Mazmur 62:9
Percayalah kepada-Nya
setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah
tempat perlindungan kita. Sela
Bacaan Alkitab Setahun
Mazmur 7; Matius 7; 2 Raja-Raja 5-6
Saat itu Jumat malam, kami pergi keluar untuk makan malam dan nyaris tidak bisa bisa masuk ke garasi sebelum hujan turun.
Ketika listrik padam, saya sedang mengetik di komputer saya dan istri saya sedang membaca e-book di tabletnya. Rencananya adalah selesai itu kami akan menonton film sebentar, tetapi saat itu kami tanpa listrik, tidak ada lampu, tidak ada internet, dan tidak ada televisi.
"Apa yang kita lakukan sekarang?" Tanya istriku.
Saya meraih laci meja untuk mencari senter yang berfungsi juga sebagai power bank untuk handphone, menghubungkannya ke telepon saya, dan menyalakan hotspot seluler sehingga kami dapat mempertahankan koneksi internet. Lalu aku berjalan ke dapur di mana kami menyimpan dua lentera untuk berkemah yang dioperasikan dengan baterai, mengeluarkan satu lentera, dan meletakkannya di meja dapur, di mana cahayanya menerangi seluruh dapur, ruang makan, dan ruang tamu. Tidak banyak, tapi cukup.
Selama satu jam berikutnya, hujan turun dari langit seolah-olah Tuhan telah mengambil Samudra Atlantik dan mencampakkannya pada kami. Linda membawa lentera ke sofa untuk membaca; laptop saya baterainya masih penuh sehingga saya bisa menyelesaikan pekerjaan yang saya lakukan.
Meskipun bagian lain rumah itu gelap, dan suhunya bertambah hangat karena ACnya mati, kami tidak mengalami krisis ketika listrik padam. Pada akhir pekan sebelumnya, kami telah memeriksa baterai di lampu darurat dan mengisi powerbank untuk ponsel saya. Karena kami sudah siap, tidak ada keadaan darurat ketika badai menyebabkan pemadaman listrik. Kami tidak panik dan tidak ada krisis.
Hal yang sama berlaku jika sesuatu yang mengerikan terjadi dan kehidupan mencapai titik akhirnya. Jika kita mengambil waktu untuk mempersiapkan terlebih dahulu, bahkan kematian bukanlah krisis, dan kita tidak perlu panik.
Dalam Filipi 1:21 Rasul menulis, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.." Itu tidak terdengar seperti orang yang takut akan kegelapan atau kematian. Dia siap untuk apa pun yang mungkin terjadi.
Ayub adalah orang lain yang memiliki kepercayaan diri yang dalam ketika menghadapi badai kehidupan. Terlepas dari semua rasa sakit dan keburukan yang dia hadapi, dia masih menyatakan, "Tetapi aku tahu: Penebusku hidup. ." Ayub 19:25
Ketika lampu akhirnya kembali menyala, kami menonton film lama Alfred Hitchcock yang dibintangi James Stewart dan Doris Day. Itu adalah malam yang indah — meskipun badai mengamuk di luar.
Hak Cipta © 2017 Paul Linzey. Digunakan dengan izin.