Mengalami Tuhan Bisa Terjadi Kapan Dan Dimanapun, Termasuk Dalam Konser Ini..
Kalangan Sendiri

Mengalami Tuhan Bisa Terjadi Kapan Dan Dimanapun, Termasuk Dalam Konser Ini..

Inta Official Writer
      2661

“Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi.”

Mazmur 9:2

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 6; Wahyu 12; Nehemia 4-5

Pada sebuah konser publik, saya merasakan dan mengalami Tuhan. Bukan karena performa dalam konser tersebut yang disuguhkan, meski setiap penampilannya baik. Bukan pula karena runtutan acara yang kreatif dan inovatif dengan musik yang indah, dengan beberapa penyanyi solo, acara musikal dan lain sebagainya.

Setiap acara ini menarik, tetapi bukan ini yang membuat saya merasakan Tuhan. Sebuah selembaran dibagikan soal jalannya acara tersebut, sound system sudah diperiksa dengan baik, dan konser pun dimulai dengan tepat waktu.

Hal-hal kecil di atas seharusnya menjadi keajaiban kecil yang diperhatikan, tetapi ternyata tidak banyak yang menyadarinya. Di balik layar, para guru mendorong, memberi penghargaan pada siswa, dan mengatakan untuk menampilkan yang terbaik.

Sebagai seorang nenek, biasanya saya hanya akan menonton cucu kesayangan saya. Cucu saya tidak bernyanyi secara solo, tetapi ia menyanyi dengan sangat baik, setidaknya itu yang saya pikirkan.

Di pertengahan konser, yang serharusnya tentang bagaimana Tuhan harusnya disadari ini dimulai. Kami semua tidak sadar kalau Tuhan hadir dalam seorang anak berusia 14 atau 15 tahun, yang berdiri di atas panggung yang hendak bernyanyi.

Saya telah memperhatikan anak lelaki tersebut berada dalam sekumpulan grup paduan suara dimana hanya ia yang merupakan satu-satunya lelaki. Menjadi satu-satunya lelaki dalam satu grup tentu menjadikan anak ini pusat perhatian.

Saat berjalan dalam kelompok, kami semua bisa melihat kalau ia mengalami kesulitan berjalan dan membutuhkan bantuan seorang wanita untuk pergi ke tempatnya di atas panggung. Dilihat dari jauh pun kita bisa menebak kalau ia memiliki sedikit kesulitan, hanya saja kita tidak bisa memberi tahu dengan jelas apa kekurangan dari anak lelaki ini. 

Kemudian anak lelaki ini mulai mengambil suara, sebuah suara yang merdu. Tetapi bukan karena suaranya yang membuat hati setiap penonton tersentuh, melainkan lagu yang dinyanyikannya. Amazing Grace, lagu yang dinyanyikan oleh anak tersebut benar-benar menyentuh setiap penonton yang hadir.

Anak lelaki ini bernyanyi dengan segenap hati, sehingga membuat penonton bangkit dari tempat duduk. Kami semua merasakan kehadiran Tuhan hadir dalam anak lelaki yang berkebutuhan khusus ini. Kami semua mendengarkan dan ikut hanyut dalam lagu penyembahan dari anak lelaki ini.

Lagu yang dibawakan oleh anak lelaki ini membuat setiap kita untuk menyadari kehadiran Tuhan. Setiap orang yang hadir bisa merasakan kasih Tuhan dan setiap kita meresponinya. Setelah beberapa waktu, saya menyadari bahwa beberapa orang ikut tersentuh dengan air mata yang mengalir ke pipinya. Kami semua merasakan hadirat Tuhan yang luar biasa pada sebuah tempat yang tidak terduga.

Kemudian saya berharap agar hadiratnya semakin besar, tetapi saya salah. Semuanya terserah Tuhan tentang pada siapa Ia akan menunjukkan diriNya. Saya bersyukur bahwa Tuhan menunjukkan dirinya pada murid dan guru yang taat. Setiap kita mungkin tidak terpanggil untuk menyanyi, tetapi setiap talenta yang ada pada kita dibutuhkan untuk melayani orang lain, agar kita bisa menunjukkan kasih dan anugerah Tuhan pada mereka.

"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1 Petrus 4:10).

Semoga setiap kita bisa menyadari kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita dan senantiasa mengucap syukur atas setiap hal yang terjadi dalam kehidupan ini.

Apakah kamu rindu untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi seperti kisah di atas? Yuk hubungi konselor Sahabat24 sekarang juga di SMS/WA  atau telp di 1-500-224 dan 0811 9914 240 bisa juga email ke [email protected] atau lewat  Live Chat dengan KLIK DISINI.

Hak cipta © Kathy Schultz. Digunakan atas izin.

Ikuti Kami