Merpatiku
di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah
wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!
Ayat Bacaan
Setahun : Mazmur 4; Matius 4; 2 Tawarikh 20-21
Apakah kamu sedang menjauh
dari Tuhan? Saya yakin, Dia sangat merindukanmu.
Sejak putraku meninggal dan
pergi ke Surga, aku ingin sekali bicara dengannya. Jika saja aku bisa mendengar
suaranya, maka aku tahu akan merasa lebih baik. Tapi kadang-kadang, aku hampir
ingin muntah karena rasanya sakit sekali.
Ayub berkata, "Dapatkah makanan tawar dimakan tanpa
garam atau apakah putih telur ada rasanya? Aku tidak sudi menjamahnya, semuanya
itu makanan yang memualkan bagiku." (Ayub 6:6-7)
Aku menjelaskan kepada
seorang teman dengan cara ini. Misalnya, anak remaja kamu belum pulang hingga larut
malam. Kamu sudah menelepon mereka dan memanggil mereka berkali-kali tetapi
mereka nggak menjawab. Jika kamu bisa mendengar suaranya saja, maka kamu akan
merasa baik-baik saja dan tenang. Seberapa marahnya pun kamu pada anak kamu itu
karena nggak menjawab telepon, maka kamu akan tetap merasa damai dan tenang
ketika kamu tahu bahwa mereka ternyata aman dan sehat.
Dari waktu ke waktu, seorang
temanku yang sangat istimewa, yaitu Pamam Bob, akan menulis di dinding Facebook
putra kami.
Bagian tulisan ini, sangat
menonjol bagi saya, yaitu " Cinta orangtua adalah sesuatu yang luar
biasa. Aku yakin, itu adalah
representasi yang paling dekat dari kasih Tuhan bagi kita. Artikel - artikelmu
adalah ekspresi yang luar biasa tentang cintamu untuk Tuhan dan bagaimana kamu
mengaplikasikannya dalam hidupmu.
Tulisan ibumu ini lebih
tentang cintanya dan kebanggaannya kepadamu. Ingatannya tentangmu sangat indah
dan kebangaannya padamu tidak ada batasnya. Senang sekali dicintai seperti
itu."
Allah Bapa kita merasakan hal
yang sama juga kepada kita. CintaNya kepada kita sangat luar biasa sekali.
Bahkan dalam kepahitan, Ayub tahu hal ini. Lihat saja ayat di bawah ini.
"Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan
kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku." (Ayub 10:12)
Paulus juga mengingatkan
kita, orang percaya tentang kebesaran kasih Allah selama masa ketidaktaatan
sekalipun.
Efesus 2:3-5, "Sebenarnya dahulu kami
semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya
kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang
dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan
Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih
karunia kamu diselamatkan--"
Suatu ketika sebagai anak
kecil, aku sembunyi dari mama karena aku melakukan sesuatu yang salah pada
celanaku. Kami sedang berada di rumah kakek dan nenek , dimana mereka tinggal
dekat dengan danau.
Mama memanggilku berkali-kali
karena takutnya aku tenggelam. Akhirnya, ketika aku keluar dari tempat
persembunyianku dan menjawab panggilannya, dia merasa mengucap syukur karena
mendengar suaraku. Dia hanya memelukku begitu erat.
Sering sekali kita
bersembunyi di dalam ketakutan dari Tuhan karena kita melakukan sesuatu yang
salah. Dan sementara itu, Dia hanya ingin mendengar suara kita.
Dia adalah Bapa kita dan jika
saja kita mau memanggil namaNya, maka semuanya akan baik-baik saja. Dia akan
membantu kita membereskan semua kekacauan yang kita lakukan.
"Ya TUHAN, aku memanggil nama-Mu dari
dasar lobang yang dalam. Engkau mendengar suaraku! Janganlah Kaututupi
telinga-Mu terhadap kesahku dan teriak tolongku! Engkau dekat tatkala aku
memanggil-Mu, Engkau berfirman: Jangan takut!" (Ratapan 3:55-57)
Tadi malam, aku pergi makan
malam dengan beberapa teman dekatku. Putri kecil mereka yang berusia 5 tahun,
bertanya padaku, "Sue, apakah kamu merindukan Bryon?" Lalu aku jawab,
"Oh tentu, aku sangat merindukan Bryon."
Dan dia menjawab, "Masih
rindu?" Lalu aku pun membungkuk dan
berkata kepadanya, “Sayang, aku akan tetap merindukan Bryon selamanya."
Tidak peduli berapa lama kamu
jauh dari Bapa. Bapamu sangat merindukan kamu dan akan terus merindukan kamu
sampai Dia mendengar suaramu. Jika kamu belum bicara denganNya akhir-akhir ini,
maka aku yakin Dia akan senang sekali mendengar kabar darimu.
"Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!" (Kidung Agung 2:14)
Copyright © 2009 Sue Bohnert.
Used by permission.