Hadapilah Tes Kebebasanmu, Pastikan Memperolehnya dari Yesus
Kalangan Sendiri

Hadapilah Tes Kebebasanmu, Pastikan Memperolehnya dari Yesus

Lori Official Writer
      3191

 “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”

Lukas 22: 42


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 10; Matius 10; 2 Tawarikh 22

Di berita utama hari-hari ini, kita belajar tentang tantangan yang sama terhadap kebebasan kita. Ancaman teroris, gejolak ekonomi, dan perjuangan politik yang ada di dalam otak kita. Tapi bukankah hal ini selalu terjadi dalam sejarah bangsa kita?

Sejak awal kelahiran Amerika, nenek moyang mereka melewati ujian kebebasan di tempat-tempat seperti Bunker Hill dan Valley Forge. Tapi ada saja tes uji coba yang harus mereka lalui supaya mencapai kebebasan itu. Soal Alamo, misalnya, pertempuran di New Orleans itu. Atau Gettyburg dan juga perang teror global terus dihadapi para pahlawan Amerika.

Ada tes yang harus dilalui oleh setiap generasi untuk mencapai kebebasannya. Dan tes ini selalu dihadapi setiap orang. Seorang perempuan, bernama Maria, selalu ingin menjadi warga negara Amerika Serikat. Sayangnya, dia tak juga bisa melewati tes yang baik. Setelah berdoa dengan orang-orang dari Cbn, Maria akhirnya lulus tes kebebasan dan menjadi warga negara AS.

Dulu ada seorang anak laki-laki bernama Tommy yang cemerlang di usia dini. Dilahirkan dan dibesarkan di daerah pedesaan, dia membaca semua buku ayahnya di usia 6 tahun dan selalu lapar akan ilmu pengetahuan yang tak pernah terpecahkan. Dia harus menghadapi ujian kehidupan berkali-kali. Tapi di usia 14 tahun, ayahnya meninggal dunia. Dia pun terpaksa mengambil alih peran sang ayah sebagai tulang punggung keluarga.

Terlepas dari kondisi hidupnya, dia masuk ke perguruan tinggi di usia 17 tahun. Dia menjaga ibu dan saudara-saudaranya. Di usia 24 tahun, Tommy lulus ujian pengacara dan menjadi pengacara secara hukum. Saat dia berusia 27 tahun dan bekerja di luar kota, rumahnya kebakaran. Dia kehilangan semua barang-barang berharganya, termasuk perpustakaan yang berisi buku-buku kegemarannya. Belakangan, dia membangun kembali perpustakaan itu, memiliki karir yang sukses dan lulus ujian kebebasan.

Harriet Powers, seorang wanita yang dibebaskan dari perbudakan setelah perang sipil, hidup dalam keterbatasan dan berjuang untuk lulus ujian kebebasan. Dia menghidupi 9 anaknya dengan bekerja sebagai penjahit selimut. Hanya sedikit perempuan kulit hitam yang bisa menulis di masa itu. Tapi Harriet menceritakan kisah-kisah Alkitab dengan angka-angka yang dijahit ke dalam panel-panel selimutnya. Saat melihat selimutnya, kita akan melihat gambaran dari kisah-kisah terkemuka di dalam Alkitab. Dia lulus ujian kebebasan dan memimpin keluarganya di dunia yang benar-benar merdeka.

Tapi ujian kebebasan terbesar terjadi di sebuah taman di Yerusalem. Tuhan Yesus melewati ujian kebebasan bagi seluruh umat manusia saat Dia menyerahkan diri kepada Bapa Surgawi.

“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Lukas 22: 42

Dia malah mengorbankan kebebasanNya demi kita, bahkan saat Dia mati di kayu salib. Karena itulah kita saat ini memperoleh kebebasan di dalam Kristus, yaitu kehidupan kekal yang tak bisa diberikan oleh manusia atau iblis sekalipun. Saat kita menerima Yesus sebagai juruslamat kita, kita pun akan mengalami kebebasan!

Tes kebebasan adalah tes perorangan, yang harus kita lalui setiap hari. Perjuangan kita, entah itu secara rohani, fisik atau finansial, tak akan pernah sia-sia. Sama seperti kita memetik hasil dari mereka yang sudah lulus ujian, kita memberikan penghargaan atas ujian kita kepada mereka yang datang setelah kita.

Rasul Paulus menulis, “Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.” (2 Tesalonika 3: 13)

Jadi, apakah kamu sudah melewati ujian kebebasanmu? Kalau sudah, pastikan kamumemperolehnya hanya dari Yesus saja. Setelah itu, jadilah orang yang melampaui batas seperti Harriet Powers, si penjahit selimut dengan mengukir kisah-kisah Alkitab di atas kain selimutnya. Atau seperti Maria, yang lulus ujian kebebasan dan menjadi warga negara Amerika Serikat di usia 96 tahun. Tommy juga adalah salah satunya, dimana di usia 33 tahun sudah lulus ujian kebebasan.

 

Hak cipta Gene Markland, diterjemahkan daro Cbn.com

Ikuti Kami