Matius 7:11
"Jadi jika kamu yang jahat
tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di
sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Bacaan Alkitab dalam setahun: Mazmur 3; Matius 3; 1 Raja-Raja 21-22
Buat saya, belanja menjadi salah
satu kegiatan yang menyenangkan. Terlebih saat melakukannya bersama ketiga
putra saya. Saya masih ingat kalau dulu, satu anak saya akan duduk di kursi bayi dalam keranjang, satu berjalan di sebelah saya, dan satu lainnya saya tempatkan dalam keranjang.
Sebelum berbelanja biasanya saya
sudah menyediakan sebuah daftar belanjaan yang harus dibeli. Mereka akan
mencoba untuk mencari belanjaan yang ada dalam daftar tersebut. Sebagai
imbalannya, dan tentu saja karena saya menyayangi mereka, saya akan membiarkan
mereka untuk memilih jajanan kesukannya. Ada yang memilih coklat, sereal, bahkan mainan.
Hari-hari tersebut sangat
menyenangkan buat saya, terutama ketika saya mendapati setiap anak-anak mau
membantu dan mengikuti setiap perintah yang saya berikan. Namun, lebih daripada itu, karena saya sangat mengasihi mereka semua.
Ingatan-ingatan tersebut membawa
perenungan tentang kehendak Bapa bahwa Ia selalu menginginkan segala yang
terbaik bagi anak-anak-Nya. Dia mengasihi kita, dan menginginkan kita untuk mengasihi-Nya, ia juga menginginkan ketaatan kita.
Dia merindukan setiap waktu yang
kita habiskan bersamaNya lewat doa, nyanyian dan menyembahan, serta ketaatan
kita mengikuti perintah-Nya.
Seperti besarnya keinginan kita untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak,
demikianlah kerinduan Bapa untuk menghabiskan waktu bersama kita sebagai anak-anak-Nya.
Memberi pada Tuhan berarti
menyerahkan diri kita untuk Tuhan. Berjalan bersama-Nya akan membuat kita semakin dewasa
dan bertumbuh. Tuhan akan meminta kita untuk berjalan kesana dan kemari dalam
menggenapi panggilan-Nya.
Saat kita tidak tahu jalan mana yang harus diambil, Tuhan mengetahui setiap jalan yang terbaik bagi kita.
Mungkin kita berpikir kalau
langkah tersebut terlalu
sepele untuk dipertimbangkan, atau justru terlalu besar untuk diambil. Akan tetapi, percayalah kalau
setiap dari jalan yang kita tempuh itu ada dalam daftar-Nya. Ketika kita memilih untuk tidak mengikuti keinginan-Nya, maka perjalanan yang kita tempuh pun akan menjadi semakin jauh dan lama.
Yesaya 55:8-9, "Sebab
rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah
firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."
Mencari keberadaan Tuhan harus
berada dalam prioritas teratas yang kita miliki. Kita harus bersandar pada penyertaan-Nya.
Mazmur 143:8,
"Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab
kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku."
Kuncinya adalah percaya. Tuhan
mengasihi kita dan menginginkan kita untuk bisa menerima anak-Nya yang Tunggal Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juru Selamat, dan menerima janji-Nya. Itulah awal mulanya. Kemudian setelahnya, kita harus menaati dan menaruh iman percaya kepada-Nya setiap waktu.
Dengan kepercayaan yang kita taruh pada Tuhan,
setiap rasa cemas yang kita miliki akan hilang. Sehingga kita bisa mengalami
damai sejahtera dan sukacita. Hadiah luar biasa telah Tuhan berikan bagi kita, yaitu: kasih, sukacita dan damai sejahtera.
Marilah kita berusaha untuk mendapatkan
hubungan yang jauh lebih intim bersama Kristus, juga bertumbuh dan menjadi
dewasa bersamaNya. Jangan biarkan ada hal lain yang merusak setiap perjalanan kita saat bersamaNya.
Terkadang perjalanan yang kita tempuh tidak
berjalan sesuai dengan rencana yang kita kehendaki, sehingga kita kehilangan
tujuan itu sendiri. Namun ingatlah kalau kita harus terus menaruh fokus kita
pada Bapa agar kembali ke jalan yang benar.
Hak Cipta © Sherrie Brouhard, digunakan dengan
izin.