Mazmur 8: 4
….apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia,
sehingga Engkau mengindahkannya?
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 21; Matius 21; 2 Tawarikh 25-26
Pertama kali aku membaca Mazmur 8. Aku menemukan Daud mengajukan satu pertanyaan kepada Tuhan:
“Apakah
manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” (Mazmur 8: 4)
Aku pikir itu adalah pertanyaan yang sempurna untuk diajukan kepada Tuhan.
Aku selalu berjuang mempertahankan harga diriku. Mudah untuk
melihat kekuranganku. Karena itulah aku kesulitan melihat alasan kenapa Tuhan mengasihiku.
Waktu aku memberikan hatiku kepada Yesus di usia 21 tahun,
aku hidup lebih dari yang diharapkan orang lain. Dan walaupun keselamatan itu
murni, aku masih merasa butuh Tuhan. Aku sama sekali tak bisa memahami kenapa
Tuhan menginginkanku. Aku bersyukur atas janjiNya, dimana Dia sudah menyediakan
rumah surgawi. Tapi aku tetap saja menganggap sisa hidupku akan dipenuhi dengan doa-doa menyedihkan dan hidupku akan terus terkikis sampai waktunya tiba.
Bayangkan betapa bahagianya aku saat aku mulai membuka hatiku
untuk firman-Nya, yang sudah membongkar segala perkara yang tak pernah aku
pahami. Seperti halnya pemulihan, sukacita baru, kedamaian sejati dan pemahaman tentang apa artinya dibenarkan di dalam Kristus.
Sedikit demi sedikit, mata hatiku dibukakan dan aku bisa
melihat melalui mata iman untuk pertama kali. Sekali lagi, waktu aku membaca pertanyaan Daud, aku berpikir, “Itu adalah pertanyaan yang sama yang aku ajukan kepada Tuhan.”
“…apakah
manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau
mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan
telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan
tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya...” (Mazmur 8: 4-6)
Daud menjawab pertanyaannya sendiri. Tentu saja dengan
bantuan Roh Kudus, dia menjawab pertanyaannya soal alasan Tuhan memperhatikan manusia
yang setiap hari gagal. Jawabannya adalah bahwa manusia diciptakan hanya sedikit lebih rendah dari Dia sendiri.
Elohim adalah nama Ibrani untuk sebutan Tuhan. Beberapa terjemahan
Alkitab menyebutnya ‘malaikat’. Meskipun kata aslinya adalah Elohim, yang
artinya satu-satunya Allah yang benar yaitu Allah Pencipta, Raja, Hakim dan Juru Slamat.
Tuhan (Elohim) memperhatikan kita karena kita diciptakan menurut
gambar-Nya, yang hanya sedikit lebih rendah dari diri-Nya sendiri. Hal ini pula yang jadi alasan kenapa Yesus datang untuk menebus kita dari dosa.
Kejadian 1: 25 menyampaikan bahwa manusia diciptakan menurut gambar
Allah dengan tujuan untuk menjadi penguasa atas dunia. Dan Mazmur 115: 16 mengatakan
bahwa bumi diberikan kepada anak-anak manusia. Dengan kata lain, rencana awal Allah
bagi umat manusia adalah untuk mengemban tanggung jawab kerajaan-Nya sebagai putra dan putri-Nya di bumi.
Tak heran kalau Tuhan sudah mencoba segala cara untuk
mengomunikasikan kasih-Nya kepada kita. Sementara si iblis mulai menyusun
rencana kebohongan dan manusia akhirnya menyukainya. Kita percaya ucapan si
iblis yang berkata bahwa kita tidak berharga. Sayangnya, Tuhan menegaskan bahwa
Dia sudah mengasihi kita lebih dulu dan kasihNya tak akan pernah berubah sampai
kita menerima-Nya.
Jika kamu masih mengajukan pertanyaan kenapa Tuhan mengingat dan memperhatikan kita. Jawabannya adalah karena kita diciptakan menurut gambar-Nya. KasihNya bertujuan untuk membangun hidup kita.
Hak cipta Daphne Delay, digunakan dengan ijin Cbn.com