Bapamu Merindukanmu. Setidaknya, Bicaralah Meski Sebentar!
Kalangan Sendiri

Bapamu Merindukanmu. Setidaknya, Bicaralah Meski Sebentar!

Naomii Simbolon Official Writer
      2915

 Kidung Agung 2:14

Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!

 

Ayat Bacaan Setahun : Mazmur 4; Matius 4; 2 Tawarikh 20-21

Apakah kamu sedang menjauh dari Tuhan? Saya yakin, Dia sangat merindukanmu.

Sejak putraku meninggal dan pergi ke Surga, aku ingin sekali bicara dengannya. Jika saja aku bisa mendengar suaranya, maka aku tahu akan merasa lebih baik. Tapi kadang-kadang, aku hampir ingin muntah karena rasanya sakit sekali.

Ayub berkata, "Dapatkah makanan tawar dimakan tanpa garam atau apakah putih telur ada rasanya? Aku tidak sudi menjamahnya, semuanya itu makanan yang memualkan bagiku." (Ayub 6:6-7)

Aku menjelaskan kepada seorang teman dengan cara ini. Misalnya, anak remaja kamu belum pulang hingga larut malam. Kamu sudah menelepon mereka dan memanggil mereka berkali-kali tetapi mereka nggak menjawab. Jika kamu bisa mendengar suaranya saja, maka kamu akan merasa baik-baik saja dan tenang. Seberapa marahnya pun kamu pada anak kamu itu karena nggak menjawab telepon, maka kamu akan tetap merasa damai dan tenang ketika kamu tahu bahwa mereka ternyata aman dan sehat.

Dari waktu ke waktu, seorang temanku yang sangat istimewa, yaitu Pamam Bob, akan menulis di dinding Facebook putra kami.

Bagian tulisan ini, sangat menonjol bagi saya, yaitu " Cinta orangtua adalah sesuatu yang luar biasa.  Aku yakin, itu adalah representasi yang paling dekat dari kasih Tuhan bagi kita. Artikel - artikelmu adalah ekspresi yang luar biasa tentang cintamu untuk Tuhan dan bagaimana kamu mengaplikasikannya dalam hidupmu.

Tulisan ibumu ini lebih tentang cintanya dan kebanggaannya kepadamu. Ingatannya tentangmu sangat indah dan kebangaannya padamu tidak ada batasnya. Senang sekali dicintai seperti itu."

Allah Bapa kita merasakan hal yang sama juga kepada kita. CintaNya kepada kita sangat luar biasa sekali. Bahkan dalam kepahitan, Ayub tahu hal ini. Lihat saja ayat di bawah ini.

"Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku." (Ayub 10:12)

Paulus juga mengingatkan kita, orang percaya tentang kebesaran kasih Allah selama masa ketidaktaatan sekalipun.

Efesus 2:3-5, "Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan--"

Suatu ketika sebagai anak kecil, aku sembunyi dari mama karena aku melakukan sesuatu yang salah pada celanaku. Kami sedang berada di rumah kakek dan nenek , dimana mereka tinggal dekat dengan danau.

Mama memanggilku berkali-kali karena takutnya aku tenggelam. Akhirnya, ketika aku keluar dari tempat persembunyianku dan menjawab panggilannya, dia merasa mengucap syukur karena mendengar suaraku. Dia hanya memelukku begitu erat.

Sering sekali kita bersembunyi di dalam ketakutan dari Tuhan karena kita melakukan sesuatu yang salah. Dan sementara itu, Dia hanya ingin mendengar suara kita.

Dia adalah Bapa kita dan jika saja kita mau memanggil namaNya, maka semuanya akan baik-baik saja. Dia akan membantu kita membereskan semua kekacauan yang kita lakukan.

"Ya TUHAN, aku memanggil nama-Mu dari dasar lobang yang dalam. Engkau mendengar suaraku! Janganlah Kaututupi telinga-Mu terhadap kesahku dan teriak tolongku! Engkau dekat tatkala aku memanggil-Mu, Engkau berfirman: Jangan takut!" (Ratapan 3:55-57)

Tadi malam, aku pergi makan malam dengan beberapa teman dekatku. Putri kecil mereka yang berusia 5 tahun, bertanya padaku, "Sue, apakah kamu merindukan Bryon?" Lalu aku jawab, "Oh tentu, aku sangat merindukan Bryon."

Dan dia menjawab, "Masih rindu?"  Lalu aku pun membungkuk dan berkata kepadanya, “Sayang, aku akan tetap merindukan Bryon selamanya."

Tidak peduli berapa lama kamu jauh dari Bapa. Bapamu sangat merindukan kamu dan akan terus merindukan kamu sampai Dia mendengar suaramu. Jika kamu belum bicara denganNya akhir-akhir ini, maka aku yakin Dia akan senang sekali mendengar kabar darimu.

"Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!" (Kidung Agung 2:14)


Copyright © 2009 Sue Bohnert. Used by permission.

Ikuti Kami