Kadang kala, kita memang harus mengampuni. Saat aku masih jadi seorang pendeta muda yang hidup dalam iman, suatu kali kacamataku dicuri seseorang dari dashboard kendaraanku. Aku yakin pelakunya adalah beberapa anak remaja di sekitar situ. Kehilangan ini membuatku sakit hati. Aku bertanya pada diri sendiri, “Kenapa mereka mencuri kacamataku? Kacamata itu tak akan bisa dipakai siapapun kecuali aku dan aku memerlukannya untuk mengemudi.”

Semakin aku memikirkannya, aku semakin marah. Aku bahkan gak akan bisa menggantinya segera. Perasaan marah itu akhirnya menguasai segenap hatiku. Akhirnya, aku memutuskan untuk datang kepada Tuhan. Roh Kudus mulai memberitahuku kalau aku harus mengampuni anak remaja itu.

“Mengampuni mereka?” tegasku. “Mereka kan belum datang minta maaf padaku.”

Lalu di hari itu juga, aku belajar satu hal penting bahwa pengampunan itu adalah tindakan satu arah. Yesus mengampuni orang-orang yang menyalibkan Dia, bukan karena mereka meminta maaf lebih dulu kepada Dia. Yesus mungkin tak akan melakukannya kalau syaratnya orang-orang itu harus lebih dulu minta maaf. Tapi Yesus melakukan tindakan yang belum pernah dilakukan siapapun, Dia mengampuni lebih dulu dan melupakan perbuatan orang-orang yang menyalibNya.

Dari pengertian baru ini, aku pun terdorong untuk mengampuni anak-anka itu. Aku berdoa dari dalam hati supaya Bapa Surgawi mengampuni mereka. Aku juga mengambil langkah iman di dalam Roh Kudus. Aku berdoa, “Bapa, aku merelakan kacamata itu kepada anak-anak remaja itu. Kacamata itu sekarang adalah milik mereka. Mereka tak mencuri, jadi Bapa ampunilah mereka atas perbuatan mereka.”

Saat aku merelakan kacamata itu, pengampunan pun dilepaskan atas mereka, hal luar biasa terjadi. Rasa sakit hati, marah dan kepahitan, yang membuatku menderita, terlepas seketika. Aku dibebaskan dari rasa sakit yang menggerogotiku. Walaupun mereka gak pernah minta maaf dan gak pernah tahu kalau aku mengampuni mereka, di mata Tuhan tindakan itu sah. Mereka diampuni dan aku bebas! Aku melepaskan dendam yang di dalam diriku.

Jadi, kalau sekarang kamu sedang terikat dengan kepahitan atau kekecewaan yang merugikanmu, berhentilah dan berbeloklah ke jalan pengampunan. Hal ini akan menuntunmu menjauh dari segala rasa marah dan menuntunmu ke tempat yang damai.

Ingat, tak ada jalan lain untuk kembali karena pengampunan adalah jalan satu arah!

 

Hak cipta Gene Markland, diterjemahkan dari Cbn.com

Ikuti Kami